144 | tentang Jiho

439 171 2
                                    

"Hhhhhh."

Seunghee menghela napas panjang. Ia meletakkan ponselnya di sembarangan tempat dengan cara melemparnya. Kepalanya dan hatinya terasa panas akibat satu cerita alternative universe yang ia baca di salah satu platform media sosial. Bacaan angst slash hurt-comfort yang menjadi genre favoritenya tak jarang membuatnya jengkel setengah mati, terlebih bila si pemeran utama selalu tertindas dan tak melakukan balasan dendam.

Merasa harus beristirahat sejenak dari ponselnya, Seunghee memutuskan untuk mendekati teman-temannya yang asyik berkerumun dan terlihat seperti sedang membicarakan sesuatu.

"Kayaknya seru!" ucapnya sambil mengambil tempat di samping Jiho. "Lagi ceritain apaan?" tanya Seunghee kemudian.

Arin, Binnie dan Jiho menoleh ke arah Seunghee yang baru saja bergabung.

"Ngomongin Yooa," jawab Binnie mengambil alih.

"Oh, kenapa emang sama Yooa?"

Yooa adalah teman satu eskul Seunghee yang kebetulan berbeda kelas.

"Jiho lihat ada makhluk astral yang nancepin kukunya di kepala Yooa. Makanya Yooa ngerasa pusing." Kali ini Arin yang menjawab.

Seunghee membelalakan matanya. Lalu menoleh ke arah Jiho menuntut konfirmasi kebenaran perkataan dari Arin barusan.

"Yang bener, Ji?"

"Bener, kak. Gue udah coba usir pake doa tapi nggak gitu mempan. Dia malah ngeledek gue sambil julurin lidah."

Seunghee menelan salivanya. Ia mengusap kedua lengannya karena mendadak merasa merinding.

"Nggak cuma Yooa tahu, Hee. Kata Jiho, banyak anak-anak di sekolah kita yang digelendotin makhluk astral kayak gitu!" ucap Binnie.

"Serius, Ji?"

Jiho menganggukkan kepalanya.

"Lo tahu staff TU cowok yang pernah ketahuan ada affair sama guru BK?" tanya Jiho pada Seunghee.

Seunghee menganggukkan kepala cepat. Bukan sekadar gosip, hal tersebut adalah sebuah fakta. Pernah terjadi sebuah kegegeran di sekolah mereka akibat istri dari staff TU tersebut datang ke sekolah dan melabrak suami serta perempuan yang jadi selingkuhannya ketika jam istirahat kedua sedang berlangsung.

Kerusuhan tersebut membuat beberapa siswa dan siswi langsung berkerumun untuk melihat apa yang terjadi. Tak berlangsung terlalu lama, setelah bel masuk berbunyi, kerumunan bubar.

Akibat kejadian tersebut oknum-oknum yang terlibat dalam permasalahan perselingkuhan tersebut dipecat dengan dalih sebagai penyebab dari keributan di sekolah.

"Nah, beberapa hari sebelumnya gue ngelihat makhluk astral perempuan yang mukanya tuh jelek banget, hancur parah, kayak penuh luka koreng gitu. Terus dia gelendotan di punggung staff TU itu. Kayak yang minta digendong dari belakang. Kukunya nancep di dada bagian depan. Lidahnya sibuk jilatin muka si bapak itu."

"Demi apa, Ji??? Kok serem banget???"

"Dan lo tahu? Biasanya makhluk semacam itu makhluk yang nempel di badan orang yang ngelakuin sebuah dosa tertentu gitu. Dan ya, abis kejadian pelabrakan itu akhirnya gue tahu dosa apa yang dilakuin sama itu staff sampe makhluknya nempel begitu."

Seunghee menelan salivanya. Ia kemudian menarik kursi yang ditempatinya supaya lebih dekat dengan ketiga temannya.

"Lain lagi sama orang yang suka lalai sama ibadah," ucap Jiho lagi. "Biasanya makhluknya nempel di kaki, kayak nahan kaki gitu. Terus tangannya dijulurin ke atas, nancepin kukunya di bagian dada juga."

"Kok serem, Ji????"

Bukan Seunghee, kali ini Arin yang berkomentar. Arin baru pertama kali mendengar soal ini.

"Tahu nggak apa yang lebih serem lagi?" tanya Jiho.

Ketiga temannya menggeleng, termasuk Seunghee.

"Gue," kata Jiho membuat Seunghee langsung memundurkan kursinya dari Jiho, lalu mendekat ke arah Binnie. Membuat Jiho seketika tertawa kecil.

"Lo emang serem, sih. Apalagi kalau udah cerita-cerita begini." Timpal Binnie.

"Lo serem kenapa emang, Ji?" tanya Arin penasaran.

"Manusia itu harusnya nggak bisa lihat makhluk gaib atau makhluk astral."

"Tapi lo-" Perkataan Seunghee terpotong. Ia langsung menutup mulutnya ketika sadar akan kesalahan dari perkataannya.

"Ya makanya, gue bisa. Dan udah pasti ada yang nggak beres sama gue. Kemungkinan sih ada 2. Pertama, gue nggak sepenuhnya manusia. Kedua, ada makhluk astral yang nempelin gue makanya gue bisa punya kemampuan si makhluk ini."

"T-terus..." Seunghee kembali membuka suara. "Kemungkinan lo itu yang mana?" tanyanya kemudian.

Jiho hanya mengendikkan kedua bahunya.

"Jangan-jangan alesan lo nggak mau kalau orang lain tahu lo punya kelebihan tuh karena itu?" tanya Arin lagi.

Jiho menganggukkan kepalanya.

Dari semua teman sekolahnya, hanya Arin, Binnie dan Seunghee yang mengetahui soal kelebihan Jiho.

"Kalau yang paham, pasti langsung tahu kalau gue kenapa-napa. Terus mereka bakal macem-macem. Nyuruh gue ngelakuin segala macam ritual pengusiran lah apa lah. Malah bisa aja dibilang anak setan. Makanya gue lebih milih diem. Yang tahu kalian doang. Itu juga karena kalian sekamar sama gue."

"Tapi, Ji," ucap Binnie lagi, "gue pernah denger kalau anak kecil yang nggak punya dosa juga bisa lihat. Siapa tahu-"

"Gue nggak punya dosa?" potong Jiho. "Ya kali, Bin?"

Membuat Binnie, Arin dan Seunghee tertawa kecil.

"Yah apapun jenis lo. Seenggaknya lo nggak jahat sama kita deh."

"Mereka juga sebenernya nggak jahat tahu. Cuma usil sama iseng aja. Ya kadang suka bisikin manusia buat berbuat jahat juga, tapi segala keputusan kan balik lagi ke manusianya. Kalau emang mereka baik ya bisikan setan nggak bakal mereka ikutin, dan sebaliknya."

"Lah? Kalau yang suka nempel kayak yang tadi lo ceritain itu gimana? Yang sampe nancepin kuku begitu?"

"Hmmm, semakin besar keburukan dalam diri lo, semakin bakalan jadi magnet tersendiri buat mereka. Tapi ya ada juga yang nggak sengaja bikin mereka marah, terus lo digangguin. Contohnya kayak yang dialamin Yooa. Kayaknya sih dia nggak sengaja bikin si makhluk astral yang nempel ke dia itu marah." Jelas Jiho.

"Ya elah, Ji. Kita mana tahu kalau ada tindakan kita yang bikin mereka marah????"

"Ya makanya cari tahu. Manusia hidup di dunia kan nggak sendiri. Tapi berdampingan sama makhluk-makhluk astral itu. Ya meski nggak bisa dilihat."

"Hal paling simple apa yang bisa bikin mereka marah dan ganggu kita, Ji?"

"Hmmm, buang air panas di selokan air di kamar mandi atau wastafel contohnya."

"Hah? Kenapa?"

"Lubang-lubang air itu jadi salah satu tempat tinggal mereka. Dan air panas itu bisa ngelukain mereka bahkan ngebunuh. Terutama yang kecil-kecil. Makanya kalau misal lo jadi sakit kepala, punggung atau semacamnya abis buang air panas sembarangan ya... lo tahu lah kenapa."

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang