112 | malam malam begini

450 182 15
                                    

⚠️ harsh words ⚠️
 
 
 
 
 
 
 
👻👻👻 
 
 
 
 
 


 
 

"Kata gua mending lu diem," omel Lee Keonhee pada kucing kesayangannya. Membuat si hewan peliharaan tersebut lantas melirik ke arahnya.

"No! No! No! No!" pekik Keonhee yang langsung bergeser dan menghindar dari arah pandangan kucingnya itu.

Memelihara kucing dalam waktu yang lama tentu membuat Keonhee turut tahu akan desas-desus atau mitos yang beredar perihal kucing yang katanya bisa melihat makhluk astral, dimana salah satu cirinya adalah memandang lurus ke arah tempat yang tidak ada apa-apanya.

Dan hal tersebut baru saja dilakukan oleh hewan peliharaan kesayangan Keonhee satu itu. Makanya tatkala Keonhee menegur dan si kucing melirik ke arahnya, Keonhee langsung memekik karena ketakutan.

Ya, Keonhee adalah seorang yang penakut. Terlebih terhadap hantu, setan, jin, dan teman-temannya.

Keonhee lebih memilih menghadapi preman yang jelas-jelas bisa ia lihat dengan mata kepalanya sendiri ketimbang harus menghadapi makhluk halus; yang menurutnya curang, karena tak bisa dilihat.

"Nggak nengok ke gua juga dong!" kata Keonhee lagi. "Awas aja kalau lo nengok lagi ke sini, nggak gua beliin whiskas, gua kasih ikan asin aja lu biar tahu rasa!"

Mungkin, mungkin ini adalah salah satu cara Keonhee untuk menghilangkan ketakutannya.

"Si Xion mana lagi??? Gua suruh ke sini nggak nyampe-nyampe???!"

Karena takut, Keonhee meminta Xion untuk menginap di apartemennya malam ini. Beruntung Xion mau. Dengan syarat traktiran makan selama seminggu penuh di kantin kantor lantai dasar yang terkenal menjual makanan lumayan mahal.

Sialan. Begitu batin Keonhee tatkala Xion mengajukan syaratnya supaya mau datang ke tempat Keonhee.
 
 
 
 
 

TOK TOK! TOK TOK!
 
 
 
 
 

Keonhee langsung melompat dari kasurnya. Langkahnya dengan cepat berpindah dari ruang tidur menuju ruang tamu. Mengintip sejenak melalui lubang kecil yang berada di pintu; untuk memastikan yang mengetuk pintunya benar-benar Xion.

Setelah melihat wajah yang sangat dikenalnya melalui lubang kecil tersebut, Keonhee bernapas lega.
 
 

"Buruan bukain elah!" seru Xion dari balik pintu.

 
 

CEKLEK!
 
 
 

"Lama dah bukain pintu doang???" ucap Xion yang langsung menyelonong masuk mendahului Keonhee. "Pake diintip segala. Dah tahu lo yang nyuruh gue ke sini."

"Ya, 'kan, mastiin, nyet. Siapa tahu lo maling. Atau orang iseng??"

"Dih?"
 
 
 
 

Meow...
 
 
 
 

Keonhee menoleh, ia kemudian berkacak pinggang melihat kucingnya yang keluar dari dalam kamar lalu bersuara secara tiba-tiba.

"Udah waras lu?" Keonhee bertanya pada sang peliharaan.

Yang tentu saja tidak akan dijawab mengingat bahasa mereka berbeda, membuat komunikasi seperti berjalan satu arah.
 
 
 

"Kenapa emang kucing lo, bang?"

Keonhee menoleh ke arah Xion. Lalu duduk di sofa yang berada di sebrang Xion.

"Biasa."

"Biasa?"

"Iya, biasa."

"Biasa apaan?"

"Ya biasa. Kan gua udah sering cerita sama-"
 
 
 
 
 

How you like that?
Bada-bing, bada-boom-boom-boom
How you like that? that-that-that-that?
 
 
 
 
  
 

K

eonhee berdecak, ponsel yang ia letakan di atas nakas samping tempat tidurnya berbunyi. Ia kemudian beranjak dari duduknya dan langsung berjalan menuju kamar.

Terlihat nama Leedo terpampang sebagai id pemanggil di layar ponselnya.
 
 
 

"Halo? Kenapa, Bang?"

"Rekap data meeting tadi udah lo beresin belom? Si bos butuh besok pagi. Kalau udah, mau gua cek sekarang. Kalau belom buru lo kerjain sekarang dan langsung kirim ke gua."

"Lah anjing jam berapa ini setan? Di luar jam kerja ini!"

"Bos mana peduli, nyet??? Mending buru lo beresin dan-"
 
 
 
 
 

TOK TOK! TOK TOK!
 
 
 

"Hadeh siapa lagi itu!"

"Denger nggak?"

"Iya, iya denger. Tapi-"
 
 
 
 
TOK TOK! TOK TOK!
 
 
 

"Buset dah!" rutuk Keonhee kesal. "Yon!! Bukain pintunya itu ada yang ngetok!" seru Keonhee dari dalam kamar.
 
 
 

"Woi?"

"Iya buset, Bang. Gua denger. Gua kerjain sekarang, kalau udah kelar bakal langsung gua kirim ke-"
 
 
 
 
 

TOK TOK! TOK TOK!
 
 
 
 
 

"Anjing si Xion gua suruh bukain pintu????"
 
 
 
 

TOK TOK! TOK TOK!
 
 
 
 

"IYA SABAR SABAR! GUA KELUAR!!!" kata Keonhee pada akhirnya. "Dah ya, Bang. Gua matiin. Ada tamu."

"Iye, jangan lupa langsung kerjain."

"Iyeeee tuaaaan!!!"

"Sialan lo!"

"Lo lebih sialan! Awas aja kalau gua nggak dapet uang lembur!"

"Dedikasi lah!"

"Tai lo."

"Wkwkwkwkw!"
 
 
 

TOK TOK! TOK TOK!
 
  
 

Keonhee langsung memutuskan sambungan tersebut. Ia melangkah keluar kamar, hendak membuka pintu sembari memarahi Xion yang bukannya membuka pintu dan malah membiarkan si pengetuk terus membuat kegaduhan di depan apartemennya.

 
 
 

"Ealajingan! Pantes dia kaga bukain, orangnya ke kamar mandi!" ujar Keonhee ketika mendapati ruang tengahnya kosong dan mendengar suara kran mengalir dari dalam kamar mandinya.
 
 
 
 

TOK TOK! TOK TOK!
 
 
 
 

"SABAAAAAAR BUSET!"
 
 
 
 
 

CEKLEK!
 
 
 

"Bisa nggak lo ngetok sekali a-NJING????"

 
 
 
"Lama amat sih bukanya??? Digigit nyamuk gua nunggu di luar kayak orang bego! Mana sepi banget lagi koridor apartemen lo- DIH??? Ngapain lo ngelihatin gua kayak gitu, Bang?"

"Yon lo kok di sini?"

"Lah gimana si??? Kan lu yang nyuruh gua ke sini?"

"Y-ya.... iya. Ta-tapi, tapi. T-tadi-"
 
 

Keonhee menelan salivanya, ia lalu menoleh ke belakang, tepatnya ke arah kamar mandi yang... pintunya terbuka?
 
 

"Lah tadi ketutup itu pintu????"

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang