77 - Collapse - 03

177 26 12
                                    

Keadaan Kentara semakin hari semakin memburuk, wajahnya semakin pucat, tubuhnya yang semakin kurus, bahkan terdapat lingkaran hitam di sekitar mata menandakan kondisi fisiknya menurun drastis.

Baik Nay, Kallandra, Arthur dan Mario setiap hari bergantian menjaga Kentara meskipun mereka disibukkan dengan pekerjaan yang merantai mereka semua.

Nay yang mengelola restoran dan caffe nya, semakin hari semakin sibuk. Begitupula dengan Kallandra, Arthur dan Mario yang mengelola Allaina semakin terjerat pada pekerjaan dan tugas masing-masing.

Kezia, Kenzi dan Babby Ken yang sibuk bersekolah sampai sore hari agar mempunyai aktivitas dan kegiatan.

Kentara selama mereka semua bekerja hanya ditemani seorang perawat pria yang dipercayakan Nay untuk menjaga pria berambut keemasan itu.

Nay tidak melupakan Kentara dan hanya mengirim pesan singkat pada pria itu mengingatkan agar rutin minum obat dan makan serta menyemangati pria itu. Terkadang juga keduanya melakukan video call saat Nay tidak begitu sibuk.

"Halo Ken," Nay langsung menjawab telpon saat tertera nama Kentara di layar handphone nya.

"K-kamu u-udah makan?" Tanya Kentara terbata.

Nay memejamkan matanya saat mendengar suara kekasihnya itu semakin hari semakin lemah."aku udah makan kok, kamu juga udah 'kan?"

"I-iya, k-kamu ja-ngan ca-pek." Ucap Kentara membuat Nay menahan tangisnya.

"Iya, aku gak capek kok. Lagian aku barusan menerima dua karyawan jadi, aku lumayan santai." Nay terdengar ceria.

"Vitamin-nya ja-ngan l-lupa. A-aku tu-tup dulu." Kentara mematikan sambungan telponnya.

Nay memeluk handphonenya dan menangis sejadi-jadinya. Ia benar-benar berharap Tuhan menyembuhkan Kentara-nya sekali lagi meskipun Tuhan harus mengambil separuh nyawanya, Nay akan memberikannya.

Jika saja Nay bisa merawat Kentara sepenuhnya akan Nay lakukan, yang sayangnya, uang itu tidak jatuh dari langit secara cuma-cuma dan harus bekerja keras untuk mendapatkannya demi bertahan hidup di Macau.

🖤

Kallandra benar-benar marah besar karena terjadi kesalahan pada salah satu proyek yang akan berjalan.

"Pemilik saham mempercayakan gue untuk mengelola Allaina dan kalian bikin kesalahan fatal," amuk Kallandra.

Mario menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan."gue akan periksa kembali,"

"Gue gak mau sampai pemilik saham tahu masalah ini, cepat selesaikan sebelum pemilik saham bertindak!" Kesal Kallandra melempar flashdisk kearah Mario.

Handphone Kallandra berbunyi membuat Kallandra segera menjawab panggilan tersebut walaupun ia tidak mengenalinya, wajar saja sebagai direktur utama Allaina apalagi handphone yang berbunyi adalah handphone utamanya untuk bekerja sudah otomatis berkaitan dengan urusan pekerjaan.

"Ya," Kallandra menjawab panggilan tersebut.

"Apa benar ini Mr. Andrean?" Suara seseorang membuat Kallandra menaikkan sebelah alisnya.

"Ada apa?" Tanya Kallandra to the point.

"Nomor anda dicantumkan oleh Mr. Callins di  panggilan daruratnya, Mr. Callins tidak sadarkan diri,"

"Dimana?" Tanya Kallandra tak sabar sambil mencari kunci mobilnya membuat Mario yang memperhatikan bingung.

"Rumah sakit ---"

"Pastikan dia tetap bertahan, saya akan tiba kurang lebih tiga puluh menit!" Kallandra segera keluar dari ruangannya dan setengah berlari menuju lift.

My Ice Prince & Fire HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang