"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie
"Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...
Rosie sudah terbangun setengah jam yang lalu. Entah mengapa gravitasi di tempat tidurnya terasa sangat kuat sehingga saat ingin beranjak mandi rasanya sulit sekali. Tapi dengan segala niat yang terkumpul akhirnya rosie berhasil duduk dan menginjak lantai dengan kaki yang beralaskan kaos kaki pink tebal itu.
Merentangkan tangan kedepan meraba pegangan besi buatan ayahnya menuju kamar mandi, Memutar knop pintu dan menutupnya. Kamar mandi yang tidak terlalu luas ini sudah diluar kepala rosie.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Melepaskan piyamanya dan membasahi diri dibawah shower berair hangat. Rosie kemudian meraih handuk yang tergantung dan meraba setiap ujung kain itu setelah menyelesaikan acara mandinya. Jika ada sebuah kancing berarti itu miliknya, se ri sengaja menjahit sebuah kancing disetiap handuk milik putri sulungnya agar tidak tertukar dengan milik putri bungsunya.
Setelah memastikan tubuhnya kering dengan handuk itu, rosie beralih ke wastafel untuk menggosok gigi. Bagaimana cara rosie mengenali sikat giginya? Mudah saja. Sikat gigi rosie sudah di beri tali pada ujung gagangnya. Kenapa diberi tali? Karna apabila suatu waktu rosie menjatuhkannya, dia tidak kesulitan untuk mencari.
Tok..tok..tok
"Rosie, ibu meletakkan sarapannya di meja nakas. Jangan lupa memakannya ya sayang." Ucap se ri dari luar pintu kamar mandi mengingatkan putri sulungnya. Rosie tidak menyaut. Dia membalasnya dengan memutar keran wastafel agar ibunya tau dia tidak macam-macam didalam sana.
"Oh ya itu omelette dan susu" sambung se ri lagi.
Rosie kumur-kumur menyelesaikan aktivitas sikat giginya. Meraih handuk kecil untuk lap mulut lalu beranjak keluar dari kamar mandi. Berjalan ke meja nakas dan meraih baju yang sudah adiknya siapkan.
Gadis blonde itu kini sudah rapi. Dia sedang duduk di meja rias dengan se ri yang mengeringkan rambut anak sulung choi itu dengan hairdryer. Setelah sudah kering se ri menguncir tengah rambut putrinya.
"Sayang ibu akan menjemput lisa, rosie ingin ikut?" Tanya se ri sambil merapikan rambut rosie.
"Aku dirumah saja ibu" jawab sulung jung hyuk ini menolak.
"Baiklah, jangan lupa makan ya sayang. Ibu tinggal dulu" se ri beranjak setelah memastikan kuncirannya rapi.
"Ibu" panggil rosie tiba-tiba.
"Hm?" Se ri berdehem bingung, jarang sekali rosie memanggilnya.
"Bisa tolong Cassette Player ku? Aku lupa terakhir meletakkannya dimana." Ucap rosie yang ingin mendengarkan musik saat makan nanti.
"Baik, ini dia. Ibu pergi" se ri mengecup pucuk kepala rosie setelah memberikan Cassette Player ke tangan anak sulungnya.
"Pssttt..lisaaaaaa" hyeri sudah berbisik geram. Apa sahabatnya itu tuli? Dia tidak menoleh sama sekali saat dipanggil sedari tadi.
"Permisi" hyeri mengangkat tanganya membuat perhatian terpusat pada gadis rambut sebahu ini.
"Mr. Rudi saya izin ke toilet" hyeri berdiri setelah mendapat anggukan dari guru bahasa inggris yang tengah menjadi pengawas pada ujian akhir semester. Saat melewati barisan lisa, hyeri sedikit menyandungkan kakinya pada meja lisa. Otomatis tangannya bertumpu untuk menjaga keseimbangannya.
Meja lisa adalah target tumpuhan hyeri. Saat mengangkat tangannya dari meja, lisa terkaget ternyata ada secarik kertas yang sahabatnya itu tinggalkan. Dia tersenyum membaca kertas itu dan melihat punggung hyeri yang menuju ke pintu.
Hyeri menggosok kedua tangannya memohon pada lisa dari luar kelas agar memberinya jawaban untuk ujian bahasa inggris ini. Jujur saja hyeri memiliki bahasa inggris yang buruk. Lisa hanya mengangguk dengan kekehannya saat melihat ekspresi memelas sahabatnya itu.
Saat hyeri kembali, lisa meletakkan gumpalan kertas di ujung mejanya agar hyeri mudah mengambilnya. Yap! Sepertinya hyeri akan tuntas dengan nilai yang baik pada ujian bahasa inggris kali ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyeri membelalakkan mata tak percaya pada lisa. Walaupun lisa tidak melihatnya, gadis berponi itu sudah tau bagaimana sahabatnya akan bereaksi. Kemudian hyeri tersenyum, lisa benar-benar konyol.
"Hyeri, apa ada yang lucu di kelas ini? 20 menit lagi ujian akan berakhir, jangan membuang waktu, selesaikan cepat kertas mu!" Mr. rudi memberi peringatan. Hyeri mengangguk malu dan segera menyalin jawaban pada kertas ujiannya.
Kriiiiing.....kriiiiing
Lisa menganga melihat hyeri yang dengan percaya diri menjadi pengumpul pertama. Dasar, sahabatnya itu benar-benar tidak tau diri. Lisa menggeleng dan memasukkan peralatan bertempurnya ke dalam tas lalu beranjak untuk menyusul hyeri.
Tiba-tiba dari balik pintu, tangan lisa ditarik oleh hyeri.
"Aish, lepaskan. Aku tau jalan ke lobby, argh" kesal lisa kesakitan.
"aku akan membawamu ke THT. Kau pasti sudah mengidap tuli akut." Ujar hyeri menjawab lisa.
"Ya! Aku tidak tuli" lisa melepaskan pegangan hyeri dan menghentikan langkahnya.
"Tentu saja akan ke mini market, 3 cup es krim kan?" Lisa langsung terseyum mendengar ujaran sahabatnya itu. Lisa berlari menyamakan langkahnya dengan hyeri dan merangkulnya. 'Tiga puluh jawaban pilihan ganda akan membuatku mabuk es krim sebentar lagi' lisa berteriak girang dalam hatinya.