Lisa terbangun saat mendengarkan suara rem tangan yang memberhentikan mobil mereka terparkir didepan sebuah villa bertingkat menghadap ke arah pantai. Bernyanyi sepanjang perjalanan bersama rosie membuatnya lelah dan tertidur. mendekat ke jendela mobil dengan antusias, lisa terlihat tak sabar ingin segera bermain air disana.
Mendengar ayahnya membuka pintu mobil keluar dari kendaraan itu membuat lisa mengalihkan perhatiannya ke arah jung hyuk yang sedang merenggangkan tubuh yang pegal karna mengemudi jauh. Se ri melihat lisa dan melemparkan senyum. membalasnya, lisa kemudian mendekati perlahan rosie dan menutup telinganya. Rosie yang terkejut pun bangun karna lisa secara tiba-tiba menyumbat telinganya.
"kita sudah sampai?" tanya rosie dengan suara sedikit serak, Lisa hanya tertawa mendengar pertanyaan kakak kesayangannya itu. Menyadari sesuatu, rosie langsung memegang tangan lisa yang ada di kedua telinganya dan melepaskan itu dari sana.
Gadis blonde ini langsung bersemangat karna seketika suara deburan ombak dan suara tiupan angin berseru ditelinganya. Se ri dan jung hyuk yang melihat ekspresi rosie hanya tertawa. Juga sebab, rosie sudah lama tidak merasakan ini.
"hei hei hei, tunggu. lepaskan dulu sepatumu" ujar lisa ketika rosie dengan cepat meraba sisinya mencari gagang pintu untuk segera keluar menuju pantai. Lisa membungkuk diduduknya dan membuka sepatu beserta kaos kaki sang kakak yang sudah bertepuk tangan antusias menuntut lisa untuk bergerak cepat. Tak lupa juga melepaskan sepatunya sendiri, lisa meraih tangan rosie dan keluar dari mobil menuju pesisir pantai.
Rosie melompat-lompat kecil sambil bergandengan tangan dengan lisa yang lebih memilih untuk berjalan santai. Merasakan kakinya menapaki pasir, rosie langsung menarik lisa untuk berlari dan membuat gadis berponi itu hampir tersungkur.
"tidak perlu berlari rosie" Sedikit lisa berteriak karna suara ombak dan angin hampir mengalahkan volume suaranya. Sangat disayangkan rosie bahkan sama sekali tidak mengindahkan tuturan sang adik dan terus berlari mengikuti nalurinya.
"lisa!" ucap rosie ketika lisa terjatuh karna tak mampu menyamakan tempo larinya dengan sang kakak. Tautan tangan mereka terlepas dan lisa yang tidak menyaut panggilannya membuat rosie bingung kemana dia harus melangkah.
Gadis blonde ini terduduk dan beberapa kali meneriakkan kembali nama lisa untuk mendapatkan petunjuk kemana sebenarnya dia harus berarah. Meraba pasir, rosie mulai merangkak di kersik halus itu. sesekali ia menutup mata untuk fokus mendengarkan sesuatu yang mungkin dia lewatkan.
Disisi lain, lisa yang tadi terjatuh dengan posisi telungkup karna tidak mampu mempertahankan keseimbangannya, sudah mulai bangkit dan berjalan menuju pantai lebih dekat. Tertawa melihat rosie yang terduduk panik sambil meraba-raba pasir.
"rosieee" teriak lisa menyadarkan sang kakak. Rosie yang mendengar sekilas namanya diteriakkan mulai memejamkan lagi matanya mengingat kembali dari mana suara itu berasal.
"rosie disini" berteriak kembali lisa memberikan tambahan petunjuk untuk membantu kakak kesayangannya.
"dimana?" tanya rosie menoleh ke sekeliling masih menerka asal suara sang adik.
"rosieee" panggil lisa lagi memberi petunjuk.
"lisa kumohon kemarilah" ucap rosie menyerah karna tidak kunjung menemukan keberadaan sang adik dengan semua petunjuk yang sudah diberikan. Itu tidak cukup!
"lisa!!" teriak gadis blonde ini lagi karna tidak mendapatkan respon dari sang adik. Juga merasa kesal karna lisa seakan-akan mempermainkannya.
"berdiri!" ujar lisa setelah terdiam memikirkan cara. Berteriak memberi perintah untuk sang kakak dari kejauhan. Rosie yang awalnya kesal akhirnya patuh pada adik kesayangannya. Sulung jung hyuk itu perlahan berdiri dan sedikit membersihkan telapak tangannya yang penuh pasir.
"sekarang tunjuk dimana menurutmu aku berada" ucap lisa melingkarkan telapak tangannya di mulut bagaikan megaphone karna sudah terlalu lelah terus berteriak.
"disini?" ujar rosie tidak yakin menunjuk satu arah sesuai nalurinya.
"rosiee!!" teriak lisa lagi memberikan petunjuk pada sang kakak yang menunjuk arah yang salah. Rosie kembali menutup matanya fokus mendengarkan.
"disini!" tunjuk rosie ke satu arah yang mendekati posisi lisa. Gadis berponi ini sedikit bergeser menempatkan dirinya tepat di arah sang kakak tunjuk.
"ya, berlarilah kemari" ucap lisa membenarkan dan mengangguk memperintahkan lagi sang kakak.
"tidak, aku tidak bisa" rosie menggeleng kuat dan melambaikan tangannya takluk. Memperlihatkan wajah takutnya pada lisa agar adiknya berhenti melakukan ini dan segera menjemputnya.
"aku akan menangkapmu" teriak lisa menyakinkan sang kakak. Urat-urat di kening dan lehernya sudah mulai timbul karna terus berteriak. lisa melakukan ini karna hanya ingin membuktikan perkataannya pada rosie.
"bagaimana jika nanti aku-" ucap rosie khawatir dan dengan cepat di potong oleh sang adik yang kembali berteriak mengabaikan suaranya yang mulai lelah.
"aku percaya kau bisa, jadi kau juga harus percaya pada dirimu sendiri" semangatnya lagi pada rosie. Matanya menyalurkan semangat dan keyakinan pada sang kakak agar bisa menaklukkan rasa takut dan khawatirnya.
"berlarilah dengan yakin" ujar lisa lagi memberi yakin pada sang kakak. Rosie terdiam sebentar dan menunduk menyakinkan dirinya sendiri. Mengangkat kepalanya, rosie menggigit jari dan mulai melangkah dengan ragu.
"ya seperti itu" ucap lisa senang dan terus menepuk tangannya agar rosie dapat mengikuti arah asal suara. Mendengar itu rosie semakin yakin dimana posisi sang adik, gadis blonde ini mulai melajukan cepatnya dalam berlari dan semakin percaya dengan dirinya sendiri.
Lisa terus bertepuk tangan dan sedikit mengejar arah tujuan sang kakak yang berlari agak menyerong tak sesuai dengan titik tunjuk pertamanya. Ketika rosie semakin dekat, lisa berhenti menepukkan kedua tangannya dan membuka dekapan siap menangkap kakak kesayangannya ini agar terjatuh tepat dipelukannya.
Rosie menutup matanya menyerahkan semua percayanya pada lisa. Gadis blonde ini tiba-tiba merasakan tubuhnya menabrak sesuatu (yang merupakan adiknya sendiri).
Tangannya dengan cepat melingkar di leher gadis berponi yang hampir tumbang menahan topangannya. Mereka berpelukan erat sampai pada akhirnya lisa sudah tidak cukup kuat menahan beban keduanya dan terjatuh di antara pasir-pasir halus pantai itu.
Terbaring dipasir, tubuh lisa sedikit terhimpit oleh rosie yang masih setia melingkarkan tangannya dileher lisa. Mengusap punggung sang kakak, tangan lisa terjatuh ke bawah melepas dekapannya. Tangan kurus itu mengepal bangga karna berhasil membuat sang kakak melakukan ini dan itu ternyata tepat seperti apa yang di-ekspektasi-kannya.
Membuka matanya perlahan rosie kehilangan rasa takutnya dan mendengar deru nafas lisa yang cepat dan dengan terburu-buru gadis blonde ini bangkit mengangkat tubuhnya sendiri dari atas sang adik.
Rosie terduduk dan membiarkan lisa agar bisa bernafas dengan leluasa dan menetralkan picu jantungnya. Menoleh ke arah sang kakak, lisa menepuk-nepuk pelan lengan gadis blonde itu menyampaikan rasa bangganya pada rosie karna sudah mau mencoba dan percaya.
"lihat? Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kau hanya perlu berhenti untuk merasa takut dan percaya bahwa akan slalu ada aku yang menangkapmu seperti ini, apapun keadaannya"
Pekanbaru, 2 Oktober 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Altschmerz
Fiksi Penggemar"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie "Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...