Subin mengintip Yunho yang sudah terlelap tidur diatas ranjangnya, mereka telah menyelesaikan makan malam bersama, sesuai dengan rencana awal mereka. Subin sendiri tidak menyangka bahwa berita mengenai dirinya dengan sang ayah secepat itu sampai ke telinga adiknya.
"Oyasumi baby..." Bisiknya dengan suara lembut disertai dengan senyuman kecil.
Dengan gerakan pelan, ia pun menutup pintu dan berjalan turun ke ruang tamu apartemennya. Jaehyun tengah menunggunya di bawah sana, mungkin ada sesuatu yang ingin dia bicarakan dengannya, melihat tatapan matanya yang serius beberapa saat yang lalu.
"Jadi..."
Subin mendudukkan dirinya, menyenderkan punggungnya dan membalas tatapan Jaehyun.
"Apa yang ingin kau tanyakan? Sejak tadi tatapan matamu seakan menusukku ckck.."
Jaehyun berdeham pelan kemudian menyengir.
"Jadi hyung benar-benar sudah ehmm.... Berbaikan dengan daddy?" Tanya Jaehyun memelankan suaranya di akhir pertanyaannya, ia menautkan jemarinya . Ia sendiri merasa gugup mengajukan pertanyaan tersebut tapi dia benar-benar ingin mendengar secara langsung dari mulut sang kakak.
"Hm, benar." Jawabnya singkat yang langsung membuat pria berlesung pipi itu memanyunkan bibirnya.
"What?" Subin memicingkan kedua matanya menatap Jaehyun, anak itu memang selalu meragukan ucapannya.
"A-aniya~ hanya saja hehe tiba-tiba saja tapi im so glad~~"
"Diam ditempatmu!" Seru Subin langsung dengan wajah horor dan membuat Jaehyun yang berdiri ingin memeluknya langsung terhenti di tempatnya.
Kebiasaan buruk!
"Ya! Hyung! Aku akan senang dan hanya ingin memberimu sebuah pelukan kebahagiaan tsk-"
"No thank you!" Tolak Subin langsung, ia menopang sisi kanan kepalanya dan mendengus. Jika Yunho yang memeluknya, tentu saja dia tidak akan menolak tapi jika Jaehyun?
Subin rasanya ingin menghantam anak itu, apalagi dengan senyum lebarnya mirip dengan psychopath.
"Ah aku lupa bertanya pada baby mengenai liburannya dengan.." Jaehyun langsung menghentikan ucapannya kala retina matanya bertemu dengan retina mata Subin.
Tiba-tiba saja terlintas pertanyaan itu dalam pikirannya..
Jadilah malam itu menjadi sebuah malam yang sangat berharga bagi mereka, apalagi Yunho. Si beruang manis itu selalu berusaha mendekatkan kakaknya dengan sang ayah, entah masalahnya bagaimana tapi berita yang sampai padanya benar-benar membuatnya bahagia.
↷
Di kediaman keluarga Song, seperti biasanya Mingi hanya akan tinggal di kamarnya kala tidak memiliki kesibukan di luar, misalnya hang out bersama Changbin atau mencari hiburan bersama rekan satu teamnya.
Sesampainya di rumah, sang ibu langsung menyerangnya dengan banyak pertanyaan mengenai liburannya dengan Yunho. Sebenarnya, otak dari liburan mendadaknya dengan Yunho adalah ulah sang ibu. Ibunya benar-benar sangat menyukai Yunho, Mingi sendiri tidak pernah melihat ibunya sangat seantusias itu terhadap orang lain.
Yang paling membuat Mingi kaget bukan main kala ia memberi tahu perihal apa yang Yunho katakan pada. Tentang rasa suka Yunho padanya. Hal itu sukses membuat ibunya memekik senang, memeluknya sangat erat dan langsung berlari meninggalkannya.
Ia yakin bahwa ibunya langsung menelpon ayahnya dan menceritakan semua apa yang ia ceritakan padanya.
"Hah bahkan disana pun banyak mata yang mengawasi kami..."Gumam Mingi.
Pria dengan postur tubuh tinggi itu menyadari bahwa selama mereka berlibur, ia bisa merasakan banyak mata yang mengawasi kegiatan mereka. Apalagi dengan para karyawan yang bekerja di mini bar di tepi pantai, meski tidak semuanya, pasti ada beberapa orang dari keluarga Jung bekerja di antara mereka.
Tapi anehnya, liburannya kali ini terbilang lancar. Tidak ada yang ikut campur atau pun menganggu kebersamaan mereka. Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Kebersamaannya dengan Yunho sering terganggu dan selalu ada saja yang membuat Yunho menjauh darinya.
"Apa sesuatu yang telah terjadi?" Monolog Mingi, ia kemudian membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya. Pandangannya menatap langit-langit kamarnya.
Senyumnya langsung merekah di wajahnya kala mengingat adegan manis Yunho kembali berputar dikepalanya.
"Haaa menggemaskan sekali.." Tuturnya dengan suara gemas, rasanya ia ingin mengunyel pipi tembem anak itu lagi dan lagi, atau menggigitnya?
Tapi mengingat bahwa Yunho baru mengatakan 'suka' padanya, bukan berarti dia sudah puas akan hal itu. Ingat, Yunho itu tipikal awam mengenai perasaan, yang harus Mingi pastikan adalah bahwa si manis itu benar-benar melabuhkan hatinya padanya, sama seperti yang ia rasakan padanya dan hal itu masih sangat panjang untuk dia perjuangkan.
Ia memiringkan tubuhnya, menjadikan lengannya sebagai bantalan. Mata sipit Mingi melihat jam weaker di atas meja nakasnya.
"Sudah tengah malam, dia pasti sudah tertidur." Bisiknya pelan.
"Selamat tidur, baby.." Lanjutnya dengan senyum kecil dan memutuskan untuk tidur. Berharap besok dia bisa bertemu dengan Yunho.