150 | tidak benar-benar kosong

435 163 0
                                    

Kim Byeong Geun, atau yang biasa dipanggil Hwi oleh orang-orang terdekatnya, mengerutkan kening ketika melihat sang kakek yang keluar dari kamar mandi, pergi ke kamarnya, lalu mengambil sarung dan keluar dari rumah.

Sembari terus mengamati pergerakan sang kakek, Hwi mengikutinya sampai ke depan rumah. Terlihat sang kakek yang berjalan ke arah tempat ibadah untuk melakukan ibadah maghrib.

Harusnya.

Harusnya itu adalah hal biasa untuk Hwi. Karena itu memang kegiatan yang biasa dilakukan oleh sang kakek setiap harinya ketika berada di rumah.

Namun, tidak kali ini.

Namun, tidak hari ini.

Karena sang kakek sedang ada di rumah sepupunya. Dan Hwi adalah orang yang mengantarkan sang kakek ke rumah sepupunya siang tadi.




















"Kata lo tadi siang rumah lo kosong, Wi?" tanya Tan pada Hwi yang baru datang ke tempat tongkrongan yang biasa mereka datangi.

"Lah emang iya, tadi siang kan gua nganter kakek ke rumah Sungwon."

"Tapi pas nganter titipan nyokap tadi, gua lihat ada orang di rumah lo."

"Nggak mungkin. Gua sama kakek kan pergi. Mau ada siapa di sana?"

Sebenarnya Hwi tidak hanya tinggal berdua dengan sang kakek di rumahnya. Ada ayah dan ibunya juga. Hanya saja keduanya bekerja dan baru akan pulang di atas jam 9 malam. Selalu begitu setiap harinya.

"Ortu lo kali ya?"

"Lebih nggak mungkin itu. Lo tahu sendiri mereka selalu pulang malem. Ini aja gua bisa keluar rumah karena mereka udah pada balik."

"Serius, Wi," ucap Tan lagi. "Lo nyuruh gua ambil kunci di bawah keset kan, nah gua ambil tuh. Pas masuk ke dalem mau naro titipan nyokap di dapur. Gua lihat sekilas dari kamar tengah yang kelihatan dari dapur lo, ada siluet orang yang kayak lagi nyibakin gorden gitu, Wi. Pintunya nggak ketutup rapet. Jadi masih kelihatan, mau negur juga gue nggak enak. Gue takut dikira songong karena main nyelonong masuk padahal ada orang di rumah lo. Mana pas gua abis dari dapur tiba-tiba pintunya ditutup rapet. Makin kaga enak gua."

"Yang bener lo, bang?"

"Ngapain gua bohong????" balas Tan yang jadi kesal sendiri karena terus dituduh berbohong dan tidak dipercaya oleh Hwi.

Lagipula, buat apa pula dia berbohong? Tidak ada untungnya, kan? Begitu pikir Tan.

"Ah sama satu lagi, pas gua mau balik, tiba-tiba ada suara gameboy nyala dari lantai 2. Berisik banget. Gua kira itu elo. Pas gua balik dan mau nyamperin. Tiba-tiba suaranya mati."

"Makanya tadi siang lo chat gua dengan nanya apa gua udah balik apa belom?"

"Yoi."

"Anjrit lah!" rutuk Hwi sambil memukul meja di depannya.

Tan berjengit dan mengerutkan kening.

"Kenapa lo?" tanya Tan membuat Hwi langsung menceritakan kejadian yang menimpanya maghrib tadi di mana ia melihat sosok sang kakek yang seharusnya tidak ada di rumah.

"Wetonnya kakek lo kali hari ini," ucap Keita yang sedari tadi menyimak.

Membuat Tan dan Hwi langsung menoleh ke arahnya.

"Maksudnya?"


"Gua pernah nonton film gitu, nah pas di hari wetonnya, kembaran dia banyak yang muncul, ngelakuin hal-hal yang biasa dilakuin sama si raga. Makanya kadang ketika si raga ada di tempat lain, orang lain yang lagi nggak sama si raga itu bisa ngelihat si raga bareng mereka atau semacamnya. Itu ya bukan si raga asli, melainkan kembarannya."

"Si kembaran ini setahu gua ada yang baik, ada juga yang jahat. Tergantung seberapa dominan si raga condongnya. Condong ke baik apa ke jahat. Kalau condong ke yang jahat ya kembarannya yang jahat bakal lebih kuat gitu energinya."

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang