Gadis berambut cokelat kemerahan itu mengompres matanya menggunakan es batu dan mentimun agar mata sembabnya yang tidak tidur semalaman tidak dilihat siapapun pagi ini.
"Tumben sekali kamu sudah rapi pagi ini?" Sapa Iqbal mengejutkan putrinya. Membuat gadis itu membuka kompres matanya.
"Papa ngagetin aja," Nay mengelus dada.
"Kamu mau kemana pagi-pagi begini sudah rapi?" Tanya Iqbal.
"Oh, aku mau pulang ke apartemen, Pa." Sahut Nay.
"Sepagi ini?" Iqbal melirik arloji berwarna gold yang menunjukkan pukul 07:30.
Nay mengangguk."ya, aku akan naik bus."
"Baiklah! Sampai di apartemen kamu harus istirahat, Papa yakin tidur kamu gak nyenyak semalam karena dua adik kamu itu ribut." Iqbal tersenyum.
"Aku pergi dulu ya, Pa. Sampaikan aja salam aku buat Mama." Pamit Nay memeluk singkat Papanya.
"Hati-hati sayang," pesan Iqbal.
Nay hanya tersenyum dan keluar dari rumahnya, berjalan santai menuju halte bus. Gadis itu duduk di tempat yang sudah di sediakan sambil memasang earphone di kedua telinganya mendengarkan MP3 milik gfriend yang berjudul sunrinse, girlband favoritnya selain blackpink, Twice, red Velvet dan masih banyak lagi.
Terlalu asik mendengarkan MP3 dan bernyanyi kecil membuat gadis itu tidak menyadari bahwa sebuah mobil jaguar berwarna hitam berhenti di depannya bahkan pengemudi mobil tersebut sudah keluar dari mobilnya dan melepas kedua earphone yang menyumpal telinga gadis itu sejak tadi membuat gadis itu mendongak melihat sosok pria dengan stelan jas formal di hadapannya saat ini."Kallan!" Menoleh kanan dan kiri kemudian kembali menatap pria itu."kamu kok bisa ada disini?"
Pria itu, Adhebran Kallandra Andrean hanya tersenyum saat gadis di hadapannya itu tengah kebingungan."jemput kamu," membuka pintu mobil sebelah kemudi.
Nay tersenyum beranjak dari duduknya dan berjalan santai memasuki mobil kebanggaan pria berambut hitam itu."thanks."
Kallandra menutup pintu setelah memastikan bahwa gadis itu telah duduk manis di mobilnya dan memutar ke bagian kemudi."kenapa matamu? Begadang semalaman demi Drakor." Tanya pria itu sambil memasang sabuk pengamannya.
Nay menggeleng."kenapa matamu jeli sekali langsung melihat kearah mataku? Apa aku benar-benar seperti zombie pagi ini?" Bercermin di kaca spion.
Kallandra tertawa pelan."tidak seperti zombie. Hanya saja aneh sembab seperti itu, jawab pertanyaan ku tadi!"
Nay cemberut."aku tidak tidur semalaman, entahlah! Padahal aku merasa sangat lelah." Menghadap pria itu yang sedang menyetir.
"Apa obat lelapmu tertinggal di apartemen saat kau menginap semalam di rumah Papamu?" Tanya pria itu fokus pada kemudinya.
"Aku selalu membawanya tapi, saat aku meminumnya kemarin seperti tidak ada reaksi apapun." Menghantukkan kepalanya ke kaca jendela.
Kallandra kembali menarik gadis itu agar bersandar dan tidak lagi menghantukkan kepalanya ke jendela kaca."minumlah sekali lagi! Kalau tidak bereaksi kita akan ke dokter."
"Kalau aku overdosis?" Tanya Nay cemberut.
"Tentu saja aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, paham? Sekarang minum obatnya setengah tablet saja dan usahakan pikiranmu lebih rileks." Memberikan sebotol air mineral pada gadis itu.
Nay mengikuti saran pria itu dan bersandar di kursinya."aku benar-benar ingin ke dokter sekarang untuk mengetahui apakah aku sudah kebal dengan obat lelap lalu bagaimana aku tidur nanti? Apa aku harus membeli bantal lelap yang di jual di internet itu?" Ocehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince & Fire Heart
RomanceSeri ketiga dari My Ice Dosen -Jika kebohongan bagaikan kebenaran lalu apa yang harus aku percaya?- Started 25 January 2020 Finished 31 Jully 2021