#38

444 85 1
                                    

Di pagi ini lisa merasakan ada sentuhan-sentuhan diwajahnya, hari libur membuatnya malas untuk bangun lebih cepat. Berbeda saat liburan kemarin, mereka punya banyak hal yang bisa dilakukan. Mendengar kekehan rosie, Lisa pun membuka mata beratnya untuk melihat jari-jari jahil milik gadis blonde itu.

"sudah puas bermain dengan wajahku, hm?" ucap lisa yang mendapati secara langsung sang kakak yang bermain dengan wajahnya.

"ternyata menyentuh wajahmu cukup menyenangkan" tersenyum gemas rosie membalas sang adik dengan tangan yang tidak beranjak.

"benarkah?" Lisa menaikkan alis matanya penasaran. Menimpa tangan rosie, gadis berponi ini ikut memegangi wajahnya.

"aku sudah lama tidak melihatmu, jadi dengan ini aku merasa menyentuh wajahmu adalah hal yang baru untukku." Tutur rosie memberikan alasan.

"kau sudah tidak ingat bagaimana wajahku?!" Mata gadis berponi ini terbelalak mendengarkan kata yang terlontar dari mulut kakak kembarannya ini.

"bukan begitu. Ini. Aku merasa dulu hidungmu tidak semancung ini. lalu, ini. pipimu semakin tirus. dan ini juga, sepertinya kau punya mata panda sekarang." Ujar Rosie mulai menjelaskan. Tangannya berawal memegangi hidung lisa, kemudian turun menangkup kedua sisi pipi sang adik, dan berakhir naik ke bawah mata gadis berponi itu.

"hidungku memang mancung dan pipiku justru semakin chubby, membuatku bingung bagaimana cara untuk meniruskannya." Membuka matanya yang terpejam, lisa membalas ujaran sang kakak.

"Apa tugas sekolah semakin banyak? Sehingga membuatmu kurang beristirahat?" Tanya rosie lagi penasaran dengan beberapa detail kecil atad perubahan pada sang adik.

"hm, sekolah melelahkan. Aku ingin dirumah saja bersamamu." Lisa menghela nafas dan memposisikan tubuhnya untuk tidur terlentang, menggambarkan seberapa kelelahannya bungsu jung hyuk ini.

"lalu kau ingin bodoh seperti ku juga?!?!?!" Memukul bahu lisa, rosie meninggikan nada bicaranya marah dengan sang adik.

"YA!! kau tidak bodoh. Rekaman-" lisa berusaha meluruskan, tapi dengan cepat ide cemerlang datang ke kepala gadis blonde ini dan secepat kilat rosie memotong ucapan sang adik.




















"hei bagaimana kalau kita belajar saja?" Lisa terbelalak lagi dan menggelengkan kepalanya kuat menolak ide 'Cemerlang' itu.

"jangan bercanda, tidak ada yang belajar dihari libur rosie" ucap lisa datar dan kesal dengan sang kakak. Pintar-pintar begitu, tetap saja belajar adalah hal yang terkadang menjenuhkan bagi bungsu jung hyuk ini.

"Sehari-hari aku seperti ini, tapi saat mengetahui sekarang adalah hari libur, itu lebih terasa sangat membosankan" rosie menghela nafasnya menyerah.

Lisa bangkit mendudukkan dirinya dibibir ranjang dengan kaki yang menggantung. Melihat sang kakak, lisa meninggalkan rosie yang terombang-ambing dilautan kebosanan. Menoleh ke luar jendela, lisa sepertinya sangat kesiangan. Masuk ke kamar mandi gadis berponi ini menyegarkan dirinya.

Tapi selang beberapa detik, lisa yang bersiap pun membuka pintu kamar mandi. "Sudah mandi?" Ucapnya pada rosie.

"Sudah" lisa mangangguk menanggapi jawaban sang kakak. Kembali masuk melanjutkan acara mandinya.





Merebahkan tubuhnya dan merentangkan tangannya luas ditempat tidur itu, rosie coba mengingat sesuatu yang mungkin bisa ia lakukan hari ini. Lisa yang melihat sang kakak ikut bingung, sesuatu yang menyenangkan apa yang bisa mereka lakukan?

"Ini pakai" ucap lisa setelah menemukan ide dikepalanya. Rosie yang berbaring pun mengangkat kepalanya, menebak sesuatu yang ada di atas pahanya sekarang.

"Kita pergi? Kemana?" Ujar rosie yang berhasil meraba mantel yang lisa berikan.

"Ke taman" ucap lisa sembari berpakaian juga bersiap untuk pergi ke taman bersama rosie.

















Selesai membantu sang kakak memakaikan sepatu, lisa bangkit meninggalkan rosie keluar dari kamarnya menuju sang ibu.

"Ibu, boleh lisa membawa rosie ke taman?" Mengetuk pintu sekali, lisa masuk dan tanpa basa basi langsung meminta izin ibunya. Se ri mendengarnya sedikit cemas. Setahun ini, rosie tidak pernah keluar ke sekitaran rumah mereka.

"Hati-hati ya sayang" selang beberapa saat menatap sang bungsu dan menyakini diri, akhirnya izin itu lisa dapatkan dan tersenyum sebagai bentuk terima kasihnya pada sang ibu yang telah mengizinkan.

"Lisa" se ri memanggil sang bungsu yang sudah keluar dari kamarnya. Memberikan uang dan tongkat rosie yang sama sekali belum pernah dipakai oleh empunya.







Menghampiri rosie, lisa bertanya "Sudah siap?"

Tidak terlalu memperhatikan rosie, lisa mencari tas selempangnya untuk memasukkan duit, tongkat dan barang lainnya ke dalam sana.  Sedangkan rosie sudah terduduk siap sambil memainkan jemarinya.

"Lisa" panggilnya.

"Hm?" Jawab lisa yang masih fokus dengan persiapannya.

"Aku tidak yakin bisa pergi kesana" lisa mengalihkan perhatiannya setelah mendengar ucapan ragu dari rosie.

"Kenapa? Bukannya kau merasa sangat bosan sekarang?" Ujar lisa bingung.

"Aku tidak siap bertemu orang-orang" ucap rosie dengan suara yang semakin mengecil. Lisa pun mendekati rosie dan berkata,

"Kalau begitu, kita batalkan saja" ucap lisa santai. Rosie terdiam tunduk dan bimbang dalam hatinya.

"Kau tidak seharusnya memikirkan orang lain. kau hanya perlu menjadi egois agar merasa lebih bebas" timpa lisa.

"Juga, Aku tidak akan memaksa jika kau belum siap" ucap lisa lagi ketika rosie benar-benar tidak bersuara. Semakin mendekat, tangan lisa jatuh di pundak gadis blonde itu.

"Ini, lepaslah. Aku akan menaruhnya kembali" ucap lisa menyentuh kera dari mantel yang rosie gunakan. Mengangkat kepalanya, rosie semakin kuat meyakinkan hati pada dua pilihan itu.

"Dalam hidup banyak hal yang harus kau mulai, meskipun kau tak tau seperti apa hasilnya. Jika itu tidak sesuai dengan ekspektasimu, maka belajarlah menerimanya. Tapi bagaimana jika itu melebihi ekspektasi yang kau punya?"





Pekanbaru, 27 Oktober 2021
💔❤️‍🩹

Altschmerz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang