Suasana kampus mulai ramai setelah beberapa kelas telah menyelesaikan mata kuliah mereka. Ada yang bersantai di beberapa anak tangga, merapikan beberapa buku dan sebagainya.
"Kantin?" Lirik Wooyoung pada Yunho yang sedang memasukkan beberapa bukunya kedalam tasnya dan hanya di tanggapi dengan deheman saja.
Wooyoung berdiri dan merenggangkan tubuhnya untuk merelakskan beberapa sendi tulangnya yang terasa kaku selama dosen Park menjelaskan materi kuliah mereka hari ini.
Seperti biasa, apa yang dia dengar hanya akan berlalu begitu saja.
Tut....tuutt
Keduanya otomatis menatap pada ponsel yang Yunho pegang, Wooyoung mengeryitkan dahinya saat dengan cepat Yunho menolak panggilan tersebut, bahkan tanpa melihat siapa yang menelponnya.
"Kejam sekali..." Batin Wooyoung, ia menggelengkan kepalanya sambil menghela napas.
"Ayo..." Ucap Yunho menyampirkan tasnya pada bahu kanannya, ia menatap pria mungil di depannya dengan tatapan polos. Seakan tidak ada yang terjadi beberapa detik yang lalu.
Keduanya pun berjalan bersama menuju kantin kampus bersama, tak lupa Wooyoung yang selalu mengaitkan lengannya pada lengan Yunho.
Meski sering di tolak, Wooyoung akan melakukannya lagi sampai Yunho hanya pasrah menerima perlakuannya.
➖
Yunho terdiam sejenak, menatap beberapa makanan yang kini tersaji di atas meja. Ia mengerjab pelan, apa temannya satu ini memang kelaparan atau apa?
"Kau yakin bisa menghabiskannya?" Tanya Yunho dengan ragu. Masalahnya makanan dihadapannya saat ini bisa di nikmati oleh banyak orang tapi saat ini mereka hanya berdua.
Mulai dari kimbab 3 porsi, bibimbap 2 porsi, kimchi dan jjajangmyeon.
Wooyoung hanya menampilkan cengiran khasnya menanggapi pertanyaan Yunho.
"Cha...ayo makan!" Seru Wooyoung meraih sumpit dengan semangat. Yunho hanya menggelengkan kepalanya dan mengambil sumpit miliknya. Ia tersenyum tipis, sangat tipis melihat Wooyoung makan dengan lahapnya.
"Selamat makan..."Gumamnya dengan suara yang sangat pelan dan mulai menikmati makanan mereka.
"Oh iya─"
"Simpan pertanyaanmu itu Young-ah." Potong Yunho yang dibalas dengan cebikkan bibir oleh Wooyoung, ia hanya bisa mengangguk pasrah.
Wooyoung akui jika dirinya tidak terlalu mengenal latar belakang Yunho, tapi melihat setiap perangainya yang penuh dengan aturan dan tata krama, mau tak mau ia menyimpulkan bahwa pria berkacamata itu bukanlah orang biasa, setidaknya dirinya berpikir bahwa mungkin Yunho adalah anak yang sangat berkecukupan.
Wooyoung melirik cara makan Yunho, bisa dikatakan sangat anggun. Caranya memegang sumpit dan cara dia menyuapkan makanannya satu persatu dengan sangat tenang.