196 | benci tidur sendiri

323 140 1
                                    

"Kok kita dapet kamar masing-masing, sih?" keluh Kim Dayeon yang baru saja mengetahui fakta kalau kegiatan KKNnya dia harus menempati sebuah rumah besar; yang sudah disediakan kepala desa, di mana masing-masing dari mereka mendapatkan kamar masing-masing.
 
 

Tak seperti kebanyakan cerita pengalaman KKN lain yang mengatakan bahwa biasanya mereka tinggal di satu rumah di mana semuanya tidur dalam satu ruangan.

Bedanya hanya satu ruangan untuk laki-laki, dan satu ruangan untuk perempuan.
 
 

"Aneh deh lu malah ngeluh???" timpal Kim Taeyoung, yang merupakan teman setim KKN Dayeon. "Malah enak dapet kamar satu-satu. Jadi bebas dan lebih aman privasinya."

"Halah! Sok-sok-an privasi."
 
 

Bukan Dayeon, yang barusan menimpali perkataan Taeyoung adalah Ahn Yujin.
 
 

"Plis, Jin, kita sekamar ya? Ya? Ya?" ucap Dayeon pada Yujin. Sembari melingkarkan tangannya di lengan Yujin.
 
 

Yujin menghela napas panjang. Maunya sih begitu. Ia tak terlalu suka tidur sendiri. Jadi, sebenarnya dia lebih suka ada roommate di kamarnya. Namun, tadi kepala desa sudah mengingatkan kalau setiap kamar harus diisi. Dan kebetulan, jumlah kamar pas dengan jumlah peserta KKN yang tinggal di rumah satu ini.
 
 

"Nggak bisa, Yeon. Lo inget, 'kan, omongan kades tadi?"
 
 

Bibir Dayeon melengkung. Membentuk bulan sabit terbalik. Ia lalu beralih pada Yuna yang ada di belakangnya.
 
 

"Gue ngikut omongannya Yujin, Yeon. Gue nggak mau sampe KKN kita kenapa-napa karena nggak nurutin omongan kades. Biar gimanapun kita itu tamu di sini. Harus nurut aturan tuan rumah."

"Yaudah, sih. Cuma tidur sendiri doang. Kalau ngantuk juga paling lu merem. Percaya sama gua, rasa takut lu bakal kalah sama rasa ngantuk plus capek seharian kerja di lapangan." Ucap Taeyoung lagi, yang diangguki teman-temannya yang lain.
 
 

Dayeon menghela napas panjang.
 
 

Satu lawan banyak.

Jelas dia kalah suara.

Makanya, sekarang mau tak mau ia hanya bisa menurut. Well, mungkin sesekali dia akan melanggar perintag kades dengan diam-diam menyelinap masuk ke kamar teman perempuannya yang lain.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

👻👻👻
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Jam menunjukkan pukul sebelas malam ketika Dayeon baru saja selesai dengan kegiatan rutin malamnya. Membersihkan wajah, tangan dan kaki sebelum tidur. Ia tak akan bisa tidur sebelum melakukan itu semua.

Rumah yang ia dan teman-temannya tempati itu terdiri dari dua lantai. Rumah mewah dengan gaya khas ala-ala vila di puncak. Dominan dengan segala macam interior yang terbuat dari kayu. Termasuk lantai yang tengah Dayeon pijak. Menimbulkan suara derap langkah yang sangat kentara ketimbang ketika melangkah di atas lantai keramik.

Dayeon tidak takut pergi ke kamar mandi di jam-jam hampir tengah malam begini. Satu-satunya yang ia takuti hanyalah tidur sendiri. Selama ini ia selalu tidur dengan orang lain. Di rumah dengan sang adik sementara di kosan dengan teman satu kamar. Sialnya, kini ia harus memaksakan diri untuk tidur sendiri.
 
 
Semua pintu kamar teman-temannya sudah tertutup. Kamar di lantai bawah diisi oleh para laki-lakinya, sementara para wanita mengisi lantai dua. Dan seperti kebanyakan anak laki-laki lainnya, mereka sempat berisik tadi, bermain gitar sambil megobrol dan sesekali bermain kartu tanpa bertaruh. Hingga ketika jam menunjukkan pukul sepuluh dan satu persatu dari mereka masuk ke kamar untuk beristirahat setelah seharian bekerja.

Di mana Dayeon sendiri sibuk berkomunikasi dengan keluarganya sedari tadi dan baru selesai ketika jam menunjukkan pukul sebelas kurang. Makanya ia baru selesai melakukan rutinitas sebelum tidurnya tepat di jam sebelas.

 
 
CKLEK!
 
 
 

Dayeon memutar kunci yang tergantung di kenop pintu yang ia pegang. Selalu mengunci pintu kamar juga adalah salah satu kebiasaan Dayeon. Ia tidak akan merasa tenang kalau pintu kamar tidak dalam keadaan terkunci ketika ia tidur.
 
 
 

TAP!

TAP!

TAP!
 
 
 

"Loh? Ada yang keluar?" ucap Dayeon pada dirinya sendiri.
 
 

Ia mendengar langkah kaki yang beradu dengan lantai kayu di lantai 2 tepat setelah ia selesai mengunci pintu kamarnya.
 
 

"Mau ke kamar mandi kali ya...." sangkanya yang kemudian memilih acuh tak acuh, lalu berjalan ke arah tempat tidur.
 
 

Kamarnya tak terlalu luas. Hanya ada satu tempat tidur, satu lemari dan satu meja belajar. Makanya suara dari luar tetap bisa terdengar jelas.

Sialnya, suara tersebut terus terdengar oleh Dayeon. Bahkan setelah hampir 15 menit dari awal waktu Dayeon mendengarnya.

Suara langkah kaki itu terus terdengar di lantai dua. Seolah si pelaku terus mondar mandir di sepanjang koridor lantai dua.
 
 

"Siapa, sih?" tanya Dayeon yang merasa sedikit kesal. "Kuker banget malem-malem begini bukannya tidur!" sambungnya yang kemudian beranjak dari tempat tidur, lalu berjalan ke arah pintu dan langsung membukanya untuk melihat siapa yang sedari tadi terus membuat kegaduhan di waktu hampir tengah malam.
 
 
 
CKLEK!
 
 
 
 

"Oalahsu!"
 
 
 
 
BRAK!
 
 
 
 
CKLEK!
 
 
 
 
 
SYUUUUUT.
 
 
 
 
 

Tubuh Dayeon yang menyandar di daun pintu, merosot. Degup jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya.

Ia tidak melihat siapapun di luar sana. Suaranya pun langsung berhenti tatkala Dayeon menutup pintu.

Anehnya, ketika pintu kembali tertutup. Dayeon mendengar suara derap langkah itu lagi.

Ini.

Inilah yang membuat Dayeon benci tidur sendiri.

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang