168 | usil

386 159 3
                                    

PRANG!





"Apaan tuh?" seru Eunha berjingkat kaget karena baru saja mendengar suara barang pecah beling yang terjatuh. Ia yang tengah konsentrasi menghapalkan catatan kuliah untuk UAS besok, sontak beranjak dari meja belajarnya.

Dibuka pintu kamarnya yang tertutup dan terkunci dari dalam. Tak langsung keluar, Eunha justru menyembulkan kepala.

Bukan hanya Eunha, selang sedetik kemudian, semua penghuni kamar di lantai satu turut melakukan hal yang sama seperti dirinya.

"Lo denger juga?" tanya Sinb, penghuni kamar di depan Eunha. Eunha menganggukkan kepala.

"Dari dapur nggak, sih?" Bukan Eunha ataupun Sinb, yang barusan bertanya adalah Yuju, penghuni kamar di sebelah kamar Eunha.

Eunha dan Sinb menganggukkan kepala.

"Mau ngecek nggak?" tanya Eunha.

Yuju dan Sinb mengangguk.

Ketiganya kemudian berjalan keluar dari kamar masing-masing. Berjalan melewati kamar lain dan ruang tengah, lalu sampai di dapur yang merupakan fasilitas umum dari kosan khusus perempuan ini.

Ketiganya saling berpandangan.

Tak ditemukan apapun di sana. Tak juga pecahan beling yang seharusnya ada.


"Weh? Ngapain nih rame-rame?"



Eunha, Sinb dan Yuju menoleh kompak ke arah Yerin yang baru saja memasuki area dapur.

"Lo denger juga, Rin?" tanya Eunha pada Yerin yang berjalan ke arah kulkas. Lalu mengambil satu botol air mineral yang memang ia simpan di sana sebelum diminum. Supaya bisa diminum dalam keadaan dingin.

"Hah? Denger apaan?" tanya Yerin setelah meneguk sedikit air dari botol yang ia pegang. Ia menyenderkan tubuhnya di bagian westafel.

"Suara gelas atau piring pecah." Jelas Sinb.

"Enggak," jawab Yerin membuat ketiganya bingung.

Dibanding Eunha, Sinb dan Yuju, letak kamar Yerin adalah yang terdekat dari dapur. Seharusnya Yerin lah yang paling jelas mendengar suara tersebut.

Anehnya, Yerin malah sama sekali tak mendengar suara gaduh yang membuat tiga penghuni kosan tersebut kompak keluar kamar.

"Gue aja nggak denger jejak langkah kaki lo bertiga pas ke dapur." Timpal Yerin lagi. "Makanya gue kaget pas tahu-tahu lo pada ada di sini."

Kemampuan pendengaran Yerin cukup tajam. Biasanya, ia bisa mendengar jelas suara langkah kaki penghuni kos yang berjalan melewati kamarnya.

"Masa iya gue tadi halu?" ucap Eunha jadi meragukan dirinya sendiri.

"Ya kali halu bisa barengan gini, Na?" ucap Sinb yang tak terima dicap halu. Yuju mengangguk-anggukan kepala, tanda setuju dengan perkataan Sinb.

"Eh tapi...." ucap Yerin lagi. "Percaya apa enggak. Tiap tengah malem, kira-kira jam satu atau duaan lah, gue selalu denger suara orang bolak-balik di depan kamar gue."

"Ngajakin main kali?" timpal Yuju membuat ketiga temannya langsung menoleh ke arahnya.

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang