126 | kosan aneh

422 166 3
                                    

"Nyet, lo dimana? Kok nggak balik-balik, sih? Udah maghrib ini!"

Kim Yugyeom, terus berbicara tatkala Bambam mengangkat panggilan darinya.

"Masih di kampus, jing. Ada rapat hima."

"Ya elah. Balik jam berapa?"

"Nggak tahu. Se-selesainya aja."

"Lama nggak kira-kira?"

"Tergantung. Rapat doang paling lama ya bisa 2 jam, belom sama ngobrol-ngobrolnya."

"Rapat apaan itu, anjing?! Lama banget????" seru Yugyeom tak terima.

"Lo kenapa dah? Gua yang rapat kenapa lo yang marah-marah?"

"Gua di kosan sendirian, anjing."

"Ya? Terus?????"

"Aneh."

"Aneh apaan, sih?"

"Nggak tahu. Pokoknya aneh. Ini kosan sepi, tapi kayak rame. Kayak ada orang lain di sini."

"Perasaan lo doang kali. Nggak usah takut-takut amat lah, Gi. Setel tivi aja udah di bawah. Biasanya ibu kos nonton tivi dah jam segini."

"Itu dia masalahnya, nyet," ucap Yugi lagi.

"Hah? Maksudnya? Ada masalah? Masalah apaan?"

"Tadi pas gua baru balik, gua lihat ibu kos di bawah kan. Di ruang tivi. Duduk di salah satu kursi. Nontonin tivi yang nggak nyala atau dalam keadaan mati. Gua panggilin nggak nyaut. Jangankan nyautin panggilan gua. Gua ucap salam aja nggak diwaro."

"Nggak denger kali?"

"Lo tahu sendiri suara gua kayak gimana, Bam? Lo aja sering bilang kalau gua balik dan ucap salam, suaranya bisa kedengeran sampe atas."

"Iya, sih."

"Terus gimana? Lo beneran balik malem?"

"Ya iya. Yang laen belom balik emang?"

"Kayak kaga tahu aja lo, mereka kan udah pada tingkat akhir. Tadi pagi gua denger mau garap skripsi di tempatnya Bang Jackson."

Nasib. Tinggal di kosan yang kebanyakan isinya mahasiswa semester akhir ya begini ini. Beruntung masih ada Bambam yang seangkatan dengan Yugyeom.

Kalau bukan karena Bambam, mungkin Yugyeom sudah pindah sejak hari pertama.

Kalau boleh jujur, sudah dari hari pertama Yugyeom merasa tidak nyaman dengan kosannya. Sudah 2 bulan dia pindah ke kosan baru ini, tapi tetap saja masih belum terbiasa.

Kalau bukan karena orang tuanya yang melarangnya untuk pindah-pindah, mungkin Yugyeom sudah nekat angkat kaki dari sana.

"Mau ke kampus aja lo? Temenin gua sampe kelar. Daripada ngedekem di kosan doang."

"Ya elah, baru juga nyampe kosan."

"Kalau mau nyusul, kalau kaga ya terserah lo."

"Elah, Bam."

"Gimana jadinya?"

"Iya gua nyusul, anjing. Diem deh lo."

"Dih bego malah ngamuk. Udah penakut, sok galak lagi lu!"

"Bodo amat."







Yugyeom langsung memutus sambungan tersebut. Ia menghela napas sebelum menghembuskannya secara kasar.

Diambilnya lagi kunci motor serta jaket jeans biru tua yang dia sampirkan di belakang pintu kamarnya.

Ya, Yugyeom lebih memilih untuk kembali ke kampus daripada berada di kosan sendirian.

Well, sebenarnya tak benar-benar sendirian karena di lantai bawah ada ibu pemilik kosan. Namun, bagi Yugyeom hal tersebut tak ada bedanya dengan ia sendirian. Sama-sama menakutkan dan terlalu menyeramkan untuk dirinya.

"Bulan depan gua harus bener-bener cabut dari sini. Peduli amat nyokap marah-marah. Mending minta maaf daripada minta izin," gumam Yugyeom sembari memutar kunci yang bertengger di lubang kunci pintu kamarnya.


CKLEK!


"ANJ-"

Yugyeom langsung menutup mulutnya. Menahan agar kata umpatan tak keluar dari mulutnya akibat keterkejutannya mendapati sang ibu kos tengah berdiri tepat di depan kamarnya.

Menatap Yugyeom dengan pandangan kosong namun sedikit mengintimidasi.

"Nak Yugyeom mau kemana?"

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang