24 - Bertemu Papa

631 38 41
                                    

Nay tersenyum sendiri membalas pesan singkat Arthur, walaupun dirinya tengah sendirian di apartemen namun, Nay tidak merasa takut lagi karena ada Arthur yang menemaninya walaupun hanya dari pesan singkat.

Gadis itu saja sebenarnya masih tidak percaya dirinya akan sedekat ini dengan seorang Arthur Maxiliam Standford yang terkenal dengan predikat si nomor satu dalam menakhlukan wanita, Nay harus tetap waspada dan sepenuhnya bersikap waras dan sadar untuk mengenal pria itu terlebih dahulu.

Si nomor satu : aku merindukanmu.

NayIqbal: bohong!

Si nomor satu : sungguh! Aku masih teringat kencan kita semalam.

NayIqbal: jangan berlebihan!

Si nomor satu : apa kita bisa makan siang bersama?

NayIqbal : entahlah! Aku malas keluar hari ini.

Si nomor satu : jangan menggodaku utk ke apartemenmu, babby.

"Siapa yang menggoda? Dasar otak mesum!" Nay tertawa pelan akan membalas pesan pria itu namun, suara bell apartemen membuat Nay melempar asal handphonenya dan membukakan pintu untuk tamunya itu.

"Kakak," dua remaja abg yang merupakan adiknya itu datang berkunjung membuat Nay bingung pasalnya dua adik perempuannya itu bersekolah di Indonesia dan saat ini bukanlah musim liburan.

"Kalian kenapa gak kasi tahu kakak mau kesini? Apa kalian liburan?" Tanya Nay beruntun dilanda kebingungan.

"Yaelah kak, Di Indo mah jarang libur. Tanggal merah aja masuk, kita berdua sengaja izin setelah mendengar kakakku yang cantik ini di culik Om Arkan." Shasa adik bungsunya mencubit gemas kedua pipi Nay.

"Apa Papa tahu kalian kesini?" Tanya Nay khawatir.

"Gak tahu, soalnya dadakan kak." Sahut Dhini adik pertamanya melenggang santai masuk ke apartemen dan duduk di sofa.

"Kak Dhini, kopernya jangan di tinggal!" Kesal Shasa.

Dhini menoleh."kakak capek, dek!" Kembali memainkan handphonenya.

"Mba, biasakan tanggung jawab!" Tegur Nay pada adik pertamanya itu.

Shasa menyeret kopernya sendiri."kebiasaan!"

"Ok, fine!" Dhini menyeret kopernya sendiri.

"Sekarang kakak tanya darimana kalian bisa beli tiket ke Macau? Papa gak mungkin kasi kalian berdua uang bulanan lebih." Tanya Nay.

"Gak beli tiket. Jet pribadi bang Mario membawa kami kesini." Sahut Shasa.

"What? Mario Elvaro Vabregaz?" Tanya Nay memastikan.

Dhini mengangguk."kayaknya itu om-om suka deh sama kakak, dia sering nelponin kita berdua untuk menanyakan apa aja kesukaan kakak. Iya 'kan dek?" Memastikan pada adik bungsunya yang hanya berjarak satu tahun darinya itu.

"Iya kak, bang Mario kayaknya suka sama kakak. Buktinya dia kirim jet pribadi nya untuk jemput kami supaya jenguk kakak." Tambah Shasa.

Nay menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena bingung dan pusing."kakak bakal antar kalian ke rumah Papa." Nay mengambil handphonenya.

My Ice Prince & Fire HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang