Sebelumnya...
Pria berambut pirang itu perlahan mengangkat wajahnya menatap cermin, wajah rupawan yang sempat ia banggakan seolah terkikis dimakan usia bahkan dirinya tidak mengenali wajah di cermin itu, mata sayu, cekung dan terdapat lingkaran hitam di sekitaran mata, tubuh yang kurus, rambut pirang yang kusam dan semakin menipis karena setiap harinya rambut itu selalu rontok bahkan tangannya selalu gemetar.
"Gue udah persis seperti kakek-kakek di rumah jompo!" Keluh pria itu miris pada dirinya sendiri."gue sendirian dan berakhir kesepian!"
Pria berambut hitam yang tak lain adalah sahabat karibnya sejak jaman kuliah dulu hanya menghela napas panjang."Lo masih punya dia!" Mengalihkan pandangan pada seorang gadis yang tidur meringkuk di sofa.
Pria bermata amber itu kemudian berjongkok perlahan mengusap kepala gadis yang dicintainya itu."dia gak akan bahagia dengan gue. Buat dia melupakan gue sepenuhnya!"
Pria berambut hitam itu menggeleng tegas."itu karena Lo pesimis! Kalian berdua saling mencintai seluruh dunia pun tahu hal itu, Tuhan mempertemukan kalian kembali dengan caranya supaya kalian bisa bahagia!"
Pria berambut pirang itu menggeram."maksudnya dengan cara Lo menjemput dia dari Indonesia ke sini? Gue udah bilang buat dia melupakan gue sepenuhnya!"
"Dia gak bisa lupain Lo, brengsek! Janji Lo terlalu manis dan luka yang Lo berikan terlalu dalam untuk dia!" Pria berambut hitam itu menarik kerah baju kaos sahabatnya itu.
Pria berambut pirang itu terkekeh pelan melihat sahabatnya kehilangan kendali diri."jangan munafik, Kallan!" Gue tahu perasaan Lo, selamanya Lo hanya akan jadi pengecut dengan memendam perasaan itu!"
Kallandra segera saja mendorong sahabatnya itu, mata hitamnya berkilat tajam."apa peduli Lo dengan perasaan gue? Dan dia pun gak tahu apa-apa tentang perasaan gue!"
"Munafik, paling setelah gue mati Lo seneng karena bisa menikah dengan dia lalu kalian punya anak dan happy ending," pria itu terkekeh.
Kallandra menggeleng."gue justru mau kalian happy ending, gue mau Lo sembuh dan hidup bahagia dengan dia seperti janji Lo pada dia!"
"Apa gue bisa sembuh?" Tanya pria itu memandang kearah kaca jendela.
Kallandra mengangguk."bisa, karena Lo punya dia! Bahagia kan dia dan jangan pedulikan perasaan gue. Gue hanya orang lain dan bukan siapa-siapa!" Kemudian meninggalkan sahabatnya begitu saja.
🖤
Satu bulan kemudian...
Dokter yang sedang memeriksa pria berambut pirang itu tampak bingung seolah tak percaya membuat semua saling pandang karena tidak mengerti apa yang terjadi dan menunggu penjelasan sang dokter.
"Dokter, apa yang terjadi?" Tanya Kallandra.
"Ini suatu perubahan yang cukup signifikan bagi pasien, sangat jarang penderita bisa bertambah berat badannya," ucap sang dokter.
"Bagaimana dengan virus itu?" Tanya Arthur penasaran.
"Dengan sistem imun pasien yang cukup baik dapat menghambat penyebaran virus itu tapi, hanya sekedar menghambat bukan berarti virus itu hilang," jawab sang dokter.
"Berarti ini perubahan baik 'kan?" Tanya Nay berwajah serius.
"Berkat dukungan dan motivasi orang-orang terdekatnya, ya, ini merupakan perubahan baik." Jawab dokter itu.
Pria berambut pirang itu tersenyum memegang tangan Nay."terima kasih dokter!"
"Teruslah berpikir positif, Mr. Callins dan jangan lupa meminum rutin obatnya, saya permisi dulu." Pamit dokter itu keluar dari kamar dan diantar oleh Mario.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince & Fire Heart
RomanceSeri ketiga dari My Ice Dosen -Jika kebohongan bagaikan kebenaran lalu apa yang harus aku percaya?- Started 25 January 2020 Finished 31 Jully 2021