⸻
"Tuan muda Yunho pasti sedang kesal sekarang." Pria berambut blonde itu melirik sekilas sosok pria yang baru saja berdiri sejajar dengannya di lantai dua fakultas managemen dan bisnis.
Kebetulan, di lantai dua hanya ada mereka berdua di lorong loby kelas.
Ekor mata pria berambut merah itu melirik ke arah pria berambut blonde, Eric.Pria itu hanya diam tanpa ingin meresponnya sama sekali.
"Pengendalian dirimu ternyata masih sangat buruk." Eric sangat paham arah pembicaraannya. Entah kenapa pria itu seakan terswitch jika ada yang bertanya mengenai dirinya. Sisi gelapnya muncul begitu saja.
"Jangan laporkan apapun pada tuan muda Jaehyun mengenai kedatangan tuan muda Subin di tempat ini. Kedatangan tuan Subin tidak diliput karena permintaannya, kau pasti paham apa artinya." Eric memutar badannya kemudian berjalan melalui Sunwoo begitu saja.
Pria itu memang tahu jika Sunwoo adalah utusan dari Jaehyun, putra kedua Jung Uknow. Eric hanya tidak ingin pria itu menggila jika tahu Subin datang ke kampus ini dan membuat kehebohan lagi, cukup dengan pertandingan basket waktu itu. Dia dapat menyimpulkan bahwa putra pertama keluarga Jung itu sudah akan memulai langkah awal untuk si bungsu kecil itu.
Lagi pula, si bungsu Jung tidak bisa di remehkan. Meski tidak pernah terekspos secara publik, pria itu tetap saja memiliki darah keturunan Jung yang mengalir dalam tubuhnya.
Buktinya adalah si bungsu itu masuk ke klub menembak, bersama Sunwoo. Tidak diragukan lagi seperti apa skillnya.
Mungkin Eric akan kalah jika beradu kekuatan dengan pria bernama Sunwoo, tapi jika beradu insting dan pengamatan, ia yakin lebih unggul dari pria itu.
─
"Yunho-ya...."
"Hey....Yunho-ya!"
"Jung Yunho pabbo!" Panggil Wooyoung sembari melambakan tangannya di depan wajah Yunho.
"E-eoh?" Sahut Yunho yang masih kaget akan keberadaan sang kakak.
"Eiyy apa kau begitu terpesona dengan orang itu eoh~" Wooyoung menyeringai kecil sembari menoel-noel dada Yunho dengan jari telunjuknya.
Yunho menjatuhkan kepalanya diatas meja, benar-benar tidak terduga. Itulah watak kakaknya. Licin dan tidak terprediksi. Yunho yakin jika kakaknya menerima surat permohonan itu bukan karena tertarik untuk bicara di depan banyak orang melainkan karena dia ada disini.
"Pantas saja Saiubin hyung memakai mobil itu..." Batin Yunho.
Wooyoung menatap bingung dengan tingkah Yunho, apa sebegitu terpesonanya anak itu pada pria pebisinis itu sampai dia down seperti ini.
"Tidak ada larangan berkunjung di tempatmu jika bersangkut pautan dengan pekerjaan."
Seketika Yunho mengingat salah satu isi perjanjian yang mereka buat di awal.