48 - Kejadian Yang Sebenarnya

167 22 0
                                    

"Saya hanya punya dua putri dan dua-duanya masih sekolah, sudahlah, kita pulang saja." Sahut Iqbal mengajak Arthur.

"Ini hampir tengah malam, pak." Arthur berjalan beriringan bersama Iqbal.

Nay berkaca-kaca melihatnya. "Gak mesti di buang di depan aku juga kan kalo gak suka?"

Kentara yang paham perasaan Nay berusaha menguatkan gadis berambut cokelat kemerahan itu."udahlah, yang penting niat kamu 'kan baik, itu hak Papa kamu mau diterima atau enggak,"

"Tapi, kalo gak suka dia bisa kadonya ke orang lain aja, aku masih bisa terima. Jangan di buang begitu," kesal Nay menghampiri tong sampah membuat Kentara mengejar Nay.

"Gak! Sesuatu yang udah di buang kamu gak boleh ambil!" Kentara menggeleng menahan Nay.

"Itu ada foto ada masa kecil aku sama Papa, aku pikir Papa bakal kangen sama aku," Nay menangis di pelukan Kentara.

"Ssstttss," Kentara mengusap rambut Nay. "Kita pulang ya dan istirahat." Ajak Kentara menggandeng Nay.

🖤

Iqbal memandang arloji pemberian Nay yang berada di tangan kanannya itu.

Arthur melirik Iqbal yang duduk di sampingnya, ia memang memaksa untuk mengantar Iqbal pulang. "Kenapa bapak seperti itu pada Nay?"

"Dia terlalu keras kepala memilih pria itu." Sahut Iqbal menghela napas panjang.

Arthur tersenyum."Pak, Kentara itu orang yang plin-plan dia gak akan bisa serius sama Nay, dan Nay pasti akan bosan, saya yakin Nay akan kembali pada anda lalu meminta maaf,"

"Saya pasti akan memaafkan, hanya saja memberi dia sedikit pelajaran." Iqbal tersenyum.

"Kalau saya daftar jadi calon menantu bapak, boleh kan?" Arthur tersenyum jail.

"Kamu waktu itu sudah saya beri kesempatan," Iqbal geleng-geleng kepala.

"Disambar Kentara, Pak." Sahut Arthur tertawa pelan.

🖤

Kentara mengantar Nay sampai ke mobilnya dan memastikan gadis itu sudah duduk nyaman di bangku sebelah kemudi.

"Nay, handphone aku ketinggalan diatas, kamu tunggu disini ya, jangan kemana-mana. Kunci aja mobilnya sampai aku balik lagi." Kentara buru-buru.

Nay geleng-geleng kepala."dasar pikun!"

Kentara kembali ke atas tepatnya di depan ruangan Iqbal untuk mengambil kotak kado yang di buang Iqbal tadi.

"Kosong," Kentara tertawa pelan dan geleng-geleng kepala kemudian menyimpan kotak kado itu di ruangannya. "Nay, Papa kamu tetap sayang sama kamu." Kentara tersenyum.

🖤

Kentara selesai mandi sepulang dari kantor tadi melihat Nay duduk di depan cermin sambil memakai berbagai cream produk kecantikan.

"Nay, kamu tuh udah cantik ngapain pake cream banyak begitu." Keluh Kentara menggosok kepalanya dengan handuk.

"Ken, justru harus di rawat lah. Ada cream malam, serum, ---" Nay terputus saat menyemprotkan toner ke rambutnya.

"Masih lama ritual cream-cream kamu itu?" Tanya Kentara merasa bosan.

Nay tersenyum menghadap Kentara."udah, tadi itu terakhir."

"Hadiah aku mana, sayang?" Pinta Kentara mencubit gemas hidung Nay.

Nay segera menarik laci di meja riasnya itu."hampir lupa, hehe," memberikan sebuah kado pada Kentara.

My Ice Prince & Fire HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang