160 | dengar

387 158 3
                                    

"Itu kenapa meja yang tengah kosong?" tanya Sohee pada Dahyun yang langsung menariknya menuju meja nomor empat.

Padahal Dahyun bilang sendiri karena matanya yang mengalami minus, ia tidak mau duduk terlalu belakang. Dan kini, ketika tersisa dua meja kosong di barisan dekat tembok, meja nomor satu dan empat. Dahyun malah menariknya untuk duduk di meja nomor empat.

"Ih meja itu harus dikosongin tahu!" ucap Dahyun sembari meletakkan tasnya di bangku. "Lagian nanti biasanya juga ada rolling kok."

"Hah? Kenapa?"

"Ya emang udah aturannya kan untuk selalu rolling tempat duduk?"

"Bukan, bukan kenapa yang itu. Maksudnya kenapa meja yang depan harus kosong?" tanya Sohee.

"Oh, karena nggak ada yang mau nempatin."

"Nggak ada gimana? Gue mau kok-"

"Sssst!" desis Dahyun sembari menahan lengan Sohee yang hendak berdiri. "Di situ berisik."

"Berisik gimana?" tanya Sohee bingung. "Di situ kan depan meja guru. Jadi nggak mungkin berisik. Justru di belakang begini yang bakal berisik."

"Hadeh, Sohee. Dengerin gue!" ucap Dahyun sembari meletakkan kedua tangannya di bahu Sohee. Lalu membalikkan tubuh temannya itu agar menghadap ke arah dirinya. "Gue nggak tahu ada apaan di situ. Yang jelas di situ berisik. Alumni juga udah banyak yang ngasih tahu dan ngewanti-wanti buat nggak nempatin itu tempat duduk kalau lo emang mau belajar dengan tenang."

"Hah? Berisik gimana maksudnya? Ini arahnya kemana sih? Kok gue bingung?"

Dahyun berdecak. Ia kemudian menghela napas panjang. Seolah lelah memberikan kuliah gratis pada Sohee yang keras kepala dan banyak tahunya ini.

"Siapapun yang nempatin meja itu bakal ngedenger suara orang nangis. Cewek. Entah murid yang dulu kenapa-napa dan meninggal di sini atau emang penunggu lama sekolah ini."

"Ah, masa?"

Sohee menyingkirkan tangan Dahyun yang ada di bahunya. Lalu beranjak berdiri dan mengambil tasnya.

"Gue nggak percaya dan tetep mau duduk di depan. Terserah lo kalau mau duduk di sini," ucapnya dan langsung pindah ke tempat yang dimaksud.

"Hadeh. Terserah lo deh," ucap Dahyun sembari menggelengkan-gelengkan kepala.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Ddddddddrrrrrttttt...
 
 
 
 
 

Dahyun terkesiap, ia langsung mengangkat ponselnya yang berada di dalam tempat pensil ketika benda tersebut bergetar.

Meski sudah dalam mode hening, getaran yang terdengar beradu dengan benda padat di atasnya membuat siapapun pasti mendengarnya. Terlebih ketika suasana di kelas benar-benar tenang dan tak ada suara sama sekali selain suara tarikan dan hembusan napas serta pena yang beradu dengan kertas karena sibuk digunakan untuk mencatat.

Dahyun kemudian menurunkan tangannya. Memasukan ke dalam laci, baru membuka pesan yang notifikasinya baru saja masuk tersebut.
 
 
 
 
 

 

Soheeeee

| Dahyun
| Lo denger nggak?
 

Denger apaan? |
 


| Suara orang nangis
 

Hah? |
Enggak |
Kenapa emang? |


| Gue denger

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang