#58

474 90 0
                                    

Lelaki ini mengendarai mobilnya dengan santai dan tidak terlalu kencang, melintasi jalanan kota dihari yang larut sore. Melaju menuju bandara, bambam begitu tidak sabar untuk segera bertemu lisa, gadis berponi yang pernah ia lukai pelipisnya dulu. Bila diingat-ingat, Lucu juga pertemuan awal mereka.

Bambam turun dari mobil dan masuk ke dalam bangunan megah itu. memantau dengan teliti layar monitor informasi disana dan ternyata kedatangan lisa tidak sampai satu jam lagi. jadi setelah mendapatkan penerangan, bambam memutuskan untuk membeli sebuah kopi untuk menemaninya menunggu. Duduk tak jauh dari terminal kedatangan, lelaki ini memandangi orang-orang yang berlalu lalang.

Beberapa saat pun berlalu, bambam bangkit dari duduknya saat melihat orang mulai keluar dari gerbang kedatangan. Berjalan mendekat, lelaki itu berusaha mencari sahabat lamanya. Bambam pun tersenyum saat melihat lisa yang juga sedang tersenyum menatapnya kemudian mereka berpelukan. Setelah itu bambam membawakan barang-barang lisa menuju mobilnya.

"bagaimana kalau kita makan malam dulu?" tawar bambam saat mobilnya beranjak meninggalkan bandara.

"boleh. Kebetulan aku sudah sangat lapar" jawab lisa sambil mengusap perutnya yang ingin segera diisi dengan makanan khas korea favoritnya.

"baiklah. Aku akan mengantarmu pulang setelah itu" bambam tersenyum kemudian berucap membalas tuturan sahabat lamanya.


Se ri dan jung hyuk menunggu sang bungsu di sofa depan tv. Melirik jam yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam, kepala keluarga ini sedikit cemas sebab sedari tadi bambam maupun lisa tidak ada yang menghubungi mereka. Karna sudah terlalu mengantuk akhirnya se ri beranjak lebih dahulu, meninggalkan sang suami sendirian sambil menonton.

Sejam kemudian, jung hyuk mendengar sebuah suara pintu mobil yang di tutup. Dengan cepat dia bangkit dan meyakinkan diri bahwa itu sudah pasti bungsu kesayangannya. Berjalan menuju pintu lalu membukanya. Jung hyuk tersenyum melihat lisa yang sedang membantu bambam mengeluarkan barang-barangnya.

"lisa!" teriak jung hyuk tidak terlalu keras, tapi dapat didengar oleh putri bungsunya itu.

"ayah!" ucap lisa bersemangat sambil melompat-lompat kecil. Kemudian dia berlari ke sang ayah yang sudah merentangkan tangannya membuka dekapan. Jung hyuk memeluknya sangat erat, berulang kali mengecup pucuk kepala gadis berponi yang telah lama ditunggu kepulangannya.

"bagaimana kabar ayah? Ayah sehatkan?" melepaskan pelukan, lisa bertanya pada sang ayah yang tampak begitu lelah.

"ayah sehat, ibu juga sehat. Tapi rosie sedang sakit sekarang" jawab jung hyuk dengan memasang wajah murung saat mengabarkan tentang putri sulungnya.

"sakit apa?-" tanya lisa khawatir,

"ah, bambam. Terima kasih sudah menjemput lisa yaa" kehadiran bambam mengalihkan perhatian jung hyuk dari lisa.

"sama-sama paman. Kalau begitu bambam pamit paman" ujar bambam, memberikan semua barang-barang lisa kepada jung hyuk.

"tidak ingin masuk dulu?" kepala keluarga itu menawarkan.

"terima kasih, tapi tidak dulu paman. Lagi pula sudah terlalu larut, kalian juga harus beristirahat" ucap bambam, kemudian tersenyum kepada lisa.

"begitu.. baiklah. Terima kasih sekali lagi karna sudah menjemput lisa" ujar jung hyuk sekali lagi melayangkan terima kasihnya. Setelah itu bambam membungkuk pamit dan beranjak masuk ke dalam mobilnya.

"ayo masuk" ajak jung hyuk. mempersilahkan sang bungsu terlebih dahulu, sedangkan dia mengangkat barang-barang bawaan lisa yang tidak terlalu banyak.

Begitu masuk lisa langsung melangkahkan kakinya ke kamar pastel milik sang kakak. Mendengar saat jung hyuk mengatakan bahwa rosie sedang sakit cukup membuatnya cemas. Memutar knop pintu putih itu pelan, lisa masuk dengan hati-hati. Dan saat pintu terbuka sempurna, hank langsung berlari ke arah lisa. berjongkok, lisa meletakkan jari telunjuknya dibibir mengisyaratkan hank untuk tetap tenang agar rosie yang sedang tidur tidak terganggu. Puas bermain dengan hank, lisa menatap rosie. gadis itu tertidur tanpa ketenangan dan peluhnya terlihat jelas dari tempat lisa berdiri.

Altschmerz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang