"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie
"Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...
Rosie belakangan ini kehilangan aktivitasnya. Dia hanya tidur, makan, bermain gitar, dan mendengarkan musik. Seperti saat ini, rosie tengah mendengarkan musik sambil rebahan di kasurnya yang nyaman. Menenggelamkan diri dalam selimut, ditemani sebotol susu strawberry hangat yang dibuatkan oleh sang ibu.
Lama kelamaan rosie merasa lagu yang dia putar mulai membosankan. Seakan dia sudah memutarnya puluhan kali. Akhirnya dengan segala niat yang terkumpul dia bangkit dari tempat tidur menuju meja nakas dan meraih kaset pita pemberian ayahnya.
Gadis blonde itu kini duduk di pinggir ranjang, meraba beberapa tombol pada Cassette Player miliknya dan memasukkan kaset pita yang sudah berhasil rosie pilih diantara 3 kaset pita yang ayahnya berikan.
Rosie tersenyum saat lagu pertama terputar, lagu yang tidak cukup asing, lagu yang bagus, ayahnya tidak pernah lupa selera musik anaknya ini. Eric Clapton dengan album Rush. Kini gadis itu memilih kembali merebahkan diri dan menikmati alunan musik dengan hikmat. Lalu bersenandung kecil mengikuti lagu.
Time can bring you down
Time can bend your knees
Time can break your heart
Have you begging please
Begging please
Beyond the door
There's peace, I'm sure
And I know there'll be no more
Tears in heaven
"Apa kau yakin akan menemuinya?" Tanya lisa berbisik pada hyeri yang sudah beberapa menit lalu memperhatikan kembaran sahabatnya itu yang tak lain adalah sahabatnya juga.
"Aish, jangan bertanya seperti itu. Kau jadi membuat ku ragu" jawab hyeri sambil menatap lisa tajam. Dia sudah banyak berfikir tentang ini, sekarang dia sudah berada disana dan tak mungkin hyeri mengurungkan niatnya.
Lisa selanjutnya ikut memandang ke arah pandang sahabatnya itu. hyeri sudah pernah diusir sebelumnya, dia pasti sudah banyak memikirkan ini.
"Dia belum makan siang, antarkanlah itu padanya" hyeri dan lisa terperanjat kaget setelah mendengar ucapan se ri yang ternyata sudah ikut mengendap bersama dua gadis di hadapannya ini. Lisa kembali menghadap hyeri dan mengangguk, sepertinya itu lebih baik dari pada hyeri terus memperhatikan rosie dari jauh.
Menyetujui itu, hyeri, lisa, dan se ri pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk rosie. Lisa memilih menunggu duduk di meja makan sedangkan hyeri membantu se ri.
"Menurut bibi, akan jadi masalah tidak, jika aku menemuinya? Maksudku jika aku sampai berinteraksi padanya." Tanya hyeri pada se ri tentang tindakannya ini. Dia sangat tau bahwa keluarga ini sangat menjaga mood rosie, dia takut akan merusaknya nanti.
"tidak masalah, Bibi mendukungmu. Kamu pasti sangat merindukannya, lepaskanlah rindu mu nanti. Hm?" Jawab se ri seakan mengizinkan hyeri. Dia memegang pundak sahabat anaknya ini dan tersenyum teduh. Hyeri hanya mengangguk. Semoga hari ini tidak menjadi hari buruknya.
"Huft... aku harus bisaa!!" Ucap hyeri menyakini dirinya sendiri. Lisa mengepalkan tangannya ke udara memberi semangat pada sahabatnya itu. Hyeri kembali mengatur detak jantungnya yang terpicu dengan menarik nafas dan menghelanya.
Perlahan hyeri mendorong pintu yang sudah terbuka itu agar rosie menyadari seseorang telah masuk ke kamarnya. Meletak nampan makanan itu di meja dan duduk menghadap rosie di bibir ranjang.
Menyiapkan diri untuk membuka percakapan dan mata hyeri terhenti saat melihat sebuah bingkai foto dua gadis yang saling merangkul di acara ulang tahun. Ya itu dia dan rosie. Lisa yang mengambilnya. Sahabat gadis kembar itu mulai merasa haru, dulu rosie dan lisa tidak pernah absen merayakan ulang tahunnya. Sangat terasa kurang saat hanya ada lisa sekarang. Hyeri membuyarkan pikirannya dan kembali fokus pada tindakannya ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Rosie..." mulut hyeri terbuka memanggil lembut sahabat lamanya. Rosie mendengar itu langsung membuka mata, dia kenal suara itu. Gadis blonde itu perlahan mengecilkan volume Cassette Player yang ada digenggamannya.
"Apa yang kau lakukan disini? Aku sudah melarangmu datang bukan?" Ucap rosie berusaha datar. Dia sudah lama tidak bercengkrama dengan hyeri. Terakhir saat dia pulang dari rumah sakit pasca kecelakaan, itupun rosie mengusirnya.
"Maaf karna tidak mengindahkannya. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja." Jujur saja hyeri cukup gugup saat ini menghadapi rosie.
"Apa menurutmu aku akan baik-baik saja setelah menjadi orang buta? Pertanyaan konyol" rosie sedikit tertawa dengan pernyataannya.
"Aku tidak bermaksud begitu. Maaf jika itu menyinggung mu" ucap hyeri menyesal. Dia tak mengira bahwa rosie akan menjadi se-negativ ini.
Keduanya terdiam. Rosie sepertinya sudah tidak memiliki hal lain untuk dibicarakan. Jadi dia hanya menunggu hyeri memulainya lagi.
"Hm, Papa dan mama ku sudah resmi bercerai. Aku ikut bersama mama dan sepertinya itu keputusan yang tepat, semuanya jadi berjalan baik." Rosie yang membelakangi sahabatnya itu terkejut mendengar tuturan hyeri, dia ingat bagaimana sahabatnya itu menangis tidak ingin tinggal berpisah dengan orang tuanya.
"Seperti yang kau bilang, mungkin aku tidak akan betah jika hidup seatap bersama selingkuhan papa. Terima kasih sudah menyarankanku, rosie" astaga rosie benar-benar menahan kuat hasratnya untuk memeluk sahabatnya. Ini pasti menjadi tahun yang berat untuk hyeri.
"Kau slalu membantuku, aku juga ingin kau meminta bantuan. Apa kau butuh-" Tanya hyeri terputus.
"Bantu aku menutup pintu dan segeralah pulang" Rosie sudah tidak sanggup mendengarkan hyeri lagi. Dia takut bentengnya runtuh jika sahabatnya itu meneruskan cerita-ceritanya dan menimbulkan simpati rosie nantinya.
Dia takut tiba-tiba dia tidak dapat mengontrol diri pada hyeri, apa yang akan lisa pikirkan nanti? 'Memilih sahabat dari pada adik kandung sendiri? Yang benar saja' itu pasti akan membuat lisa sedih dan cemburu dengan hyeri. Mereka bisa saja bertengkar setelahnya.
"Tapi aku hanya ing-" kembali diputus ucapan hyeri oleh rosie.
"Ku mohon, pergilah. aku tidak ingin menyakitimu lebih dalam"