22 - Kenyataan Dalam Janji

436 34 58
                                    

Kentara, Arthur, Kallandra dan Mario bergantian menjaga gadis berambut cokelat kemerahan itu yang masih belum menunjukkan kesadarannya setelah ditangani oleh dokter bahkan hal yang mengejutkan keempatnya adalah pelaku penculikan Nay itu ternyata Arkan Awwalun yang merupakan ayah dari sahabat Nay yang kini berada di penjara.

"Benar 'kan dugaan kita kalau Arkan memang pelakunya." Geram Mario.

"Bahkan sekarang orang itu masih berkeliaran bebas karena ternyata orang yang gue dan Kallan kejar bukan pelaku sebenarnya, sial!" Umpat Arthur masih kesal dan emosi.

"Dia sengaja membuat alibi agar kita mengejarnya." Tambah Kentara.

"Ya, supaya kita sibuk mengejar si alibi itu dan melupakan Nay." Sahut Kallandra.

"Untung aja gue dan Kentara fokus menyelamatkan Nay daripada mengejar bandot tua itu." Ucap Mario.

"Kau menyalahkan kami yang mengejar bandot tua itu? Aku ingin menangkap dan membunuh bandot tua itu agar tidak mengganggu Nay lagi, paham?" Kesal Arthur emosi.

"Sudahlah!" Lerai Kallandra pusing.

Arthur menyandarkan kepalanya di tembok dan memperhatikan gadis itu yang terbaring di brangkar."bangunlah babby, jangan seperti putri tidur."bisiknya dalam hati.

Nay membuka perlahan matanya dan merasa sakit luar biasa di sekujur tubuhnya membuatnya berusaha bangun namun, tenaganya bahkan tidak cukup kuat untuk bangun dari posisinya saat ini.

"Nay," panggil Kentara dan Kallandra bersamaan.

Nay memejamkan matanya."thanks, God!" Bisiknya dalam hati.

"Jangan memaksa bangun, berbaringlah." Kentara menahan Nay.

"Sekujur tubuh aku sakit. Berapa lama aku tidur?" Tanya Nay kembali berbaring.

"24 jam," sahut Kallandra.

"Apa? Auw," ringis Nay menahan perutnya yang kram setelah melonjak bangun dari posisinya tadi.

"Dokter bilang kamu jangan banyak bergerak dulu, kalau kamu butuh sesuatu kasi tahu aja aku, Kallan, Mario atau Arthur." Ucap Kentara.

"Thanks," Nay berusaha tersenyum.

"Nay," Castello memasuki kamar inap gadis itu.

"Uncle," Nay berusaha bangun.

"Uncle?" Kallandra, Kentara, Mario dan Arthur keheranan.

Castello memeluk Nay yang tak lain adalah keponakannya itu tanpa diketahui orang-orang selama ini mereka bekerja profesional antara pemilik saham dan investor.

"Uncle khawatir dengan keadaan kamu," Castello mengusap rambut Nay.

"Sekujur tubuh aku sakit, uncle." Keluh Nay.

"Istirahatlah." Castello tersenyum.

"Uncle gak papa?" Tanya Nay.

"Uncle baik-baik aja, kamu istirahat ya?" Castello menguatkan keponakannya itu.

Nay tersenyum mengangguk."baiklah!"

"Sayang," Anna sang Mama memasuki kamar inap dan memeluk putri sulungnya itu."berani sekali Arkan mencelakai anak Mama." Geram Anna.

"Auw, Ma. Sakit!" Ringis Nay.

"Maaf sayang," Anna merasa bersalah dan melepaskan pelukannya.

Iqbal sang Papa hanya memeluk putri sulungnya itu tanpa mengatakan apapun. Ya, kasih sayang yang ditunjukkan seorang ayah dan ibu akan berbeda walaupun dengan porsi yang sama.

Dokter memastikan ulang kondisi Nay yang terlihat baik-baik saja tidak menunjukkan adanya trauma karena penculikan itu dan hanya tinggal pemulihan saja akibat luka di tangan, kaki, kepala dan perut akibat rantai itu mengikat kuat bagian perutnya dan menyebabkan kram.

"Syukurlah adik kecilku ini tidak mengalami trauma karena penculikan itu." Kallandra senang dan memeluk Nay.

"Aku sudah kebal dengan penculikan. Waktu SMA aku juga pernah di culik, waktu menumpas kasus di Andromeda juga pernah di culik, ini yang ketiga kalinya." Sahut Nay.

"Hebat! Good girl!" Puji Kallandra.

"Aku turut senang kamu tidak mengalami trauma setelah penculikan kemarin. Semoga trauma kamu yang lainnya juga ikut hilang." Kentara tersenyum.

Nay mengangguk."thanks, Ken."

"Bukan aku yang menyelamatkan kamu tapi, Tuhan." Kentara meninggalkan kamar inap gadis itu.

🖤

Nay merasa haus dan berusaha menggapai gelas berisi air diatas nakas namun, terlihat kesulitan padahal jaraknya tidak begitu jauh. Hampir saja gadis itu terjatuh kalau tidak di tangkap oleh Kentara yang kebetulan sedang melewati kamar inap gadis itu yang tampak kosong padahal sekarang adalah giliran Mario menjaga gadis itu.

"Apa meminta bantuan itu sulit? Atau kamu memang terlalu gengsi menerima bantuan seseorang?" Menyuapi gadis itu minum.

"Sejak kapan kamu jadi Kentara yang menyebalkan saat bicara? Apa kamu kembali jadi dosen dengan gaya bicara menyebalkan seperti itu?" Tanya Nay tak percaya.

"Ya, seperti yang kamu bilang aku berhak hidup normal dan bekerja. Aku merasa lebih baik sejak hari ini dan ingin memulai aktivitas seperti biasanya lagipula aku punya dua keponakan yang masih dalam tanggung jawab aku!" Tegas Kentara.

Nay mengangguk paham."aku bersyukur kondisi kamu lebih baik."

"Aku permisi!" Pamit Kentara meninggalkan gadis itu.

"Harus kuat Nay!" Memegang liontin gembok pemberian Arthur.

Kentara berjalan jauh meninggalkan gedung rumah sakit."harus ikhlas, Ken! Biarlah dia bahagia bersama Kallan lagipula kau tak akan pernah sembuh." Pria itu mentertawakan dirinya sendiri yang begitu miris.

Kentara dan Nay sama-sama menghadapi kenyataan dalam babak baru setelah mengucapkan janji mereka kemarin, kini keduanya sama-sama berusaha menepatinya walaupun terasa sulit untuk mereka hadapi dan jalani.

🖤

Hayyy guys, Nay update lagi nih... Gimana syeneng dong pastinya? *Anggap aja ngabuburit gengs...

Btw, gimana sama chapter ini?

Pertanyaan nya apakah Kentara dan Nay bisa menepati janji mereka?

Jangan lupa vote, comment, koreksi typo, pesan dan kesan yaa setelah kalian membacanya.

Oh iya gengs pada setuju gak kalo Nay bikin grup 'SAHUR WP 2020' biar kita bisa seru"an pas sahur nanti gengs...

Kalo setuju kalian test WA Nay yaa di 0896-8148-5298 gimana? Setuju gak? *Semoga sih banyak yg setuju yaa jdy kita bisa seru"an pas sahur nanti...

Jangan lupa ramein comment yaa gengs...

Selamat berbuka puasa...

See you next chapter gengs,

Jumat, 24 April 2020

Love,
Nay 😘

My Ice Prince & Fire HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang