197 | berbagi tempat tinggal

330 137 3
                                    

"Di rumah itu ada?" tanya Yeseo pada Hikaru, teman sekelasnya yang mengaku bisa melihat makhluk astral.

Katanya, kemampuan itu ia dapatkan dari kakeknya yang juga mempunyai kemampuan yang sama.

Semacam kemampuan yang diturunkan secara turun temurun mau atau tidak mau.

Pernah orang tua Hikaru membawa Hikaru ke orang ahli yang diyakini bisa menutup mata ketiganya.

Hasilnya?

Nihil.

Hikaru tetap bisa melihat mereka semua.

Pun Hikaru sama sekali tidak punya niatan untuk menutupi itu dari orang-orang. Tapi, tidak pula ia sengaja memamerkan kemampuannya.

Hikaru diam saja dan baru menjawab bila ada yang bertanya perihal kemampuannya tersebut.

"Ada," jawab Hikaru.

Ah, sekarang ini keduanya tengah dalam perjalanan menuju rumah Yeseo.

Yeseo mengajak Hikaru untuk bermain di rumahnya sepulang sekolah.


"Kok bisa? 'Kan di rumah itu lagi diadain pengajian?!" ucap Yeseo lagi. "Mereka nggak kepanasan? Terus, berarti bacaan-bacaan ayat gitu nggak ngaruh?"

"Ya nggak gitu juga, Yeseo." Decak Hikaru.

Tak habis pikir kenapa temannya bisa berpikiran seperti itu.

"Bumi, 'kan, tempat tinggal semua makhluk ciptaan Tuhan, termasuk makhluk gaib. Mereka juga nempatin setiap tempat yang ada di bumi, termasuk rumah atau gedung-gedung lain. Mereka punya hak juga. Apalagi mereka nggak ada bates umur kayak manusia, 'kan? Jadi jumlahnya pasti banyak. Nah kalau untuk kasus rumah atau tempat yang dibacain ayat-ayat kitab suci, mereka tetep bisa kepanasan. Apalagi kalau ada acara pengajian kayak di rumah tadi.

CUMAAA nih ya. Biasanya pas lagi pengajian gitu mereka keluar rumah. Nunggu di depan pintu masuk atau pintu gerbang. Begitu acaranya udah kelar ya mereka masuk lagi.

Lagian yang kayak mereka tuh mana mau diusir begitu aja. Kalaupun mau pergi, biasanya karena udah dijanjiin atau dipindahin ke tempat baru.

Kalau enggak ya netep. Apalagi kalau ternyata udah duluan mereka yang rumah itu dibanding manusia yang nempatin.

Logika aja deh, misal rumah lo kedatengan penghuni baru, nah lo sebagai penghuni lama mau nggak diusir begitu aja?"


Yeseo menggeleng.


"Nah sama mereka juga."


"Tapi kok bisa ada rumah yang angker sama yang enggak, Ru? Maksudnya, berarti di setiap rumah pasti ada, 'kan? Kok ada yang rumahnya tentram-tentram aja?"

"Ya... sama kayak halnya manusia. Tergantung yang nempatin. Misal yang nempatin rumah itu bayi atau anak kecil, nggak mungkin rumah itu sepi. Pasti rame. Beda lagi kalau yang nempatin orang dewasa yang udah pada bisa mikir dan butuh ketenangan. Frekuensi mereka juga ngaruh. Bandingin rumah yang penghuninya dikit sama yang enggak. Lebih rame mana?"

"Yang penghuninya banyak."

"Nah itu tahu."

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang