Klik "✰" to this "★"
Thank you and hope you enjoy it!
Sorry for late update, krisis ide hehe
.
.
Setelah rapat selesai, beberapa anggota team basket memutuskan untuk kembali ke rumah mereka atau sekedar menghabiskan waktu mereka jalan ke cafe atau hal lainnya, tapi berbeda dengan Mingi dan San. Dua pria itu tengah duduk di tengah lapangan basket indoor, sedikit canggung dan hening.
Mingi sendiri cukup merasa prihatin sekaligus merasa lucu dengan San, pasalnya setelah ia mencurahkan semua isi kepalanya secara menggebu-gebu, ia seperti sebuah ponsel yang langsung kehabisan baterai.
"Jadi, selama ini kau tutup mulut karena merahasiakan hal itu?" San menatap Mingi, Mingi mengangguk, mengusap surai rambutnya dengan seringai kecil diwajahnya.
"Aku juga awalnya tidak percaya dengan apa yang kuketahui, semuanya terlihat secara alami dan mengalir begitu saja.." Ungkap Mingi dengan jujur, ia menautkan jemarinya.
San sendiri tidak mampu berkomentar banyak, untuk kedepannya dia akan berhati-hati dalam menilai orang lain.
"Kau tidak mengunjunginya? Bukankah tempo hari Yunho diserang oleh fans gilamu?" Tanya San.
"Aku juga ingin mengunjunginya tapi aku harus menunggu waktu yang tepat, kau sendiri pasti tahu bagaimana sikap posesif kedua kakaknya.." Mingi menghela napas pelan, namun mulut San langsung menutup kembali saat ingin menanggapi ucapan Mingi.
Benar juga.
Saudara Yunho itu bagaikan gunung es beku, jika kau ingin melelehkannya, butuh tekad dan kesabaran tinggi. San kini memahami, kenapa Mingi selalu terlihat tenang dan tidak terlalu menanggapinya saat memberi saran ketika mendekati Yunho.
"Hm- entah ini penting atau tidak, aku sempat melihat Yunho di jemput oleh Eric.." Mingi mendongak, menatap San.
"Apa Eric juga salah satu orang keluarga Jung?" Tanya San hati-hati.
"Hm, bukan hanya Eric, ada beberapa disekitar kita.." Jawab Mingi, San langsung menepuk jidatnya dan menjatuhkan tubuhnya dengan hati-hati diatas lantai.
Mingi mengernyit, ada apa dengannya?
"Haaa benar-benar, aku pikir Eric tertarik dengan Yunho, pasalnya tatapan dinginnya akan sirna saat ia melihat ke arah Yunho, meski hanya lewat saja..." Tutur San dengan suara sedikit frustasi.
Mingi meringis pelan mendengar ucapan San,kasihan sekali anak itu.
"Eric pernah menawari Yunho untuk tinggal di Amerika.." ucap Mingi santai, San otomatis bangun.
"Mwo!!" Kaget San, matanya berkedip berkali-kali. Mingi mengangguk.
"Jadi dia benar-benar tertarik dengan Yunho??" Sosor San dengan suara sedikit meninggi.
"Tapi menurutku, ketertarikannya jauh berbeda dengan perasaanku, aku tidak tahu kisah apa yang telah mereka lalui.."
Sorot mata San langsung berubah menjadi berbinar, dia tidak percaya bahwa sahabatnya satu ini benar-benar berubah total. Mingi menghentikan ucapannya dan bergidik ngeri melihat tatapan San.
"Kenapa kau menatapku seperti itu idiot??" Mingi menatap San dengan tatapan horror, ia pun langsung berdiri dengan cepat.
"Ya! Ya! Aku hanya kagum dengan perubahanmu yang woah- ya jangan meninggalkanku Mingi-ya!" Teriak San kala Mingi langsung melenggang pergi meninggalkan San yang masih sibuk menutarakan pendapatnya.
↷
Apartemen Subin
Langkah Subin terhenti, manik tajamnya menatap Jaehyun yang duduk di sofa.Menyadari kehadiran sang kakak, Jaehyun mendongak.
"Dia tertidur..." Ucapnya dengan suara pelan, ia menunjuk ke arah Yunho yang menyenderkan kepalanya di bahu Jaehyun.
Mereka baru saja bermain game bersama, setelah acara makan Yunho dan Subin, Jaehyun tiba-tiba saja datang dan akhirnya ketiga Jung sibling itu menghabiskan waktu bersama-sama.
Subin mengangguk kecil, langkah kakinya bergerak dengan sangat pelan, ia menghampiri si beruang manis mereka. Dengan sedikit merunduk, Subin mengecup pucuk kepala Yunho yang membuat Yunho bergumam kecil.
"Wake up baby, tidurlah di kamar..." Ucap Subin lembut, tangannya membelai kepala Yunho. Jaehyun melirik wajah Subin sekilas, ia merasa lega melihat bahwa sang kakak sudah terlihat tenang.
"Ungh~ arraseo hyungie~" Sahut Yunho dengan suara pelan, ia mengangkat pelan kepalanya dari bahu Jaehyun dan mengusap wajahnya lembut tanpa membuka kelopak matanya.
Yunho berdiri sedikit oleng, Subin menahan lengan Yunho dan terkekeh gemas.
"Night hyungduel~" Ucap Yunho setelah membuka mata, ia merunduk dan mengusap kepalanya dengan kepala Jaehyun, tak lupa mengecup pipi sang kakak. Begitu pula dengan Subin, ia memperhatikan Yunho yang sudah melenggang menuju tangga.
"Apa langkah daddy selanjutnya, hyung?" Tanya Jaehyun dengan suara serius setelah sosok Yunho sudah tidak terlihat. Subin mengambil tempat duduk di samping Jaehyun dan menopang sisi kepalanya.
"Dia akan membiarkan masalah ini dan membiarkan orang-orang mengetahui sendiri siapa bayi manisnya sebenarnya..." Sahut Subin.
Jaehyun meringis pelan mendengar nada bicara sang kakak, sejujurnya, ia ingin sekali memperbaiki hubungan kakaknya dengan sang ayah, tapi sepertinya sangat sulit.
"Bagaimana menurut hyung mengenai-" Jaehyun menggantungkan ucapannya, meneguk kasar ludahnya dan ia memiringkan tubuhnya, menatap Subin dengan raut wajah serius.
"Song Mingi..." Lanjutnya.
Subin langsung menoleh, menatap tajam Jaehyun.
Hening sejenak, Subin tidak berkata apapun.
" Baby sendiri sudah mengatakan seperti itu, kita berdua tidak bisa menghalanginya lagi hyung, kurasa daddy juga sudah tahu mengenai hal ini.." Jaehyun benar-benar memberanikan dirinya untuk mengatakan ini pada Subin.
"Just wait and see."
Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Subin, pria itu langsung beranjak meninggalkan Jaehyun yang hanya diam, menatap sang kakak pergi ke ruang kerjanya. Semoga saja sifat keras kakaknya bisa lebih sedikit melunak, tapi ini akan sulit mengingat betapa posesifnya Subin terhadap Yunho.