183 | tante-tante

366 153 5
                                    

"Heh, ngapain adek malem-malem di luar. Ayo masuk!" ucap Seongyoon pada sang adik sepupu yang memang selalu berada di rumahnya tiap kali liburan sekolah tiba.
 
 

Seongyoon yang memang selalu pulang kerja ketika maghrib tiba langsung mengajak gadis kecil berusia 8 tahun itu yang sedang berada di teras, untuk masuk ke dalam rumah
 
 

"Ih bentar dulu lah, bang. Aku lagi lihat itu!" tolaknya sembari menggeser tubuhnya.

"Lihat apa to?"

"Itu loh, bang. Ada tante-tante dekat pohon pisang. Duduk-duduk manis di sana," ucapnya sambil menunjuk-nunjuk ke arah pohon pisang yang berada di seberang jalan rumah mereka. Tumbuh liar di area kebun kosong yang tidak terlalu diurus oleh sang pemilik.

"Jangan bercanda kamu, dek. Udah mau maghrib ini."

"Mana ada aku bercanda, bang? Emang abang nggak lihat dia apa?"
 
 

Seongyoon menoleh ke belakang. Seperti dugaannya, ia tak melihat apa dan siapapun di sana.
 
 

"Mau makan pisang apa gimana itu, bang? Boleh kita usir kah?"

"Usir?"

"Iya, usir, bang. Nanti kalau nggak diusir pisangnya dimakan sama tante itu semua lagi, bang. Nanti kita nggak kebagian?"
 
 

Seongyoon berdecak. Ia langsung menggendong sang adik sepupu dan membawanya ke dalam rumah. Tanpa menghiraukan jeritan si kecil yang minta dilepaskan, Seongyoon langsung menutup pintu rumahnya begitu mereka berhasil masuk ke dalam rumah.
 
 

"Mah? Mamah?" seru Seongyoon sembari berjalan ke arah ruang tengah dengan si kecil masih di dalam gendongannya.

"Kenapa, bang?" tanya sang ibu yang keluar dari arah dapur.

"Ini si adek abis ngelihat yang macem-macem."

"Hah? Lihat apa?"

"Entah. Tapi dia lihat yang nggak bisa abang lihat, Mah. Baiknya dimandikan saja ini adek. Takut nanti malam malah sawan," ucap Seongyoon sembari menurunkan gadis kecil itu dari gendongannya.
 
 

Sang ibu mengangguk, kemudian menghampiri si kecil dan mengajaknya berbicara.
 
 

"Adek lihat apa tadi?"

"Lihat tante. Dekat pohon pisang. Lagi duduk-duduk. Tapi abang nggak bisa lihat. Aneh."

"Betul, kan, mah, apa kata abang?"
 
 

Sang Ibu mengangguk. Kemudian menatap anak dari adik kandungnya tersebut.
 
 

"Adek mandi lagi ya, pake air hangat biar nggak nanti malam nggak kenapa-napa."

"Nggak mauuu, adek udah mandi tadi sore!"

"Nanti abang belikan jajanan yang adek mau kalau adek nurut."

"Yang benar, bang?"

"Iya. Abang janji. Tapi adek nurut. Mau ya mandi sekali lagi."

"Ya udah mau. Tapi pake air hangat ya?"

"Iya pake air hangat."

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

👻👻👻
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

"Apanya yang lucu, dek?" tanya Seongyoon kepada sang adik sepupu yang tiba-tiba tertawa ketika ia hendak menyalakan mesin motornya.

"Nggak ada, bang. Adek cuma ikutin ketawanya si tante aja."
 
 

Si kecil berhenti tertawa, lalu menunjuk ke arah pagar besi kediaman keluarga Choi Seongyoon yang hanya berjarak 4 meter dari tempat keduanya berdiri saat ini.

Bulu kuduk Seongyoon meremang. Perasaan merinding tiba-tiba ia rasakan di sekitaran area tengkuk belakang lehernya.

"Yang benar aja, dek...."

"Tantenya ketawa terus, bang. Ada yang lucu, kah?"
 
 

Seongyoon menelan salivanya. Tak jadi menyalakan mesin motornya. Ia langsung mencabut kunci roda dua tersebut. Lalu menggendong si kecil dan membawanya masuk kembali ke dalam rumah.
 
 

"Nggak jadilah kita jajan. Belum keluar rumah, adek sudah lihat yang aneh-aneh."

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang