Hari yang ditunggu akan tiba membuat Nay, Mario dan Arthur bersuka cita dan sangat antusias dalam menyambut natal tahun ini.
Pernak-pernik Natal sudah menghiasi apartemen, bahkan pohon natal pun telah dihias membuat Nay tersenyum puas pada hasil karya nya bersama Arthur.
Anggap saja ini hiasan pohon natal pertama Nay karena sejak dulu sang Mama lah yang selalu heboh setiap perayaan natal namun, tidak kali ini pikir Nay.
"Akhirnya beres juga," Arthur berdecak kagum melihat pohon natal. Ya, sebenarnya ia tidak merayakan Natal hanya saja apa salahnya membantu Nay.
Mario tak sabar dan sudah memakan kue jahe yang sebenarnya akan di makan saat natal esok hari.
"Thanks ya, Ar udah bantuin." Nay tersenyum.
Bagaimanapun juga Arthur sudah membantunya dan Nay sudah melupakan masalahnya dengan Arthur meskipun memang pria itu termasuk dalam kategori menyebalkan.
"Bentar lagi kamu ibadah 'kan?" Tanya Arthur masih saja canggung.
Nay mengangguk tersenyum.
"Mario, temenin Nay gih ibadah. Gak mungkin juga gue masuk katedral bisa di gorok bapak gue ini," ucap Arthur meskipun tampangnya badboy tapi pantang baginya melawan orang tua.
"Aish!" Mario merasa kesal karena sedang menikmati sajian khas Natal yang sudah dipersiapkan oleh Nay. "Mesti banget gue ya? Kalo cuma masuk gak papa kali, ya gak Nay?" Sibuk mengunyah.
"Terserah sih, gue juga bisa pergi ibadah sendiri. Gue mau siap-siap dulu ya," Nay kemudian masuk ke kamar.
Anita tersenyum menatap Kentara, ya, sedari tadi mereka hanya mendengar percakapan singkat ketiganya. Andai saja fisik pria berambut pirang keemasan itu sehat sudah pasti Kentara bergabung menghiasi pohon natal Nay meskipun ia tidak merayakannya.
"Aku bahkan gak tahu mau kasi kado apa untuk Nay," keluh Kentara pelan.
Anita tersenyum."Nay gak perlu kado. Dia hanya perlu kesembuhan kamu, Ken. Dan perjuangkan dia,"
"Seandainya penyakit ini gak ada ---" Kentara enggan melanjutkan kata-katanya.
🖤
Akhirnya Mario bersedia ikut menemani Nay beribadah karena paksaan Arthur yang tidak mengizinkan jika Nay pergi sendirian.
"Nay," panggil Mario canggung saat mereka tengah berjalan bersisian namun tidak ada obrolan sama sekali.
"Why?" Tanya Nay penasaran.
"Sebenarnya keyakinan Lo apa sih?" Tanya Mario bingung karena ia pernah melihat Nay juga merayakan lebaran bersama Kentara namun, juga pernah merayakan Imlek dan sekarang merayakan Natal.
Nay tersenyum."gue sebenernya belum milih keyakinan," menatap Mario yang berwajah kaget.
"Hah? Lo serius?" Tanya Mario benar-benar kaget.
"Sebenarnya di umur 17 tahun gue udah harus milih tapi, gue gak tahu dan masih ragu. Intinya gue percaya Tuhan itu ada." Nay tersenyum memegang kalung Rosario nya.
"So, Lo gak merasa aneh atau canggung apa? Di tiga tempat ibadah sekaligus," tanya Mario penasaran pada kehidupan Nay selama ini ia tak pernah tahu keyakinan apa yang gadis itu yakini sebenarnya. Bahkan orang-orang pun penasaran namun, Nay selalu menutup rapat masalah keyakinan nya baginya urusan keyakinan hanya dirinya dan Tuhan lah yang tahu.
"Gue dari kecil hidup dengan keluarga yang beragam keyakinan," Nay lagi-lagi tersenyum.
Mario mengangguk paham. Ya, mengingat dirinya juga seperti itu hidup dengan orang tua yang berbeda keyakinan membuatnya sulit memilih dan akhirnya tak pernah memilih hingga detik ini, ia hanya takut gadis itu salah mengambil keputusan seperti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince & Fire Heart
RomanceSeri ketiga dari My Ice Dosen -Jika kebohongan bagaikan kebenaran lalu apa yang harus aku percaya?- Started 25 January 2020 Finished 31 Jully 2021