Kehidupan mewah di apartemen Macau peninggalan Kenzo nyaris dikatakan sempurna bagi mereka yang mendiami apartemen itu. Kebahagiaan dan tawa selalu ada setiap harinya selama kurang lebih dua bulan ini.
Apalagi kehadiran Nay diantara keempat pria tampan ini membuat segalanya begitu berwarna dan terasa lengkap karena ada satu gadis mengurus kebutuhan rumah tangga layaknya seorang istri.
Arthur dalam diamnya selalu memperhatikan gadis itu menyiapkan segala kebutuhan, mulai dari kebutuhan dapur sampai kebutuhan Kezia dan Kenzi membuatnya salut. Dalam hatinya berpikir 'seandainya merebut kekasih teman itu diperbolehkan?' tentu Arthur sudah merebut Nay dari Kentara sejak dulu dan segera saja ia peristri gadis itu.
"Sarapannya udah siap!" Suara gadis itu membuat mereka semua yang tadinya berbincang di ruang tengah kini menghampiri meja makan dengan semangat.
Sarapan yang cukup sederhana hanya bubur, soup ayam dan ayam goreng namun, semua begitu bersemangat memakan masakan gadis itu.
"Ken, ini kopinya." Nay tersenyum memberikan secangkir kopi pada pria yang dicintainya itu."ini kopi kalian bertiga, kalau kurang manis tambahin gula sendiri," meletakkan nampan berisi tiga cangkir kopi di depan ketiga pria itu.
"Makasih sayang," Kentara merangkul pinggang gadis itu erat membuat Arthur segera memalingkan wajahnya. Entah kenapa setiap kali melihat kemesraan keduanya membuat pria bermata hazel itu cemburu.
Nay tersenyum menatap pria bermata amber itu."obatnya jangan lupa diminum setelah satu jam kamu menghabiskan kopi kamu ini!"
"Ok, sayang!" Kentara hormat tentara.
Tatapan gadis itu beralih pada dua bocah kecil yang sangat tenang menikmati sarapannya."Zia sama Enzi udah disiapin barang apa aja yang mau di bawa ke sekolah?"
Keduanya menggeleng kompak."belum Ma,"
"Ini bekalnya jangan lupa masukkan ke dalam tas, botol airnya juga, ini Snack nya, mainan sama crayon dipisahkan jangan jadi satu," menyusun barang-barang kedua bocah itu ke dalam tas.
"Mereka sekolah jam sepuluh pagi nanti, Nay! Ini masih jam tujuh kali, santai aja!" Ucap Mario geleng-geleng kepala.
"Aku bentar lagi ke kantor, kalau bukan aku yang nyiapin emang siapa? Kalian?" Kesal Nay.
"Kan ada si Ken bapaknya tuh bocah!" Menunjuk sahabatnya.
"Kalian tuh emang gak bisa di harepin! Masa tas kosong dibawa!" Omel gadis itu.
"Ya, salah Zia dan Enzi lah mereka bilang udah di bawa semua!" Ucap Mario.
"Salah uncle Malio dong, kenapa gak di cek lagi? 'kan Zia suka lupa talohnya di tas mana tapi, uncle Malio bawa tas yang lain," sahut gadis kecil itu dengan polosnya namun membuat Mario geram sendiri jadinya.
"Mario, hari ini Zia sama Enzi pake tas warna biru jangan sampe lupa lagi!" Titah Nay kemudian masuk ke kamarnya untuk bersiap-siap.
🖤
Saat sudah keluar dari kamarnya Arthur dan Kallandra segera saja menyambar jas masing-masing.
"Gue pergi dulu, Ken!" Pamit Arthur kemudian keluar dari apartemen.
Nay berjinjit mengecup pipi pria bermata amber itu."bye, hunny."
"Hati-hati, sayang. Kallan, tolong jaga Nay!" Pesan pria itu masih merangkul pinggang ramping kekasihnya.
Pria berambut hitam itu mengangguk."pasti! Ayo, Nay?" Kemudian keluar dari apartemen di susul Nay yang melambaikan tangannya kemudian menutup pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince & Fire Heart
RomanceSeri ketiga dari My Ice Dosen -Jika kebohongan bagaikan kebenaran lalu apa yang harus aku percaya?- Started 25 January 2020 Finished 31 Jully 2021