#44

446 64 0
                                    

Dipagi ini, se ri masuk ke kamar putri kembarnya berniat untuk membangunkan sang bungsu yang harus berangkat ke sekolah. Membuka jendela, dia membiarkan sinar fajar menyinari ruang tidur itu.

Berjalan ke lisa, se ri merapikan rambut yang menutupi wajah damai bungsunya dan mengelus pipi tirus itu menyadarkan sang empu untuk segera bersiap karna sekolah akan dimulai.

Lisa yang mudah terjaga pun membuka matanya sipit dan melihat se ri yang tersenyum manis mengucapkan selamat pagi dengan berbisik pelan. Berhasil membuat gadis berponi itu terbangun, se ri pun keluar dari kamar dan melanjutkan tugasnya yang lain.

Seperginya sang ibu lisa termenung sejenak mengumpulkan kesadarannya penuh. Menoleh sekilas ke arah jam yang ada dimeja nakas, lisa memejamkan matanya lagi singkat sebelum benar-benar bangkit dan bersiap memulai harinya. 










Selesainya bersiap, lisa membuka lemari pakaian milik rosie dan menyiapkan baju untuk sang kakak kenakan nanti. Kemudian meraih tas sandangnya dan sedikit berkaca putri bungsu jung hyuk ini merapikan poninya. Berbalik Melihat rosie yang masih tentram dalam tidurnya, lisa pun mendekat dan merapikan selimut sang kakak. Menjatuhkan kecup sayangnya ke pipi chubby itu, lisa berpamitan pada rosie yang mungkin masih marah dengan kejadian kemarin.







Lisa mengecup pipi sang ayah sebelum gadis berponi itu mendaratkan pijakkannya dilobby sekolah. menutup pintu mobil, jung hyuk menurunkan kaca melambaikan tangannya pamit pada anak bungsu jeniusnya. Kepala keluarga itu menjalankan mobil dan lisa masuk ke dalam gedung sekolah.

Menyipit bingung mata gadis berponi ini melihat siswa-siswi yang berkerumun. dengan rasa ingin taunya, lisa ikut mendekat dengan kerubungan itu mencari sesuatu yang telah menarik perhatian murid-murid di sekolahnya. Saat mendekat, lisa mendapati bambam yang keluar dari kerumunan dan Merasa bambam sudah mengetahui apa isi mading tersebut, lisa pun menahan tangan lelaki yang pernah memberinya bola-bola coklat itu.

"ada apa?" cegat gadis berponi ini. Menunjuk mading dengan lirikannya, lisa bertanya pada bambam.

"itu-, hei aku rasa kita berada di kelas yang sama lisa" jawab bambam berniat ingin menjelaskan, Tapi terputus kaget karna yang bertanya adalah lisa. mengingat sedikit ke belakang, lelaki ini melihat nama lisa di list pembagian kelas yang sama dengannya.

"sungguh?" ucap lisa tergemap. Dengan cepat gadis berponi ini membelah kerumunan ingin melihat secara langsung dengan mata kepalanya sendiri.

"hm, kalau aku tidak salah liat" menaikkan bahu, bambam mencoba menyakini dirinya tidak salah. Melihat lisa, bambam mengangkat tangannya rendah, meminta teman-temannya untuk menunggu. Kemudian dia mengikuti lisa, membantu adik kesayangan rosie itu mendekati mading lebih dekat dan menjaga lisa agar tidak berdesakan dengan yang lain.

Melihat langsung pembagian kelas itu, lisa menunjuk list dan dengan teliti mencari nama secara berurutan dari list pertama. Bambam yang melihat itu pun membantu dengan menunjuk langsung nama gadis dihadapannya itu, tapi yang didapatnya hanya gelengan kepala. Tidak ingin mengganggu fokus lisa, bambam mulai merentangkan tangannya memastikan lisa mendapat kelonggaran disana.

Beberapa menit berlalu, lisa menemukan nama yang dia cari. ya, hyeri adalah nama yang dicari-cari oleh gadis berponi itu, dan sangat disayangkan mereka tidak sekelas kali ini. Berbalik dan menatap bambam tak bersemangat, lisa hanya menggelengkan kepalanya lesu. Bambam pun menarik tangan lisa membawanya keluar dari kerumunan.

Duduklah bambam dan lisa dikursi besi yang ada dikoridor. Membiarkan teman-temannya pergi, lelaki yang pernah melukai pelipis putri bungsu jung hyuk ini tak ingin meninggalkan lisa yang tampak murung. Tidak lama setelah itu, bambam mendapati hyeri yang berjalan cepat menuju mereka. Melihat itu, bambam menyentuh lisa dengan punggung tangannya pelan memberitahu bahwa hyeri sedang berjalan ke arahnya.

"lisa, aku mencarimu sedari tadi. Apa kau sudah liat mading?" tanya hyeri dalam menujunya, Menggeser bambam dan duduk ditengah-tengahnya. Bambam yang mengerti bahwa gadis berambut sebahu itu masih kesal karna ia pernah melukai sahabatnya pun hanya bergeser mempersilahkan kedua sahabat itu.

"hm, sudah" balas lisa lesu.

"haaaaa betapa hancurnya nilai ku nantiiiii" hyeri menutup wajah dengan kedua telapak tangannya merasa putus asa.

"hm, tidak perlu khawatir. Aku dan bambam akan membantumu jika nanti kau kesulitan" lisa menaikkan tangannya untuk mengelus lembut punggung hyeri menenangkan. Memberi pahamnya bahwa tidak ada yang perlu dicemaskan.

"YAA!! Kau sekelas dengan dia?!" mengangkat kepalanya kaget menatap lisa dan jarinya menunjuk bambam tak percaya dengan apa yang baru saja lisa katakan. Beralih pandang melihat bambam, hyeri hanya terdiam dalam bungkamnnya dan dibalas dengan jari "peace" oleh lelaki yang tersenyum canggung itu.









Berpisah dengan hyeri, akhirnya lisa dan bambam masuk ke dalam kelasnya. Merasa sedikit asing dengan anggota kelas yang berbeda, jadi mereka memutuskan untuk duduk bersama. Kelas itu tidak terlalu ribut, sangat tenang dan damai. Melihat sekelilingnya, lisa sedikit tercengang karna ternyata dia berada diantara juara-juara kelas lainnya. Seperti yang ada di sudut belakang dekat jendela, ada Kim Namjoon si peraih juara umum tahun ini.





Mr. Rudi masuk, mereka melakukan sedikit perkenalan dan membentuk struktur organisasi kelas. Beberapa waktu berlalu, terbentuklah sudah semuanya, mr. Rudi pun keluar dan membiarkan siswa-siswi dihari pertama sekolah ini bersantai. Beberapa ada yang keluar dan beberapa ada yang menetap dikelas menghabiskan waktu mereka dengan membaca buku bahkan ada yang mulai menjatuhkan kepalanya tertidur. Itulah bambam, lelaki yang ada disamping lisa saat ini.

Mengeluarkan buku bacaan, lisa mulai mengisi waktu luang. Baru saja membuka buku, tiba-tiba hyeri datang menenteng paper bag di tangan kirinya. Duduk dibangku depan lisa, hyeri memberikan buah tangannya. Menemani sang ibu ke singapura untuk business trip ternyata cukup menyenangkan, karna sesekali mereka mengunjungi tempat hiburan.

"terima kasih" ucap lisa bertepuk tangan girang menerima dan menggeledah isi paper bag itu. Ada berbagai macam coklat dan sebuah kotak jam tangan.

"hm, aku dengar-dengar ini adalah kelas unggulan" mengangguk membalas sahabatnya itu. Lisa hanya menatap membenarkan ucapan hyeri.

"sepertinya begitu, mereka semua berkumpul disini" jawab lisa sedikit takut, meragukan kemampuannya sendiri untuk bersaing.

"lalu dia? Kenapa bisa ada dikelas ini? Aku tidak melihatnya naik ke podium kemarin, Apa karna ayahnya seorang komite disini?" menoleh ke arah bambam, hyeri menunjuk lelaki itu dengan dagunya. Bertubi-tubi melemparkan pertanyaan pada gadis berponi yang ikut melihat ke arah lelaki yang tertidur di sampingnya.

"hei, jangan berbicara seperti itu. Bagaimana nanti jika dia dengar?" meletakkan telunjuknya di bibir, lisa meminta hyeri untuk berhati-hati dengan ucapannya. Hyeri yang merasa masa bodoh hanya memutar bola matanya cuek.

"dia masuk lima besar, jadi itulah kenapa dia bisa beraa disini" ucap lisa pula membalas pertanyaan bertubi dari hyeri.

"aku tak menyangka ternyata dia lebih pintar dariku" hyeri terkejut bungkam mendengar perkataan lisa. mengangkat kedua tangannya ke kepala dan menggeleng tak percaya. Lisa yang sudah memperingati hyeri di awal membiarkan sahabatnya itu menarik perkataannya dan melanjutkan bacaannya





"hm, lisa" panggil hyeri tiba-tiba.

"hm" gumam lisa menjawab.

"bagaimana dengan beasiswa yang kau katakan waktu itu? Kau jadi mengambilnya?" tanya gadis berambut sebahu itu.

"aku mau dan ayahku mengizinkannya. Tapi ibuku tidak" ucap lisa tak mengilangkan fokus membacanya.

"saat kau menelfon dan memberitauku tentang beasiswa itu, ibuku mendengar percakapan kita. Setelah itu dia bilang jika aku mau, di australia ada sekolah bisnis yang bagus. Jadi jika kau mengambil beasiswa itu, aku juga akan menyetujui ide ibuku" ucap hyeri mulai bercerita. Lisa pun mulai mendengarkan hyeri cermat.

"benarkah? Itu terdengar bagus" balas lisa bersemangat mendengar tuturan hyeri.

"terdengar lebih bagus jika kau mengambil beasiswa itu" timpa gadis berambut sebahu dihadapannya itu.





Pekanbaru, 20 November 2021

Happy Reading, dan Stay Healthy semuanyaaaa❤️

Altschmerz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang