Hong Kong, pukul 02:30
Pria berambut pirang yang tampak kusam itu membuka matanya, mata yang dulunya dapat membuat wanita jatuh dalam pelukannya kini nampak sayu, cenderung cekung dan menghitam di lingkaran mata. Penyakit yang menggerogoti nya membuatnya ingin segera Tuhan cabut saja nyawanya, agar rasa sakit nya berakhir.
"Dia ada disini!" Kallandra duduk di sofa memperhatikan sahabatnya.
Pria berambut pirang itu kembali memejamkan mata."gue gak mau ketemu dia!"
"Dan membiarkan dia menderita selamanya tanpa mengetahui kebenarannya?" Kallandra mengepalkan kuat tangannya.
"Dia tahu gue meninggal lantas untuk apa gue muncul? Seolah hantu? Seolah berhalusinasi dengan alam bawah sadarnya yang jelas akan menyakiti dia lebih dalam!" Pria itu menggeleng pelan.
Kallandra kehilangan kesabarannya."drama yang Lo ciptakan terlalu menyakitkan, brengsek! Akui semuanya dan fokus dengan kesembuhan Lo!"
"Gue gak akan sembuh!" Pria itu menggeleng.
"Bisa, gue yakin!" Tegas Kallandra.
Pria itu memandang kaca jendela."dia gak akan bahagia, memang apa yang diharapkan dari gue yang sekarang pesakitan?"
Kallandra mengangkat kedua tangannya tanda dirinya menyerah."sekarang terserah Lo!" Kemudian berjalan menuju pintu keluar.
Pria bermata amber itu bergulat dengan batinnya sendiri, haruskah dirinya bertemu Nay setelah hampir satu tahun drama kebohongan yang dibuatnya agar gadis itu melupakannya dan berbahagia bersama pria lain, membayangkan hal itu saja dirinya tidak rela.
"Kali ini buat dia sebenar-benarnya melupakan gue!" Pinta pria itu berucap lirih.
Kallandra menghentikan langkahnya kemudian menoleh."gak bisa! Nama Lo terukir dalam di palung terdasar hatinya meskipun lo menyuruh pria lain untuk menggantikan posisi lo, nyatanya gak akan dan gak akan pernah bisa!" Kemudian menutup pintu meninggalkan sahabatnya dalam kebimbangan.
🖤
Macau, pukul 09:30
"Uncle Althul," teriak gadis kecil kegirangan melihat Arthur menghampirinya dan langsung menggendongnya.
"Hai little girl, udah siap perjalanan hari ini?" Tanya Arthur tersenyum.
Gadis kecil itu mengangguk pasti."siap uncle,"
Nay mengeluarkan beberapa koper miliknya beserta koper kedua bocah yang tak lain adalah milik Kezia dan Kenzi yang secara tidak langsung menjadi anak angkatnya.
"Gue harap lo dan Mario gak kerepotan bawain barang-barang gue, Kezia dan Kenzi. Tahu sendiri bawa anak kecil keperluannya mesti dibawa semua kalau gak bisa nangis tuh anak!" Sambil membenarkan rambutnya.
Arthur tersenyum menggoda."Lo jadi ibu yang baik selama beberapa bulan ini."
"Gue titip Kezia dan Kenzi sebentar, gue mau ke suatu tempat!" Pesan Nay kemudian pergi begitu saja.
"Kalau aja gue nikah pasti anak gue udah sebesar Kezia!" Arthur masih saja menggoda Nay.
Nay menoleh menatap tajam pria bermata elang itu dengan penuh kebencian, tatapan yang sangat menusuk bagi Arthur yang melihatnya seolah mereka adalah musuh bebuyutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince & Fire Heart
RomanceSeri ketiga dari My Ice Dosen -Jika kebohongan bagaikan kebenaran lalu apa yang harus aku percaya?- Started 25 January 2020 Finished 31 Jully 2021