Lisa sampai di sekolah setelah diantar oleh ayahnya, jung hyuk. Melangkah masuk dengan lesu, mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya bingung. Hyeri yang baru saja tiba pun melihat lisa, langsung menghampiri sahabatnya itu. Lisa yang menyadari keberadaan hyeri hanya sedikit menoleh lalu kembali berjalan tak semangat.
"cara mu kali ini payah hyeri" singkat lisa tanpa memandang lawan bicaranya itu.
"Ya! Bagaimana bisa? Padahal dia sangat suka makan" hyeri kaget karna usulnya kali ini gagal dan tidak membantu sama sekali.
"hm. Dia memuntahkannya" ujar lisa menundukkan kepalanya. Dia benar-benar kehabisan cara untuk membuat hubungannya dengan rosie membaik. Hyeri ikut sedih dan merangkul sahabatnya itu, dia tau betul bagaimana usaha lisa selama ini untuk rosie.
Rosie, lisa, dan hyeri bersahabat. Namun saat kecelakaan, rosie benar-benar menutup diri. Dia tak ingin menemui orang lain, Dia benci dikasihani, Bahkan saat hyeri menjenguk, rosie selalu mengusirnya. Hyeri hanya bisa melihat rosie dari jauh jika dia merindukan sahabatnya itu. Tanpa percakapan dan tanpa pelukan hangat yang sangat candu untuknya.
Berjalan beriringan membelah koridor yang ramai dengan kesibukan siswa dan siswi pada pagi ini, Lisa dan hyeri Masuk ke kelas dan duduk di tempat mereka. Sesaat hening menghampiri keduanya. Dan tiba-tiba lisa menatap hyeri sendu, dia tak bisa lagi menahan diri. Memeluk hyeri adalah jalan yang tepat sekarang. Hyeri yang kebingungan berusaha menyesuaikan dirinya saat ini.
"aku bahkan sudah melakukan banyak cara untuk meluluhkannya. dia tidak bisa melihat, tapi aku tetap membuat ramen itu dengan tangan ku sendiri. Aku bisa saja membelinya, tapi tidak. Aku membuatnya karna aku bersungguh-sungguh"
"dia tidak perlu berteriak untuk membuat ku mendengarkannya. Dia sedikitpun tidak menghargaiku. ini sakit sekali." Suara parau itu kini terdengar oleh hyeri, penuh kekecewaan dan rasa rindu.
"Hyeri, Setelah banyak hal yang sudah kami lakukan bersama selama ini, apa dia tetap tidak merindukanku? Aku benci seperti ini hyeri. Kami berada dikamar yang sama dan tidur bersama. Tapi aku tidak merasakan apa-apa. Aku seperti sendirian. Dia benar-bernar bukan seperti rosie yang kita kenal. Mengabaikan orang lain dan terus menghindar. Aku tidak tau lagi harus bagaimana hyeri" ucap lisa putus asa dalam pelukan itu.
Hyeri sangat mengerti. Dia mengangguk di pundak lisa seakan setuju dengan apa yang lisa ucapkan barusan. Lisa juga tipe orang yang hanya ingin di dengar. Dia tak butuh kata-kata penyemangat dari orang lain. Saat seperti ini lisa hanya sekedar ingin mengutarakan keluh dan kesahnya.
"apakah sulit untuk mengatakannya? Jika dia menginginkan sesuatu aku pasti akan mengabulkannya. Aku benar-benar akan melakukan apapun hyeri. Bagaimana aku bisa tau jika dia enggan berbicara. dia itu buta dan sama sekali tidak bisu!"
"Aku benar-benar merindukannya. Rosie yang selalu menyayangi dan memanjakan adiknya. Aku merasa dia tak menginginkan ku hyeri. Aku bahkan rela mati jika dia sungguh memintanya." Sambung lisa setelah mengatur nafasnya yang sedikit memburu.
"perkataan mu menyakiti ku lisa. jangan pernah berpikir kau hanya hidup karna ada rosie didunia ini. masih ada aku, ayah, dan ibu yang menyayangi mu. Apa kau rela meninggalkan orang yang menyayangi mu? Ingatlah bahwa kau terlahir didunia bukan karna tidak ada yang menginginkan mu tapi karna ada orang yang membutuhkan mu. Tanpa kau sadari, rosie lah yang sangat membutuhkan mu. Kau meminta ayah membuatkan pegangan besi di sekeliling rumah mu untuk mempermudahnya. Apa menurut mu rosie tidak membutuhkan mu? Kau merekam semua materi pelajaran setelah pulang sekolah Agar dia tetap bisa belajar dengan keadaan seperti itu. Apa menurut mu rosie tidak akan merasa kehilangan jika kau tidak ada? Kau menyiapkan semua yang dia butuhkan di pagi hari. Apa rosie masih ingin hidup jika kau meninggalkannya? Apa dia bisa jika kau tidak ada?" hyeri angkat bicara karna menurutnya lisa sudah cukup melantur.
"jangan pernah katakan itu lagi. Itu sangat menyakiti ku lisa." hyeri semakin mempererat pelukannya. Membiarkan lisa menangis. Sahabatnya itu, dia sangat menyayanginya.
Pekanbaru, 8 juli 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Altschmerz
Fanfiction"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie "Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...