32 - Kecemburuan Yang Tertahan

334 35 30
                                    

Semakin hari perusahaan Allaina semakin sibuk, para petinggi Allaina ini tak jarang hanya saling berkomunikasi lewat telepon membahas pekerjaan mereka karena kesibukan yang merantai mereka semua, tak jarang mereka harus lembur dan pulang hanya untuk tidur lalu kembali sibuk keesokan harinya hanya demi perusahaan Allaina.

Semua terantai pada pekerjaan mereka yang semakin menjerat, bertemu investor, taken kontrak, menyakinkan calon investor, presentasi, dikejar masa tenggat yang harus cepat diselesaikan, rapat para pemegang saham, perjalanan bisnis dan lain hal sebagainya.

Nay menyandarkan tubuhnya yang penat ke sofa, rasanya sejak dua Minggu lalu, tepatnya saat Kentara kembali ke Allaina coorps banyak para calon investor menawarkan kerjasama pada perusahaan Allaina, ini merupakan dampak baik bagi perusahaan namun, menjerat mereka semua dengan kesibukan yang merantai ini.

"Ah, aku benar-benar bingung dengan proyek ini? Siapa yang akan aku ajak tukar pikiran selain Kallan? Dia 'kan lagi perjalanan bisnis, Arthur juga masih perjalanan bisnis, apa Ken aja? Ah tapi, dia juga sama sibuknya dengan aku yang back up kerjaan Kallan selama pergi!" Oceh Nay sendiri berjalan menuju mesin kopinya.

Sepertinya dirinya benar-benar butuh caffein untuk saat ini mengingat masih setumpuk pekerjaan yang harus diselesaikannya karena Arthur sang CEO yang merupakan ujung tombak Allaina coorps sedang melakukan perjalanan bisnis ke Dubai mau tak mau Kallandra turut memback-up pekerjaan Arthur untuk menyakinkan calon investor selanjutnya kemudian juga melakukan perjalanan bisnis membuat Kentara dan Nay sebagai pimpinan dibuat kelabakan karena kedua tangan kanan mereka yang pergi karena perjalanan bisnis ini dan terlebih lagi semakin banyaknya calon investor yang tertarik menanam modalnya di Allaina coorps, membuat kedua petinggi ini mau tak mau juga harus bertemu investor mereka, menyakinkan dengan prospek yang sudah berjalan di beberapa negara.

Kentara sebenarnya sudah mengetuk pintu tiga kali ruangan mantan kekasihnya itu namun, tidak ada sahutan dan terlihat seperti gadis itu melamun, membuat Kentara memberanikan diri masuk ke ruangan beraroma queen yang sangat manis itu, sungguh memanjakan indera penciumannya, belum lagi aroma latte yang menguar lembut benar-benar membuat Kentara seketika terhanyut dalam rileksasi singkat yang memanjakan indera penciumannya namun, seketika pria itu sadar saat seketika Nay menuangkan susu panas dicangkirnya yang sudah penuh.

"Auw, auw," Nay meringis tersadar dari lamunan panjangnya yang menuang susu terlalu banyak di dalam coffee latte nya yang ternyata sudah penuh.

"Kamu baik-baik aja?" Memegang tangan gadis itu menyiratkan kekhawatiran di dalamnya.

Nay menangis, jelas saja ia menangis akibat kecerobohan nya sendiri yang malah menuang susu panas yang barusan di steam pada tangannya sendiri.

Kentara membuka kulkas untuk mengambil es batu lalu mengambil sapu tangan di dalam saku celananya kemudian meletakkan es batu itu di dalam sapu tangan nya dan mengompres nya di tangan Nay yang seketika memerah.

"Ssttss," Kentara menenangkan gadis itu.

"Aku gak tahu kenapa bisa ceroboh kayak tadi," keluh Nay terisak menahan tangisnya.

"Kamu melamun saat membuat latte tadi, apa yang kamu pikirkan?" Tanya Kentara sambil meniup-niup tangan Nay.

Nay menggeleng."entahlah, Ken!"

"Aku harap tanganmu tidak melepuh karena aku sudah berikan pertolongan pertama tadi, tapi, sebaiknya kamu cek ke dokter untuk memastikan." Kentara menatap Nay.

"Thanks, Ken! By the way, ada perlu apa kamu ke ruangan aku?" Tanya Nay sudah bisa menguasai dirinya setelah insiden kecil tadi.

"Oh, sebenarnya aku memintamu untuk melakukan presentasi dengan salah satu investor asal Jerman tapi, melihat kondisimu aku meragukannya," sahut Kentara menatap Nay.

My Ice Prince & Fire HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang