Matahari terbit, menciptakan fajar yang indah terlukis di langit kala itu. kicauan burung-burung, akan membuat sempurnanya pagi terasa kurang jika tidak mendengarnya. Keluarnya se ri dari kamar bernuansa pastel itu, meninggalkan lisa yang terbangun duduk sambil termenung melihat pancaran sinar hangat masuk melalui jendelanya yang telah dibuka.
Mengerjapkan matanya beberapa kali, lisa mendapat kesadarannya penuh. Menoleh ke arah rosie, sang kakak kesayangan, yang masih terpejam damai berenang dilautan dunia mimpinya. Gadis berponi ini merangkak mendekat rosie yang tertidur menyamping dan kemudian memeluknya.
Mengucapkan selamat pagi, lisa berulang-ulang menjatuhkan kecupnya di pipi sang kakak yang chubby dan sang empu menerima itu sama sekali tidak terusik. Setelah puas, akhirnya dia bangkit dari sana dan bersiap untuk bertempur hari ini.
Menyelesaikan sarapan, lisa mengecup singkat pipi sang ibu pamit dan melangkah masuk ke dalam mobil sang ayah. Se ri melambaikan tangannya tinggi kepada mobil sang pencari nafkah yang mulai menjauh dari pandangannya.
Membelah jalanan yang mulai padat dengan kegiatan orang-orang, jung hyuk mengendarai mobilnya dengan kecepatan dibawah rata-rata. Sesekali melirik jam tangan mahalnya, jung hyuk tak ingin lisa dan tentu dirinya sendiri terlambat. Seperti jamnya, waktu sangatlah mahal. Jung hyuk sangat menghargai waktu dan berusaha memanfaatkannya sebaik mungkin.
Beberapa waktu berlalu, akhirnya mobil sedan itu masuk gerbang sekolah. Menurunkan lisa didepan lobby, jung hyuk tidak lupa mengecup kening sang anak bungsu. Lisa keluar dan menutup pintu mobil sang ayah. Kemudian dia membungkukkan badan, melihat ayahnya dari kaca mobil yang terbuka.
"ayah, nanti lisa akan pulang terlambat, jadi tidak perlu dijemput" ucap lisa menahan tunduknya untuk berbicara dengan sang ayah.
"lalu? lisa akan pulang dengan siapa?" tanya jung hyuk yang ikut mendekatkan dirinya ke jendela sisi tempat sang anak bungsu berdiri.
"dengan teman kelompok belajar lisa, ayah" jawab lisa.
"baiklah kalau begitu, hubungi ayah jika berubah pikiran ya sayang" jung hyuk memejamkan matanya mengerti sambil mengangguk kecil. Mengizinkan lisa untuk pulang bersama teman kelompok belajarnya.
"ayah pergi, hm?" pamit jung hyuk setelah mendapatkan anggukan dari anaknya. Lisa pun melambai seperginya mobil sang ayah.
Lisa berjalan masuk ke lobby, menyusuri koridor yang ramai oleh siswa-siswi yang lain. Sesampainya di kelas lisa hanya mengeluarkan buku pelajaran dan membacanya. Tidak seperti siswa yang lain lebih memilih untuk berbincang, ke kantin, atau tidur seperti bambam. Teman sebangkunya itu.
Jam pelajaran pun dimulai, lisa dengan cermat memperhatikan guru sang pemberi materi di depannya. Bahkan saat waktu berakhir, gadis berponi ini akan terus belajar, jika saja hyeri tidak datang dan memaksanya pergi ke kantin untuk makan siang. padahal hari ini dia tidak membawa bekal.
Saat bel pulang berbunyi, hyeri pun datang lagi ke kelas sahabatnya untuk bersama-sama ke lobby menunggu jemputan masing-masing, Tapi lisa sudah tidak ada dikelasnya. Gadis berambut sebahu yang dibuat bingung oleh lisa pun masuk ke kelas dan menghampiri bambam yang sedang berkemas.
"bam, dimana lisa?" tanya hyeri tanpa basa-basi.
"dia sudah keluar tadi" jawab bambam melihat sekilas lawan bicaranya dan melanjutkan kegiatan berkemasnya.
"kemana?" tanya hyeri lagi.
"aku tidak tau, dia tidak mengatakan apa-apa padaku" jawab bambam pula.
"ish kemana anak itu" hyeri kesal dan melipat tanganya ke dada. Lisa tidak seperti biasanya, gadis berponi slalu memberitaunya kemanapun dia akan pergi. Bersama maupun tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altschmerz
Fanfiction"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie "Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...