90 | titipan

596 193 7
                                    

"Jadi, itu tetangga lo yang pernah lo ceritain dulu?" tanya Jimin pada Dongho ketika keduanya sampai di kediaman Dongho.

Dongho mematikan motornya, kemudian melepaskan helm dan menganggukkan kepala. Ia memberikan kode pada Jimin untuk langsung masuk ke rumahnya yang saat ini tengah kosong tersebut.

"Dia suka masukin makhluk astral ke badan anak buahnya buat dijadiin perantara gitu, Jim. Pernah dia wawancara penunggu rumah kosong samping kontrakan yang pernah dia tempatin pas rumahnya lagi direnovasi tuh. Nah pas lagi proses mediasi itu, si makhluk astralnya bilang kalau penunggu itu rumah kosong banyak. Dan di depan rumah kosong itu kan ada pohon pisangnya ya?! Kata dia itu jadi tempat nongkrongnya poci."

"Terus?"

"Ya udah gitu aja. Abis itu sama dia dibilangin buat jangan ganggu."

"Itu setan nurut?"

Dongho menganggukkan kepala. "Ya kata dia sih nurut. Cuma gua nggak terlalu ngeh sih itu makhluk astral ganggu apa enggak. Kan yang nempatin rumah di samping rumah kosong itu kan dia sendiri. Bukan gua."

"Ah tipu-tipu itu," ucap Jimin sembari merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tengah rumah Dongho. "Nggak bakal ada setan yang mau nurut begitu aja cuma karena disuruh 'jangan' doang."

"Ya kan dia ngilmu, Jim," ucap Dongho sembari berjalan ke arah dapur. Lalu membuka pintu kulkas untuk mengambil satu kaleng soda dan memberikannya pada Jimin.

"Ilmu hitam?"

"Mungkin," sahut Dongho. "Dulu dia juga pernah tuh pas rumahnya udah selesai renovasi, adain acara gitu. Di situ dia masukin macan ke badan anak buahnya. Dan orang yang dimasukin itu tingkahnya berubah kayak macan, Jim. Diem, terus geram, abis itu kayak garuk-garuk tanah."

"Ya itu mah bisa dibuat-buat. Apalagi dia pake anak buahnya." Jimin kembali menyanggah perkataan Dongho.

"Iya sih."

"Jadi, mana barang yang katanya dikasih ke nyokap lo?" tanya Jimin kemudian.

"Bentar," ucap Dongho dan langsung berjalan ke arah kamar orang tuanya untuk mengambil barang yang dimaksud.
 
 

Well, Jimin datang ke rumah Dongho memang atas permintaan Dongho yang ingin Jimin memeriksakan sebuah benda pusaka, katanya, pemberian dari tetangga Dongho yang konon memiliki ilmu tersebut.

Beberapa waktu lalu tetangga Dongho itu melakukan ritual untuk mengambil benda pusaka yang terkubur di dalam tanah. Lokasi tempat pelaksanaan ritual berada tak jauh dari rumah mereka. Tepatnya dekat pohon bambu kuning yang oleh sebagian orang dianggap tak biasa.

Dongho turut menyaksikan ritual tersebut. Bukan hanya Dongho, tapi tetangganya yang lain juga. Entah benar benda tersebut diambil dalam tanah melalui ritual atau memang sebelumnya sudah ditanam terlebih dulu dan diambil saat ritual berlangsung.

Dimana benda tersebut diberikan kepada ibunda Dongho. Katanya itu memang untuk beliau dan tetangga Dongho hanya sebagai perantara untuk mengambilkan saja.

Awalnya Dongho biasa saja. Tapi setelah mendengar salah satu siaran radio malam yang membahas soal khodam yang mungkin ada di benda-benda seperti itu, Dongho menjadi khawatir.

Takut ibu dan juga anggota keluarganya yang lain kenapa-napa.

Karena dulu, pernah ibunda Dongho juga dititipkan seekor burung perkutut. Yang konon katanya bisa berubah menjadi ular.
 
 
"Gimana, Jim?" tanya Dongho setelah memberikan benda tersebut kepada Jimin.

Jimin terdiam sesaat. Ia mengamati benda tersebut secara seksama. Lalu ia ambil ponsel dari dalam saku seragam yang kemudian digunakan untuk mengambil foto dari barang tersebut.

"Gua coba tanya tante gua dulu," ucap Jimin sebelum Dongho bertanya.

"Menurut lo sendiri gimana? Ini barang pusaka biasa atau ada aneh-anehnya?"

"Sepengamatan gua sih ini bukan barang pusaka. Cuma barang biasa, cuma kalau ada hal anehnya apa enggak. Gua nggak bisa mastiin. Makanya gua tanya tante gua du-"
 
 
 

Dddddrrrrrrtttttt
 
 
 

Tante: kamu dapet darimana?
Tante: buang Jim
Tante: isinya jahat itu

 
 
 
 
 
 
 
 
  

👻👻👻
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

salah satu cerita kiriman readers yang kebetulan aku juga relate karena keluarga aku pernah ngalamin

hmmm, saran aku nih gaes, kalian hati-hati nerima barang dari orang

apalagi kalau mereka bilang benda pusaka, narik dari ini lah itu lah

ya emang ada orang yang beneran narik dari dalem tanah, tapi banyak juga yang bohong, dimana supaya terkesan ada sesuatu yang bisa dipakai sebagai jimat atau pelindung, itu barang diisi sama hal buruk

dimana yang kayak gitu biasanya bakal minta dilayanin (dikasih makan, entah makanannya apa) yang kalau nggak dilakuin malah bisa nyelakain orang yang megang atau dititipin

Oh iya maaf ya kalau akhir-akhir ini jadwal aku update nggak tentu jamnya dan bahkan sering beberapa hari nggak update

selain karena kesibukan kerjaan, juga karena kemaren anggota keluargaku sempet ada yang positif cov19, terus juga aku abis vaksin, ini tangan rada-rada sakit kalau digerakin

makanya nulisnya semaunya aku hehehhe

okay, lastly makasih buat semua yang masih ikutin buku ini, dan jangan lupa jaga kesehatan kalian ya, yang belum vaksin buruan daftar, yang masih harus berkegiatan di luar jangan lupa masker dan laksanain prokes lainnyaaa, well see ya on next chapter ヾ(^-^)ノ

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang