88 | jangan diintip

560 182 3
                                    

"Eh ngapain lo?" tanya Jonghyun pada Ren yang beranjak dari duduknya kemudian pergi ke tembok bagian belakang, lalu menempelkan telinganya di sana.
 
 

Seingat Jonghyun, guru olahraganya pernah mengingatkan mereka untuk jangan pernah masuk ke ruangan yang berada di sebelah kelas yang mereka tempati tersebut.
 
 

Jangan pernah mengintip dan jangan pernah masuk ke sana.
 
 

Dan ya saat ini adalah jam olahraga. Pengambilan nilai praktik atletik dimana Jonghyun dan Ren yang mendapat giliran pertama sudah selesai dan memutuskan kembali ke kelas.

Toh di luar juga langit sudah menunjukan tanda-tanda mendung seperti akan hujan.
 
 

"Kayak ada orang nangis."

"Hah?" Kening Jonghyun mengerut bingung.
 
 

Ruangan tersebut selalu kosong mulai dari jam tiga sore ke atas. Dan sekarang sudah pukul empat sore. Rasanya aneh kalau Ren berkata demikian.
 
 

"Serius. Coba lo sini!" ucap Ren sembari memberikan gesture pada Jonghyun untuk mendekat ke arahnya.
 
 

Jonghyun menurut. Ia mulai mendekat ke arah Ren, dimana saat ini ia berdiri tepat di hadapannya temannya itu.
 
 

"Coba lo dengerin."
 
 

Jonghyun kembali menurut. Ia mengikuti tingkah Ren yang kini menempelkan daun telinga ke tembok bagian belakang kelasnya.

Jelas.

Jelas terdengar.

Jelas terdengar suara tangisan yang dimaksud Ren.
 
 

"Denger kan?" tanya Ren ketika melihat raut wajah terkejut yang Jonghyun tampakkan.

Jonghyun mengangguk.

"Mau coba lihat nggak?" tawar Ren lagi.

"Tapi kan nggak boleh."

"Ya diem-diem. Emang lo nggak penasaran?"

"Penasaran. Tapi-"

"Kelas kita dari lapangan nggak kelihatan kok. Nggak bakal ketahuan kalau kita coba intip ruang sebelah," ucap Ren lagi. "Gua penasaran banget, sumpah."

"Ya udah ayo."

Keduanya kemudian berjalan ke luar kelas.
 
 

Ruangan di sebelahnya. Tepatnya ruang guru. Sebenarnya bukanlah ruangan yang terlarang. Pintunya juga biasanya selalu terbuka. Hanya saja guru olahraganya mengatakan batas siswa boleh memasuki ruangan tersebut hanya sampai jam tiga. Saat jam tiga tiba, pintu akan ditutup. Hanya guru yang boleh keluar masuk dari sana.

Oleh karena itu, biasanya banyak guru yang lebih memilih membawa barang-barangnya ke kelas tempat mereka mengajar bila sudah jam 3 lewat.

Entah karena ingin langsung pulang atau malas kembali ke ruang guru dulu.

Tak banyak siswa yang tahu jelas apa alasannya.
 
 

"Coba lo lihat!" Titah Ren pada Jonghyun.

"Bareng lah!"

"Ya udah. Ayo."
 
 
Keduanya mulai mendekat ke arah jendela yang bagian bawahnya dicat dan meninggalkan 1/4 bagian terlihat jelas.

Suara tersebut masih terdengar meski tak sejelas di kelas tadi.

Sepi.

Tak ada satupun guru di sana.

Mungkin ada yang sedang di kelas untuk mengajar. Mungkin juga ada yang sudah pulang.

Keduanya mengedarkan pandangan ke sekitar dalam ruangan tersebut. Mencari-cari sumber suara.

Tapi tak mereka temukan.

Keduanya justru terjungkal ke belakang ketika secara tiba-tiba muncul wajah seseorang tepat di balik jendela yang sedang mereka intip.

Wajah tak jelas rupanya yang memiliki penampilan sangat berantakan.

Tak mau memperjelas apa yang mereka lihat, Jonghyun dan Ren justru langsung berlari ke arah lapangan tempat kegiatan pengambilan nilai praktik olahraga berlangsung.

Mereka tak berani kembali ke kelas.

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang