38 | antar pulang

680 249 3
                                    

"Percuma ganteng kalau jodohnya bukan gue!" ucap Soojin diakhiri dengan tawa di ujung kalimat. Saat ini ia tengah dalam sambungan telepon dengan Ryujin, teman dekatnya.

Mereka tengah membicarakan Ham Wonjin, salah satu murid baru yang katanya baru saja datang kemarin. Soojin tidak tahu karena sempat absen di hari kedatangan teman barunya itu.

"Lah, kenyataan dong?? Deketin aja kali ya? Siapa tahu doi pinter, mayan lah bisa nebeng nilai selama setahun hahahaha," ucap Soojin lagi yang tentu saja hanya sekadar candaan.

"Eh bentar, bentar, Ryu," ucap Soojin sembari menjauhkan ponselnya. Lalu melirik ke arah anak kecil yang tengah menarik ujung hoodie yang ia kenakan.

"Kak, tolongin aku. Aku mau pulang tapi nggak tahu jalan," ucap seorang anak kecil berjenis kelamin perempuan berusia sekitar 5 tahunan.

Soojin merendahkan posisi tubuhnya agar sejajar dengan anak kecil tersebut. Ia letakan tangannya di atas kepala anak kecil itu. Diusapnya pelan sebelum akhirnya bertanya, "adek namanya siapa? Emang rumahnya dimana?" tanya Soojin.

"Euna. Aku nggak tahu, kak. Ini rumahku di sini," ucap Euna sembari menyerahkan sebuah kertas bertuliskan sebuah alamat.

"Oh, ini mah nggak terlalu jauh dari sini," ucap Soojin setelah membaca alamat yang tertera di lembaran kertas tersebut.

Soojin kemudian melirik ponselnya, berniat hendak melihat jam yang ditunjukkan. Namun ia sedikit terkejut ketika menyadari bahwa ia masih tersambung dengan Ryujin.

"Eh, Ryu. Udah dulu ya, gue ada keperluan bentar."

"Hah? Keperluan apa? Lo nggak sekolah?"

"Sekolah kok, ini mau nganterin anak kecil nyasar ke rumahnya. Alamatnya nggak jauh dari tempat gue jalan sekarang."

"Udah jam setengah tujuh loh, Jin."

"Iya tahu, sekarang kan hari Jumat, biasanya dikasih kelonggaran telat 15 menit."

"Hadeeeeh."

"Udah dulu, oke! Bye!" ucap Soojin dan langsung memutus sambungannya dengan Ryujin.

"Ayo, Euna! Kakak anterin ke rumah Euna!" ucap Soojin sembari membenarkan posisi tubuhnya menjadi berdiri kembali lalu menggandeng tangan Euna untuk diajak berjalan beriringan.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
"Bener ini rumahnya kan ya?" ucap Soojin sembari melihat kertas di tangannya. Ia mencoba mencocokan nomor yang tertulis di kertas dengan nomor yang ada di pagar rumah tersebut.

"Permisi!" ucap Soojin setengah berteriak.

Pintu pagar tertutup rapat. Pun dengan pintu rumah yang hanya berjarak 3 meter dari pagar.

"Permisi!" seru Soojin lagi karena seruannya yang pertama tak mendapat sahutan. Sepertinya kurang kencang, begitu pikir Soojin.

Namun hingga ke yang tiga kali Soojin berseru, tak jua ada tanda-tanda akan dibukanya pintu tersebut.

"Euna mamahnya ada di rumah kan?" tanya Soojin yang hanya diangguki Euna sebagai jawaban.

"Euna tunggu bentar ya!" ucap Soojin yang kemudian melepaskan gandengan tangannya dengan Euna. Soojin lalu mencoba menaiki satu pijakan kecil dekat pagar rumah Euna tersebut.

"Permisi!" serunya lagi dengan suara yang lebih kencang.

"Mau cari siapa mbak?"

"E-eh?"

Soojin langsung menuruni pijakan yang ia naiki begitu mendengar suara seseorang yang baru saja bertanya padanya.

"Anu, bu, saya mau cari mamanya Euna. Ini benar rumahnya kan ya, bu?"

"Iya benar. Tapi kalau jam segini biasanya ibu Kim udah berangkat kerja, mbak."

"Ibu Kim?"

"Mamanya Euna."

"Oh," sahut Soojin singkat sebagai jawaban. "Kalau gitu, boleh saya titipin Euna bu?" tanya Soojin membuat wanita paruh baya di hadapannya mengerutkan kening.

"Tadi saya ketemu Euna di jalan dan dia bilang nyasar terus pengen pulang. Cuma kalau di rumahnya nggak ada orang begini kan ngeri ya bu."

"Mbak saudara keluarganya Euna?"

"Eh, bukan. Tadi kebetulan pas saya mau berangkat sekolah, saya ketemu Euna di jalan. Terus dia-"

"Mbak," ucap wanita paruh baya tersebut sembari memegang lengan Soojin. Membuat perkataan Soojin terhenti. "Euna anaknya ibu Kim itu udah meninggal. Dibunuh sama pengasuhnya yang kabur dan belum ditemuin sampai sekarang. Dan kejadian itu udah terjadi dari dua tahun yang lalu."

Mendengar perkataan wanita di hadapannya membuat Soojin sontak langsung menoleh ke arah kanannya untuk melihat Euna yang sedari tadi berdiri di sana.

Dimana kini sudah tak ada lagi sosok anak kecil yang tadi meminta bantuan Soojin untuk diantarkan pulang.

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang