Sehari setelah perban dibuka, rosie sudah diperbolehkan pulang dan kini ia tengah duduk dibibir bangsalnya. Kaki yang menggantung itu dipakaikan sepatu oleh jung hyuk, sedangkan se ri mengemas barang-barang bawaan mereka. Lalu pintu kamar VVIP itu terbuka oleh pria berjas putih yang membawakan kursi roda untuk keponakannya.
Joong ki kemudian mendekat, jung hyuk pun membopong sang sulung duduk ke kursi roda. Rosie bergerak untuk menyamankan dirinya disana. ditengah itu, genggamannya sedari tadi tak lepas pada cassette player, yang mana musik terus bermain ke telinga melalui earphone yang ia gunakan.
Mereka lalu keluar dari sana dan berjalan menuju lift. Sesampainya dilobby, jung hyuk yang tadinya bertugas mendorong kursi roda, kini mengalihkan perannya pada sang istri. Tas bawaan se ri pun jatuh turun ke lantai, Kepala keluarga itu kemudian beranjak dan turun berlutut kehadapan sang putri.
"sayang. pulang dengan ibu dan bibi, hm? Ayah-" ucap jung hyuk yang terputus oleh gumaman rosie. gadis itu lalu melepaskan earphone yang terpasang dikedua telingnya.
"ayah harus mengurus administrasi, rosie pulang dengan ibu dan bibi, ya?" jung hyuk menelan ludah dan terpejam singkat, lalu kepala keluarga ini mengulangi kata-katanya.
Rosie kemudian mengangguk dan memasang earphone kembali ke tempatnya. Mendonggak menatap sang istri yang berdiri dibelakang putri sulungnya, jung hyuk bangkit sambil mengangguk tipis ke arah sana. Lalu ketiganya berdiri menunggu hye kyo yang tengah menjemput mobil ke parkiran.
Setibanya mobil, jung hyuk dengan tangkas membuka pintu penumpang belakang dan menggendong putri kesayangannya kesana. Tidak lupa memasangkan safety belt, jung hyuk melepas rosie dengan kecup hangat dipipi chubby gadis blonde itu. mobil kemudian bergerak membawa ketiga wanita ini keluar dari pekarangan rumah sakit.
Selama diperjalanan rosie tidak begitu bersemangat untuk melihat bagaimana kota setelah nyaris tiga tahunnya, mata gadis itu masih perih meski tidak separah sebelumnya. Barangkali dia akan memulai dengan sesuatu yang tidak benderang seperti ini, semisal kamarnya mungkin.
Atau tidak, kamar loteng milik adik kesayangannya?
Mobil yang dikendarai oleh hye kyo akhirnya sampai dan terparkir tepat di garasi. Berhenti, Se ri langsung turun dari mobil, lalu membuka rumah yang nyaris seminggu ditinggalkannya. Hye kyo pun mematikan mesin mobil, kemudian dia memandu keponakannya untuk masuk ke dalam rumah yang dengan singkat waktu sang kakak rapikan.
Gadis blonde ini sempat terdiam diambang pintu, ah pemandangan ini sungguh persis seperti yang ada dikepalanya. Pegangan besi buatan sang ayah, dapur dan meja makan, juga foto yang terbingkai indah di dinding itu. rosie kemudian mendekat, sedikit mendonggak, gadis blonde ini melihat foto mereka berempat yang diambil saat kelulusan lisa. lalu tatapannya turun ke sebuah bingkai yang letaknya sedikit rendah dan berukuran lebih kecil.
dia dan lisa, tampak begitu bahagia disana.
Lalu ada yang membuat rosie teringat akan sesuatu, Ya. hank! Dimana anjing menggemaskan itu? bergerak matanya mencari tempat biasa dia menemukan hank tertidur. Dan, ya. Anjing pemandunya itu tidak ada disana. Kemana dia?
"ibu," panggil rosie.
"iya sayang?" se ri hanya menoleh sekilas dan menjawab, lalu malanjutkan lagi pekerjaannya.
"dimana hank?" tanya rosie penasaran.
"oh, dia dititip ke paman yang ada dilembaga pelatihan" jawab sang ibu lagi-lagi tanpa mengalihkan fokus pada putri kesayangannya. Rosie pun menanggapi se ri dengan mengangguk, lalu dia melanjutkan penelusurannya. Namun tiba-tiba,
KAMU SEDANG MEMBACA
Altschmerz
Fanfiction"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie "Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...