73 | dekat tanjakan

646 213 6
                                    

"Tahu nggak, yang?" panggil Wonyoung pada Haruto yang tengah memboncengnya untuk pergi ke alun-alun kota.

"Tahu apa?"

"Rumah yang kita lewatin pas turunan yang di bawahnya ada sungai itu."

"Oh yang tanjakan di seberangnya ada sawah tadi."

"Iyaa, pokoknya itu. Kalau mau ke rumah aku nanjak, nah kalau pas kita lewatin tadi tuh turun."

"Iya, iya. Tahu. Kenapa emang?"

"Daerah turunan tadi tuh angker tahu, yang. Yang punya rumah waktu itu kan mau solat malem ya katanya. Nah dia ambil air wudhu di luar. Pas mau wudhu tiba-tiba ngelihat poci. Dan nggak cuma yang punya rumah aja. Tetangga-tetangga di sini juga sering banget lihat poci keluar dari rumah itu."

"Beneran poci?" tanya Haruto yang mengerti defini sebenarnya dari poci yang dimaksud Wonyoung.

"Iya, kata yang udah lihat sih poci. Kenapa emang, yang?" tanya Wonyoung kemudian.

"Soalnya yang aku lihat bukan, yang. Emang putih terus tinggi gitu. Tapi bentuknya nggak kayak poci. Kalau poci kan ada ujung atasnya ya? Nah ini mah engga. Bahkan aku nggak tahu ujung atasnya itu sampe mana. Pokoknya putih tinggi aja."

"Ih??? Kamu ngelihat juga, yang?!!"
 
 

Haruto menganggukan kepalanya. Membuat Wonyoung makin mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang Haruto.

Ya. Wonyoung merasa takut.
 
 

"Iya, yang. Sempet ngikutin tadi, aku lihat dari spion. Cuma pas ngelewatin jembatan udah nggak ada lagi."

"Ih, ayang kok nggak bilang??? Di belakang aku dong berarti?"

"Iya. Tapi agak jauhan kok. Cuma kayak terbang melayang gitu."

"Udah ih udah nggak usah dijelasin!"

"Lah kan kamu duluan yang bahas?"

"Iya udah. Aku nggak mau denger lagi. Kita bahas yang lain aja."

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang