37 - Kembalinya Kenangan Kita

276 31 8
                                    

Mengelilingi kota Milan adalah hal paling menyenangkan menurut Nay karena benar apa yang dikatakan banyak orang bahwa Milan benar-benar indah untuk di kunjungi.

"Kallan, kita mau kemana sekarang?" Tanya Nay tersenyum bersemangat.

Kallandra mengusap kepala Nay dengan sayang. Ia sudah cukup berperan sebagai kakak yang terbaik bagi gadis itu sejak awal bertemu, itu sudah cukup baginya. "Sebenarnya tidak ada agenda mengelilingi Milan lagi, aku juga ada urusan sebentar."

Nay cemberut."yah, padahal 'kan masih banyak tempat-tempat lain yang aku belum tahu,"

"Next time, aku ada urusan sekarang." Kallandra mencoba memberi pengertian pada Nay.

Nay menghentakkan kakinya."aku hari ini pengen jalan-jalan tapi, Ken malah ngajak anak-anak doang, kalo kamu ada urusan juga , aku sendirian dong di apartemen!"

"Aku mau ketemu orang tua aku, mau ke makam Nayza dan Nadhine." Kallandra menghela napas panjang menatap Nay. Bukannya tidak ingin mengajak gadis itu hanya saja ia tidak punya keberanian.

Nay merasa bersalah."yaudah sih, aku pulang ke apartemen sendirian aja," akan meninggalkan pria itu.

Kallandra menahan tangan Nay."eits, tunggu."

"Apalagi?" Tanya Nay malas.

Kallandra tersenyum."kayaknya gak ada salahnya aku mengenalkan kamu sama orang tua aku, Mama aku suka sama anak gadis."

Nay bersorak riang."yes, ayoo. Let's go."

🖤

Di pinggiran kota Milan adalah rumah orang tua Kallandra yang tak lain adalah rumah masa kecil pria berambut hitam itu.

Nay dapat merasakan suasana damai dan tentram, nyaman dan sejuk di tempat sekarang ia berpijak.

"Ini tenang banget, oh my God, Milan benar-benar indah," Nay tak henti-hentinya kagum.

Kallandra tersenyum dan mengetuk pintu sebuah rumah bernuansa sederhana yang menjadi tempat tinggal orang tuanya itu.

"Kallan," panggil seorang wanita berusia kurang lebih enam puluh tahunan langsung memeluk putra kesayangannya itu.

"How are you, Mom?" Kallandra tersenyum.

"Kamu tega sekali meninggalkan si Tua renta ini sendirian," keluh wanita itu.

Nay baru tahu kalau ibunya Kallandra juga bisa berbahasa Indonesia padahal Nay mengira ia akan seperti orang bodoh karena paras cantik kebulean wanita paruh baya itu.

Kallandra hanya tertawa pelan lalu memanggil Nay agar mendekat kearahnya.

"Siapa gadis itu?" Tanya wanita itu memandang Nay yang mendekat kearah Kallandra.

Nay tersenyum singkat dan sedikit membungkukkan tubuhnya sebagai bentuk kesopanan.

"Mom, perkenalkan dia Nastiti Adha Iqbal, Mom bisa memanggil nya Nay, dia adalah calon istri Kentara." Kallandra tersenyum.

"Nice to meet you Ma'am." Nay tersenyum.

"Putri Michael Iqbal?" Tebak wanita itu tepat sasaran.

"Mom mengenali ayahnya Nay?" Tanya Kallandra kaget.

"Tentu saja, ayo silahkan masuk Ms. Iqbal." Mengajak Nay untuk masuk ke rumah sederhana nya.

Nay mengangguk senang.

Sementara Kallandra geleng-geleng kepala melihat sang ibu lebih antusias pada Nay daripada kepulangan dirinya.

My Ice Prince & Fire HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang