☷ 99

268 26 5
                                    

Suasana kantor berjalan seperti biasanya, beberapa karyawan terlihat fokus dengan tugasnya masing-masing, tak jarang ada juga yang tengha berbincang mengenai sesuatu ataukah mereka akan sesekali membahas bos mereka, Jung Subin.

Itu hal yang biasa dalam lingkungan kantor.

Tapi suasana berbeda dirasakan oleh pengawal pribadi Subin dalam ruangan kerja sang bos, pasalnya setelah ia melihat rekaman cctv malam lalu, mood pria itu menjadi angin topang meski pun dari luar ia terlihat sangat tenang karena begitulah perangainya.

Hal itulah yang membuat Yeosang untuk diam dan tidak ingin menggoda bosnya. Dia tahu kapan waktu bisa melemparkan candaan kecil pada Subin dan kapan dia harus diam, candaannya pun harus dia pikirkan baik-baik sebelumnya.

Dari semua putra bos besarnya, Subin pribadi yang paling tidak mudah disentuh dunianya. Seakan pintunya hanya untuk si bungsu, karena dia tak pernah melihat perubahan ekspresi pria itu selain pada si bungsu.

"Apa kita harus memberikan sedikit sapaan ringan untuk ketua Choi?"

"Tidak perlu." Tolak Subin cepat, iris hitam itu melirik ke arah Yeosang.

"Dia melarangku." Yeosang sedikit mengerutkan keningnya.

Melarang?

Dia langsung dilanda kebingungan besar.

Masalahnya, sejak malam lalu si bungsu itu tidak pernah menelpon bosnya atau pun sekedar mengiriminya sebuah pesan, lalu kenapa bisa bosnya mengatakan hal seperti itu?

Karena Yeosang berani bertaruh jika Subin memiliki keinginan besar untuk memberikan 'sapaan' kecil untuk tuan Choi, salah satu relasi kerja dengan tuan besar di perusahaan pusat. Subin sangat tahu itu karena sejak menginjak usia remaja, Subin sudah sering kali ikut bersama Uknow untuk mengurus atau hanya sekedar 'jalan-jalan' di perusahaan. Jadi dia bisa melihat, mengingat dan menghafal siapa saja orang-orang yang membuat kerjasama dengan sang ayah.

Subin menghela napas pelan, ia sedikit memutar kursinya dan duduk membelakangi Yeosang.

"Bagaimana bos bisa tahu jika tuan muda melarang anda melakukannya?" Yeosang mau tak mau harus bertanya, karena dia merasa penasaran.

Subin diam sejenak.

Pria itu sedang berusaha menenangkan dirinya.

"Dia mengatakannya lewat tatapannya..." Subin memutar kembali kursinya dan melihat ke layar pcnya yang memperlihatkan rekaman cctv di apartemen si bungsu.

Demi apapun, Yeosang semakin bingung mendengar tiap kata yang keluar dari mulut bosnya tapi dia harus bisa tahan, jika di mobil tempo hari dia hanya mendapat jitakan saja, kini jika dia salah ucap, entah dia akan di lempar kemana.

Dan hal itu sangatlah menyeramkan bagi Yeosang.

"Kau lihat dia melihat kearah kamera yang terpasang disana?" Subin sedikit mendongakkan kepalanya, menatap Yeosang yang mengangguk.

"Mata bulatnya mengatakan padaku untuk tidak berbuat macam-macam pada keluarga Choi."

"Lalu artinya apa bos?" Yeosang menahan bibirnya untuk tidak bertanya banyak.

"Pria itu tidak berbahaya, garis besarnya seperti itu." Ucap Subin mengakhiri penjelasannya dan Yeosang hanya bisa menggaruk kepala.

Tring

Subin sedikit menunduk saat mendengar suara pemberitahuan terdengar dari ponselnya.

"Jaehyun?" Gumamnya kemudian meraih ponselnya yang sejak tadi tergeletak di atas meja kerjanya.

Ateez - A LITTLE JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang