Rencana pindah ke Macau akhirnya dapat terwujud membuat mereka semua bergembira dan segera packing barang setelah Kallandra mempersiapkan kebutuhan Kentara di apartemen baru yang sebenarnya merupakan apartemen milik Kenzo.
Kezia dan Kenzi sudah mengeluh bosan karena satu bulan ini hanya berdiam di apartemen dan merengek ingin jalan-jalan karena selama di Hongkong kedua bocah kecil itu hanya keluar saat sekolah saja dan kembali lagi ke apartemen yang tentu saja membosankan bagi kedua bocah kecil itu.
"Mau jalan-jalan!" Kenzi merengek melempar mainannya.
"Papa lagi sakit gak boleh jalan-jalan. Jalan sama Mama atau uncle, mau?" Tawar Nay berusaha membujuk.
"Kenapa sih Papa sakit telus gak sembuh-sembuh? Zia juga mau kayak temen-temen yang jalan sama Papa dan Mamanya!" Protes Kezia.
Nay memandang Kentara yang terbangun dari tidurnya karena kedua bocah kecil itu berteriak yang sampai membangunkan pria itu.
"Enzi sama Zia mau masuk neraka karena ngomong teriak-teriak sama Mama?" Kallandra menatap kedua bocah itu bergantian.
"Gak mau, uncle Kallan!" Keduanya menunduk dan menggeleng.
"Minta maaf sama Mama, lain kali gak boleh begitu lagi!" Kallandra memang tegas mengajarkan keduanya.
"Maaf, Ma." Keduanya memeluk Nay.
Nay tersenyum."kali ini Mama maafkan tapi, janji jangan diulangi, ok?"
Keduanya mengangguk pasti."iya, Ma."
"Sekarang kemasi mainan kalian yang udah kalian lempar-lempar tadi! Uncle gak suka kalian buang-buang mainan begitu, di luar sana masih banyak anak yang gak punya mainan. Sekali lagi kalian buang mainannya, uncle bakal kasi ke anak-anak di luar sana, mau?" Kallandra memang keras mengajari keduanya agar bisa menghargai sesuatu.
"Jangan terlalu keras sama mereka, Kallan!" Keluh Nay.
"Sesekali mereka harus dikeraskan, Nay! Gak bisa lembut terus!" Mengawasi kedua bocah yang tengah mengemasi mainan.
Nay tersenyum menghampiri Kentara yang berada di dalam kamar.
"Mereka kenapa?" Tanya pria itu masih merasa lelah.
"Kezia sama Kenzi mau jalan-jalan," Nay tersenyum tak enak.
"Ya udah ayo kita jalan-jalan?" Ajak Kentara.
"Tapi, kondisi kamu?" Protes Nay.
"Aku hanya harus menggunakan masker dan gak boleh makan dan minum dengan sendok dan gelas yang sama dengan kalian, itu mudah." Pria itu turun dari brangkar dan melepas infusnya.
Nay memejamkan mata saat pria itu melepas infusnya sedangkan Kenzi yang melihat sang Papa berganti pakaian langsung tersenyum.
"Kita mau jalan-jalan ya, Pa?" Tanya pria kecil itu.
"Ayo siap-siap, katanya mau jalan-jalan." Kentara tersenyum.
🖤
Kezia dan Kenzi merasa senang karena keinginannya dituruti ditambah lagi Nay memakaikan pakaian yang sama dengan dirinya untuk Kezia sedangkan Kenzi memakai kaos berkerah yang sama dengan Kentara.
"Mau pake tas juga kayak Papa!" Tunjuk Kenzi pada Kentara yang sedang memakai tas selempang hanya sebatas dada itu.
"Kamu beli bajunya kemarin sama tasnya juga 'kan untuk Kenzi?" Tanya Kentara.
"Gak tahu, kayaknya sih iya." Sahut Nay merapikan rambutnya.
"Gak ada di lemari," ucap Kentara membongkar lemari pakaian Kenzi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince & Fire Heart
RomanceSeri ketiga dari My Ice Dosen -Jika kebohongan bagaikan kebenaran lalu apa yang harus aku percaya?- Started 25 January 2020 Finished 31 Jully 2021