#27

535 88 2
                                    

Lisa dan rosie sudah berada di bathup yang ada di kamar ayah dan ibu saat ini. Berendam di air yang hangat, me-rileks-kan otot-otot ditubuh walaupun jari-jari tangan sudah tampak berkerut karna terlalu lama berendam. Rosie duduk memunggungi lisa, memberi akses kepada adiknya untuk mencuci rambut gadis blonde ini.

Sedikit berbincang-bincang ringan, kamar mandi itu dipenuhi suara sepasang gadis kembar jung hyuk dan se ri ini. Menuang sampo secukupnya dan bergerak memijat kulit kepala sang kakak sampai menghasilkan busa. Mulai dari pucuk kepala jari-jari itu bergerak sampai ke ujung-ujung rambut. Memilin rambut rosie dan membiarkannya beberapa saat.

"apa ingin aku bantu juga dengan punggungmu?" ucap lisa menawarkan diri setelah selesai dengan rambut sang kakak. Rosie menjawab dengan anggukan, kemudian dengan senang hati lisa mengulurkan tangannya menggapai body scrup dan mengaplikasikannya ke punggung gadis blonde itu. Kemudian lisa mengambil kain dan mulai menggosok punggung rosie. Setelah selesai lisa menghidupkan shower lalu membilasnya dan tak lupa juga membilas rambut rosie.

"nah sudah selesai" lapor lisa pada sang kakak. Sedikit menepuk ringan pundak gadis blonde itu lisa menyadarkan rosie yang sepertinya terlarut. Putri sulung jung hyuk ini berbalik perlahan menghadap adik bungsunya.

"sekarang giliranku, berbaliklah" ujar rosie memerintah sang adik, merengganggakan jari jemari lentik itu bersiap memberikan yang terbaiknya pada adik kesayangan.

"hm? Tidak perlu" ucap lisa menolak dengan santai tuturan rosie. Dia baru saja mengganti perban lukanya bersama sang ibu tadi. Jikalau pun iya, bukannya akan terasa perih jika luka terkena air sabun?

"kenapa? Aku bisa lisa" rosie menurunkan bahunya lesu. Apakah lisa tidak percaya bahwa dia bisa melakukannya dengan keadaan seperti itu?  Bukannya lisa juga pernah berkata bahwa banyak hal yang bisa aku lakukan tanpa harus melihat? Rosie, hanya ingin memulai dan mencobanya kali ini.

lisa melihat tatapan rosie yang menuntut penjelasan pun membuat perasaannya tak karuan. Memilih antara dua yang membuatnya bingung, memberi tau rosie dan membuatnya khawatir atau tidak dan membuat rosie salah paham.

Memantapkan hati, lisa perlahan meraih tangan rosie lalu mengarahkannya ke pelipis dimana luka itu berada, membiarkan rosie meraba dan menebaknya. Rosie yang awalnya bingung pun tiba-tiba terkaget dan menarik tangannya cepat. Gadis blonde ini dapat Merasakan dengan jelas perban itu di tiga ujung jarinya.

Perasaan khawatir dan gundahnya kemarin benar-benar memberi tanda bahwa sesuatu yang buruk memang terjadi pada adik kesayangannya ini. Napas yang tak teratur dan matanya bergetar melihat lurus kedepan berharap tepat menatap lawan bicaranya.

"apa yang sebenarnya terjadi kemarin?" tanya rosie dengan perasaan khawatir. Hal-hal buruk yang kemarin datang kembali hinggap ke pikirannya.

"Hm, aku terjatuh karna tidak berhati-hati" jelas lisa sederhana, tidak ingin membuat rosie lebih khawatir dengan dirinya. Rosie yang mendengarkan lisa tidak memberi respon apa-apa, Matanya bahkan tidak bergerak dan tampak kosong.

"tidak apa, aku baik-baik saja" ucap lisa mengelus pundak rosie menenangkan. Sudah dapat ditebak oleh gadis berponi ini bagaimana reaksi yang akan rosie berikan.

"kenapa baru mengatakannya sekarang?" tanya rosie yang sebenarnya sedikit kesal. Dia sudah bertanya sebelumnya tapi lisa malah tidak menjawabnya.

"Hanya tidak ingin membuatmu khawatir" jawab lisa sendu. Memang benar alasan kenapa lisa tidak memberitau rosie sejak awal, dia tak ingin membuat kakak kembarnya merasa khawatir.

"aku sudah khawatir jauh saat kalian belum kembali. Kau membuatku melakukannya dua kali" ucap rosie yang kesal kepada sang adik kemudian dia membuang pandangannya.

"maaf, hm?" ucap lisa sambil mengangkat tangannya megelus gemas kepala sang kakak meminta pengertian.

"bagaimana bisa? Apakah ada seseorang menyandungmu? Atau mereka mendorongmu dan kau terjatuh, Begitu? Atau-" tanya rosie bertubi-tubi, dan

"rosie, tidak ada orang lain. Aku terjatuh sendiri karna tali sepatuku terlepas." Jawab lisa cepat memotong ucapan rosie. Menghindari pikiran-pikiran buruk tercipta dikepala gadis blonde ini.

"lalu?" memiringkan sedikit kepalanya rosie meminta penjelasan lisa.

"lalu aku terjatuh dan mendapatkan luka ini" ucap lisa singkat sambil menunjuk pelipisnya dengan jari telunjuk.

"apa sakit?" rosie menyatukan alisnya mulai merasa khawatir pada lisa.

"tidak. Ini hanya luka kecil. Kau ingin menyentuhnya?" ucap lisa, dia sangat berharap bahwa rosie tidak benar-benar akan melakukannya. Lisa sangatlah bodoh jika rosie benar-benar akan menyentuhnya. Tapi nyatanya rosie justru memainkan jari jemarinya takut dan menggeleng tolak untuk tidak membuat adiknya lebih merasakan sakit. Matanya mulai bergerak cemas. Lisa yang mengerti pun dengan sigap menenangkan rosie dengan menggenggam tangan sang kakak hangat.

"hei, aku baik-baik saja rosie. Sudah, bagaimana jika sekarang kau bersihkan punggungku saja? Tawar lisa berusaha mengalihkan topik pembicaraan. Gadis berponi ini mengambil kain dan body scrub kemudian memberikannya ke telapak tangan rosie. Lisa berbalik, membiarkan rosie memulai.
























Tok..tok..tok..

"Lisaa, hyeri datang!!" Teriak se ri dari luar kamar mandi memanggil sang bungsu. Lisa hanya bergumam menjawab pernyataan ibunya kemudian menoleh ke belakang melihat rosie yang sedari tadi tak bergeming.

"Tidak apa jika kau tidak ingin melakukannya sekarang" ucap lisa lembut ke pada sang kakak. Lisa berdiri mengambil handuk untuk mengeringkan dan menutupi dirinya. Tak lupa juga mengambilkannya untuk sang kakak dan membantunya.



Pekanbaru, 18 September 2021
❤️

Altschmerz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang