130 | cerita tentang keluarga teman

454 168 1
                                    

"Abis darimana, Nyo?" tanya Rei pada Wonyoung yang baru saja memasuki kamarnya.

Wonyoung adalah sepupu Rei dari pihak ibu.

"Abis dari rumah tante Kkangji. Ngomongin soal Liz. Inget nggak lo cerita gue soal bokapnya Liz yang dikerjain sama adek kandungnya sendiri?"

Wonyoung langsung duduk di pinggiran kasur Rei. Rei memutar kursi meja belajarnya. Menjadi menghadap ke arah Wonyoung.

"Loh bukannya bokapnya udah baikan?"

Terakhir kali Wonyoung bercerita, Wonyoung mengatakan kalau Liz dan keluarganya sudah tahu siapa pengirim dari santet yang menimpa ayah Liz.

"Mana ada. Makin parah iya. Ini aja udah dua hari bokapnya masuk apa tuh ruangan yang butuh penanganan penting gitu loh. ICU kalau nggak salah."

"Bukannya kata lo kalau nggak di rumah, bokapnya Liz malah bisa tidur nyenyak?"

Wonyoung mengangguk.

"Jadi... bagus dong kalau dirawat di rumah sakit? Bisa tidur."

Menurut cerita yang pernah Wonyoung ceritakan pada Rei juga, pernah suatu hari ayah Liz merengek minta ke dokter gigi karena sakit yang tak tertahankan. Selama di perjalanan, ayah Liz yang biasanya sulit tidur, dengan mudahnya tidur di mobil. Dan ketika sudah selesai dari dokter gigi, badannya mendadak mengalami suhu tinggi, membuat keluarga Liz memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit.

Beliau dirawat inap selama satu hari. Di sana, beliau bisa istirahat dengan nyenyak, bahkan sempat tak ingin pulang ketika waktunya pulang. Beliau mengatakan bahwa ia senang berada di rumah sakit karena tidurnya tak terganggu dan tak ada gangguan-gangguan yang biasa menganggunya setiap hari.

Namun, Liz dan keluarga tetap membawa ayah mereka pulang. Selain karena sudah sembuh, rumah sakit juga masih penuh dan butuh kamar kosong untuk pasien yang terkena COVID-19.

"Ya nggak sampe masuk ICU juga."

"Terus tadi ke rumah tante Kkangji ngapain?" tanya Rei lagi.

"Ngomongin soal daun Bidara. Gue pernah denger kan kalau misal daun bidara bisa jadi penangkal hal-hal negatif yang mau masuk ke rumah. Nah, kemaren gue ke tempat Liz nganterin daun itu." Jelas Wonyoung. "Dan lo tahu nggak, Rei, apartement deket STTD yang biasa dilewatin kalau mau ke rumah gue?"

"Tahu."

"Rumahnya Liz deket situ, 'kan. Nah abis dari tempat Liz. Badan gue tuh yang belakang tiba-tiba panas banget. Terus rasanya kayak ditusuk-tusuk gitu. Gue reflek langsung keingetan kan soal Liz yang sekarang jadi kena juga semenjak dia tahu siapa pengirim santet itu. Gue langsung baca aja ayat kursi. Sekali masih panas, terus gue baca aja sampe akhirnya nyampe di rumah. Tahu-tahu rasa panasnya hilang. Dan pas gue tanyain ke tante Kkangji, katanya makhluk yang dikirim itu nggak suka karena gue berusaha bantuin keluarganya Liz. Tante Kkangji juga bilang kalau untuk sementara waktu gue jangan nyamperin atau deket-deket Liz dulu."

Rei terdiam mendengar penuturan panjang dari Wonyoung. Dirinya tak habis pikir dengan kelakuan adik kandung dari ayah Liz yang sampai hati berbuat demikian pada keluarga sendiri hanya karena iri melihat kesuksesan dari keluarga Liz sekarang.

"Itu tuh nggak bakal selesai sebelum bokapnya Liz meninggal ya, Nyo?"

"Ehm, katanya sih nggak gitu. Lebih ke sampe harta keluarga Liz abis. Kayak buat berobat segala macem."

"Ih anjir, kasian dong bokapnya Liz nanti nahan sakit terus?"

"Ya makanya. Kayak disiksa secara perlahan. Gue denger-denger sih kakaknya Liz nyaranin buat jual rumah mereka aja. Soalnya kan makhluknya tuh dikirim ke rumah mereka. Jadi ya yang jadi media buat bikin ayahnya Liz susah tuh rumah. Dan maunya mereka, abis rumah itu dijual, pindah deh Liz sama keluarganya ke tempat yang omnya nggak tahu. Biar nggak didatengin lagi."

Rei bergidik ngeri. Meski zaman sudah modern, kenyataannya masih banyak orang-orang yang menggunakan bantuan setan atau makhluk astral lainnya untuk berbuat jahat.

"Mana nggak cuma bokapnya aja. Tapi Liz sama kakaknya juga udah mulai kena, Rei. Di sekolah Liz sering banget jadi bengong, ngelamun, gampang capek, padahal nggak ngapa-ngapain."

"Itu semua karena Liz berusaha cari obat buat bokapnya? Apa gimana?"

"Iya, karena itu. Mereka semacam mau ngegagalin apapun usahanya Liz. Termasuk ketika ada orang yang mau coba bantu Liz."

Rei menarik napas dalam-dalam, kemudian dihembuskannya secara kasar.

"Makanya Rei, tiap rumah tuh minimal harus punya satu tanaman Daun Bidara. Supaya kalau ada hal-hal negatif atau hal jahat yang dikirim ke rumah kita, nggak berhasil masuk."

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang