Keesokan harinya, Yunho memutuskan untuk membuatkan sarapan untuk kedua kakaknya. Pagi-pagi sekali si bungsu Jung itu bangun dan membersihkan diri.
Hari ini dia akan mengunjungi Wooyoung di kampung halamannya, Yunho sudah meminta tolong pada kakak pertamanya, Subin, untuk mencari tahu alamat rumah Wooyoung dengan lengkap.
Bukan hal sulit bagi si sulung Jung untuk mendapatkan informasi seseorang, mengingat pria itu sejak muda sudah memiliki penjaga khusus.
"So cute..." Gumam seseorang di lantai dua, sosok itu hanya memperlihatkan sebagian tubuhnya, sisanya ia sembunyikan agar tidak ketahuan bahwa dirinya sedang mengintip si bungsu di bawa sana.
Yeji yang sedang membersihkan ruang tamu sesekali melirik ke atas, ini masih pagi tapi drama paginya sudah di mulai.
"Padahal aku sudah minta maaf..." Dumelnya dengan bibir sedikit mengerucut.
"Kalau sudah begini akan sulit mengajaknya liburan ck.." Obsidian hitamnya tidak teralihkan pada kegiatan si bungsu dibawa sana.
"Itu kebodohanmu sendiri⸺" Jaehyun mengatup kedua belah bibirnya dengan rapat, hampir saja dia berteriak karena kaget. Kebiasaan sekali selalu muncul secara tiba-tiba.
Subin melirik Jaehyun dengan ekor matanya seakan berkata 'kau kenapa?'
"K-kau mengagetkanku hyung." Bisik Jaehyun kepada Subin. Pria berlesung pipi itu kembali melihat ke arah dapur.
Sebenarnya Subin sendiri memiliki sepasang dimple indah di wajah rupawannya, cuma pria itu jarang memiliki ekspresi lain di wajahnya menyebabkan dua titik cacat itu sangat jarang terlihat.
Yeji yang melihat kedatangan Subin, gadis itu membungkukkan badannya kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali.
"Dia seperti sangat menikmati kegiatannya disana..." Ujar Jaehyun, pria itu bahkan mencengkram palang pembatas diatas sana karena gemas. Dia bahkan tidak terlalu bisa dengan urusan dapur, tapi adiknya yang manis disana terlihat sangat menikmatinya.
"Mom, dia lebih banyak mengambil sisi dari ibu kita. Tubuhnya saja yang besar seperti itu, tapi dia memiliki banyak ciri khas ibu dibandingkan dengan daddy." Senyum Subin merekah menatap punggung si bungsu yang tengah berjalan kesana kemari mencari apa yang dibutuhkannya.
Jaehyun mengangguk menyetujui ucapan sang kakak, memang benar jika si bungsu itu lebih mirip seperti ibu mereka. Bahkan sifat keras kepalanya sangat sama, bahkan lebih parah.
"Kenapa juga harus sifat itu yang ibu turunkan pada baby bear.." Batin Jaehyun menangis.
"Hyung..." Panggil Jaehyun. Subin menoleh dan melihat Jaehyun dengan raut wajah seriusnya.
"Baiklah." Ucap Subin berjalan ke arah sofa yang memang disediakan diatas sana, Jaehyun pun mengikuti langkah kakaknya dan duduk di hadapannya.
"Katakan." Subin menyandarkan punggungnya, tak lupa ia menyilangkan kakinya, kebiasaannya.
"Bagaimana menurutmu dengan putra ketua Song?" Tanya Jaehyun on point.
Pria itu memang kurang mengetahui mengenai pria itu, rasanya ia ingin menantang pria itu karena berani mendekati adik kesayangannya.
Subin menaikkan sikunya pada bantalan sofa, ia menopang sisi kepalanya kemudian berpikir sejenak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.