Semakin hari keadaan Kentara semakin lebih baik, perlahan tapi pasti kini pria berambut pirang keemasan itu tidak lagi merasakan sakit seperti sebelumnya, tubuhnya juga terlihat berisi tidak seperti sebelumnya yang kurus, kini Kentara terlihat lebih mempesona dari sebelumnya.
Walaupun begitu Kentara tetap rajin berolahraga seperti sebelumnya dan menjaga pola makannya sehingga pria itu mendapatkan tubuh atletisnya kembali setelah sebelumnya berat badan nya merosot jauh dari kata normal.
Dokter yang rutin memeriksa Kentara pun sejujurnya tak percaya dengan perubahan yang sangat signifikan pada pasien nya ini bahkan hanya dalam kurun waktu tiga bulan, sehingga dokter pun mengambil sampel darah pria berambut pirang itu karena sejak satu bulan terakhir Kentara tidak lagi mengalami gejala-gejala yang seharusnya dialami oleh penderita HIV/AIDS.
"Gimana hasilnya?" Tanya Kallandra, Arthur dan Mario tidak sabar saat surat hasil tes itu di tangan Kentara.
Kentara memandang Nay ragu, jujur pria itu takut seperti saat pertama kali dirinya menerima hasil test tersebut.
Nay tersenyum paham."i'm here, Ken! I Will always stay with you," memegang tangan pria itu.
Kentara menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan-lahan, jantungnya berdebar sangat kencang, hatinya mendadak cemas meliputi keraguan, otaknya tak berhenti bertanya-tanya "bagaimana, seandainya?" Itulah pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi pikirannya saat ini.
Pria berambut pirang itu mulai perlahan membuka surat hasil tes nya membuat semua yang ada hanya bisa menunggu sambil menggumam doa pada yang maha kuasa, pria bermata amber itu sedikit tidak percaya pada hasil tes nya bahkan sampai membaca tiga kali saking tak percaya nya.
Hasil yang test yang mengatakan bahwa dirinya "NEGATIVE" dari HIV/AIDS, sekali lagi "NEGATIVE" membuat semua kecemasan mendadak hilang, beban yang selama ini menggerogotinya perlahan tergerus hilang tergantikan dengan kebahagiannya saat ini.
"Negatif," Kallandra membaca cepat hasil tes Kentara.
"Negatif," ulang Arthur dan Mario tak percaya.
"Kamu sembuh, Ken!" Nay terharu dan memeluk Kentara.
"Berkat doa-doa kamu selama ini, thanks." Bisik Kentara.
Nay terdiam beberapa saat, teringat sumpahnya waktu itu. Bukankah dirinya waktu itu bersumpah menerima apapun keputusan Kentara asal Kentara sembuh, ya, seingatnya itulah sumpahnya, jadi, Nay tidak melanggar sumpahnya apalagi dirinya saat ini sangat dekat dengan pria itu.
🖤
Kentara benar-benar bahagia mengetahui dirinya bersih dari virus itu padahal sangat mustahil bagi penderita HIV/AIDS sembuh. Ya, semua berkat usaha kerasnya dan berdoa pada yang kuasa tentunya.
"Selamat Ken! Sebagai sahabat gue bahagia dan gue berharap ini adalah awal yang baik untuk Lo memulai kembali bersama Nay. Dia gadis yang hebat, pesan gue jangan sia-siakan dia lagi." Ucap Kallandra tersenyum walaupun menyisakan kepedihan di hatinya.
Pria bermata amber itu terdiam beberapa detik, teringat percakapan dengan sahabatnya beberapa waktu lalu. "Gue ---" terputus begitu saja.
"Jangan pikirkan percakapan konyol Lo waktu itu, gue bahagia asalkan Lo dan Nay bahagia," Kallandra paham akan ucapan Kentara dan memotongnya.
"Gue dan Nay hanya menjadi figur orang tua bagi Kezia dan Kenzi, selebihnya ---" Kentara enggan meneruskan.
"Hati Lo masih mencintai Nay, Ken! Gue tahu itu, gesture Lo pada dia menunjukkan bahwa hanya Lo satu-satunya pria yang bisa melindungi dia, tatapan Lo mendamba seolah Lo gak ingin jauh dari dia sedetik pun. Apalagi yang kurang?" Kallandra hampir saja kehilangan kendali dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince & Fire Heart
RomanceSeri ketiga dari My Ice Dosen -Jika kebohongan bagaikan kebenaran lalu apa yang harus aku percaya?- Started 25 January 2020 Finished 31 Jully 2021