⸻
" Morning mom..."
Wanita itu menoleh ke arah asal suara. Senyum manis mengembang di wajah cantiknya melihat sosok putranya berjalan menghampirinya.
"Morning honey." Balasnya, ia meletakkan buku yang dipegangnya diatas meja sembari berdiri menyambut pelukan sang putra.
Paras cantik itu menatap wajah sang putra, sepertinya ada yang berbeda dengan putranya.
" You looks so happy eoh. Something happend?" Senyum jahil terpatri di wajahnya, menggoda putranya.
"Nothing happend mom...." Iris tajam itu menatap sang ibu dengan binar jenaka. Ibunya itu tipe yang sangat peka, jadi sangat sulit untuk mengelak darinya.
" Dad sudah berangkat?" Tanyanya yang hanya di balas dengan anggukan kecil dari sang ibu.
Pengalihan topik.
"Breakfast? " Tawar sang ibu saat melihat salah satu pelayannya memberikan tas pada sang putra.
" Later mom, aku ada kelas pagiᅳlove you mom." Satu kecupan manis mendarat pada pipi kanan sang ibu sebelum meninggalkan rumahnya menuju kampus.
Wanita cantik nan anggun itu menatap punggung sang putra dengan kekehan pelan. Ia menggeleng kecil.
Mengingat semalam putranya pulang dari kampus dalam kondisi cukup berantakan, namun pagi ini kelihatannya kondisinya berbanding terbalik.
Putranya bahkan terlihat seperti seekor kupu-kupu yang melebarkan sayapnya dengan penuh kebahagiaan. Terbukti jika senyum cerah putranya tidak luntur diwajah tampannya.
Wanita cantik itu adalah Mrs Song.
Wanita cantik nan anggun itu hanya menggeleng kan kepalanya, ia beringsut kembali ke tempat duduknya sembari meraih bukunya.
" Anak itu seperti orang yang sedang jatuh cinta..." Ujarnya dengan senyum manis.
" Saya juga baru pertama kalinya melihat tuan muda berekpresi sebahagia itu." Sahut salah satu pelayan yang sejak tadi berdiri diruangan tersebut sambil memperhatikan interaksi ibu dan anak itu. Kemudian keduanya pun tertawa kecil.
ᅳ
Pagi itu Yunho memutuskan untuk lewat gerbang belakang kampus. Dia sudah memutuskan untuk menjaga jarak bahkan untuk menjauh dari pria gila itu. Siapa lagi jika bukan sang predator, Song Mingi.
Semalam ia memberikan julukan pada pria itu.
Yunho berjalan tanpa suara. Ia merapatkan jaket tebalnya karena hari ini tubuhnya sepertinya tidak baik-baik saja.
Mengingat kebodohan besar pria itu semalam.
Yunho berjalan melalui fakultas tehnik, ia sedikit mengedarkan pandangannya. Sebenarnya ini kali pertamanya melalui gerbang belakang kampusnya, kali ini apa boleh buat.