#54

450 80 8
                                    

Lisa dengan mata sembabnya turun dari kamar loteng menuju meja makan, Namanya sudah berkali-kali dilayangkan oleh sang ayah yang terus membujuknya bergabung. Sesampainya, gadis berponi itu semakin ingin dibuat menangis saat melihat tidak ada rosie disana. Ini yang sebenarnya ia takutkan, ini yang sebenarnya sangat lisa khawatirkan.

Jung hyuk yang melihat lisa seperti itu bangkit dan memeluk putri bungsunya menenangkan. Begitu pun se ri yang berusaha membuat lisa yakin bahwa semua akan baik-baik saja. saat lisa dan rosie baru pulang dari taman, jung hyuk dan se ri bisa melihat dengan jelas dari wajah keduanya bahwa ada sesuatu yang terjadi. Membiarkan rosie masuk ke kamar terlebih dahulu, se ri membawa sang bungsu duduk dan memintanya untuk menceritakan yang terjadi.












Sehabis makan malam, lisa masuk ke kamar dengan sebuah koper besar yang telah dibelikan oleh jung hyuk (Yang mana seharusnnya lisa ikut menemani sang ayah membelinya). Terlihatlah rosie yang sedang duduk didepan jendela yang dibiarkan terbuka dan masih menggunakan pakaian lengkap seperti saat pergi ke taman tadi. Sama halnya juga dengan hank, yang tertidur dengan tali yang masih setia digenggam oleh sulung jung hyuk itu.

Lisa menatap sang kakak dari belakang hanya bisa menghela nafasnya, kemudian dia bergerak mengambil selimut, melebarkan kain itu dan menutupi tubuh rosie yang sudah tersengat sejuk. Kemudian gadis berponi ini beralih ke hank, membuka genggaman rosie agar melepaskan harness yang terhubung dengan badan anjing pemandu itu dan membawa hank ke tempat tidurnya. 



Putri bungsu keluarga choi itu sedari tadi hanya terduduk di bibir ranjang sambil memperhatikan kakak kesayangan yang tidak lama lagi akan ia tinggalkan. Lisa tidak tau harus melakukan apa, sebab dia tau hal ini pasti sangat berat untuk rosie.

malam semakin larut, udara juga semakin dingin, akhirnya lisa berdiri menutup jendela. Ditatapnya wajah sang kakak, bekas aliran air mata dipipinya bahkan jelas terlihat dari tempatnya berdiri, itu benar-benar membuat hatinya tercabik-cabik.

Lisa berlutut dan melepaskan sepatu rosie, memandunya berdiri dan membawanya ke atas tempat tidur. Melepaskan mantel sang kakak, lisa perlahan menidurkan tubuh lelah gadis blonde itu. menyelimutinya, lisa mendaratkan kecup hangatnya tepat di kening rosie dengan penuh sayang.

Kemudian lisa pun naik ke atas ranjang, menyelimuti mandiri dirinya sendiri dan mendekat untuk membawa rosie ke dalam pelukannya. Dia sangat bersyukur karna sedari tadi atas apa yang sudah dia lakukan pada gadis blonde itu, rosie sama sekali tidak memberontak. Itu cukup membuatnya tenang, walaupun rosie tidak menanggapinya.






















Keesokan harinya, lisa dan jung hyuk berada di meja makan untuk menyantap jamuan siang. Kepala keluarga itu sengaja absen ke kantor karna harus mengurus keberangkatan lisa sekaligus menikmati saat-saat terakhirnnya bersama sang bungsu sebelum berpisah. Beralih ke se ri yang baru saja keluar dari kamar bersama rosie yang baru saja selesai mandi. Sebab sedari tadi tidak ada yang mampu membujuknya bangkit dari ranjang, se ri lah yang berhasil kali ini.

Mendudukkan putri sulungnya disebelah lisa, dan se ri beranjak ke tempatnya di samping sang suami. Rosie pun memulai acara menyantapnya, lisa melihat itu pun lagi-lagi bersyukur karna rosie tidak sampai mogok makan seperti sebelumnnya.  Semuanya kembali melanjutkan makan mereka masing-masing. Sampai dimana rosie meletak alat makannya dan meraba meja mencari segelas air.

"ibu, air." Ucapnya singkat, semua perhatian tertuju pada gadis blonde itu. lisa yang paling dekat dengan rosie pun spontan langsung mengambil gelas dan menuangkan air ke dalamnya.

"ini" ujar lisa mendekatkan segelas air itu ke punggung tangan rosie yang tadi meraba.






"ibu, air" ucap rosie lagi dengan tidak memperdulikan tangan lisa yang terus terangkat memegang segelas air untuk kakak kesayangannya.

Altschmerz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang