67 - Collapse - 02

118 21 8
                                    

- Tuhan, aku mencintai hambamu bernama Kentara, bukankah gunung pun tidak akan sanggup memisahkan dua orang yang saling mencintai? Lantas, mengapa seperti ini takdirku bersama Kentara.-

Kallandra memasuki kamar Kentara dan melihat Nay tidur tertelungkup disamping pria berambut pirang keemasan itu membuatnya tidak tega dan berniat membangunkan gadis itu agar tidur dengan benar setidaknya di sofa karena gadis itu begitu Keukeuh ingin menjaga Kentara.

Kallandra memperhatikan Kentara yang menggenggam tangan Nay membuatnya segera melepaskan tangan Kentara perlahan.

Pria berambut hitam itu memeriksa denyut nadi sahabatnya itu, melemah dan semakin pelan, ia kembali memastikan mendengar detak jantung sahabatnya itu yang ternyata semakin pelan membuatnya panik bukan kepalang menekan alarm tanda bahaya membuat Nay terbangun.

"Ken," Nay panik. "Kallan, Ken kenapa?" Memeriksa denyut nadi Kentara yang semakin pelan.

"A-aku periksa denyut nadinya melemah." Kallandra gemetar.

Perawat yang berjaga segera memeriksa Kentara dan langsung menghubungi dokter, tidak sampai lima menit dokter pun sudah tiba dan langsung memeriksa Kentara membuat Kallandra dan Nay cemas.

"Dia tadi baik-baik aja pas aku tidur, kenapa jadi begini?" Nay menangis.

Benar, tadi Kentara baik-baik saja tapi, begitu Kallandra melepaskan genggaman tangan Kentara pada Nay, sesuatu telah terjadi.

Dokter mengatakan Kentara mengalami drop dan harus segera di bawa kerumah sakit untuk diberi pertolongan agar Kentara bisa bertahan.

🖤

Dokter mengatakan kondisi pria bermata amber itu menurun drastis membuat Nay kaget bukan main padahal setahunya Kentara selama pemulihan baik-baik saja di depannya.

"Ken pasti baik-baik aja, aku yakin." Kallandra berusaha menguatkan Nay.

Nay berusaha menahan air matanya."aku takut, Kallan." Nay gemetar hebat.

"Ssstttss, Ken pasti bertahan." Kallandra memeluk Nay.

🖤

Kezia, Kenzi dan Babby Ken kembali rewel membuat Nay pusing, bahkan Mario angkat tangan kali ini dalam hal mengurus ketiganya.

"Uuh, pusing kepala gue! Ini bocah bertiga gak bisa diem apa?" Kesal Mario mengacak rambutnya.

Arthur menghela napas panjang melihat keadaan apartemen yang benar-benar berantakan akibat ulah ketiga malaikat kecil Kentara itu.

"Lo jagain mereka bertiga ya, Ar! Nyerah gue." Mario memakai jaketnya dan keluar dari apartemen.

Arthur hampir saja melempar Mario sahabatnya itu dengan buku dongeng Kezia."giliran begini aja, gue tumbalnya!" Geram Arthur merapikan mainan Kezia.

"Uncle, lapar." Teriak Kezia dan Kenzi.

"Kalian mau apa?" Tanya Arthur merasa lelah.

"Nasi goreng buatan Papa," sahut Kezia.

"Heh! Gue kagak tahu nasi goreng buatan bapak lu kayak gimana bentukannya?" Kesal Arthur.

"Pokoknya kita mau nasi goreng buatan Papa." Teriak Kenzi menghamburkan mainannya.

"Astaga ini bocah!" Arthur geleng-geleng kepala.

"Adek Ken mana?" Tanya Kezia mencari adik kecilnya itu.

"Gak tahu!" Kenzi menggeleng.

"Adek Ken," teriak Kezia.

"Uncle, liat Adek Ken?" Tanya Kenzi memandang Arthur.

My Ice Prince & Fire HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang