Matanya terbuka pelan, menetralkan cahaya yang sudah menyinari kamar miliknya dan sang istri melalui jendela yang terbuka. Menoleh dan jung hyuk mendapati se ri bangun lebih awal kali ini. terbit senyum jung hyuk, penuh rasa syukurnya. Sang istri yang biasanya enggan bangkit dan menghabiskan harinya dengan menangis juga merenung.
Bangkit pria ini, menapakkan kaki ke lantai dan beranjak keluar dari kamar tidurnya. Jung hyuk dengan rambut yang berantakan dan jalan yang masih butuh pegangan sebab tak sepenuhnya seimbang itu tersenyum hangat didepan kamar. Begitu bersyukur saat melihat se ri berada didapur tengah mencuci piring dan ibu mertuanya yang menyiapkan bahan untuk sarapan.
Pagi ini sungguh membangun suasana riang jung hyuk, Meski tidak dapat melupakan luka kehilangannya kemarin. Kepala keluarga ini kemudian mengalihkan langkahnya untuk bergegas ke kamar sang putri yang sesampainya dia dikamar bernuansa pastel tersebut, ayah mertuanya sudah lebih dulu membangunkan gadis blonde itu. karna merasa semuanya beres, jung hyuk memutuskan untuk mandi dan bergegas berangkat kerja.
Selesai dengan tumpukan piring kotor semalam, se ri kemudian membantu sang ibu yang akan memasak untuk sarapan pagi. setelah masakan hampir selasai, ibu rosie ini menata piring dan alat makan diatas meja. Kemudian beralih, se ri menambah air ke dalam teko dan menuangkan air itu ke masing-masing gelas. sang nenek pula mengambil nampan, menata mangkuk dan alat makan disana. Disalinnya masakannya ke mangkuk itu dan dikupasnya sebuah apel.
Diwaktu bersamaan keluar jung hyuk dari kamar. masih belum mengenakan jasnya, jung hyuk menghampiri ibu mertuanya dengan kaos putih dan rambut yang belum kering sempurna.
"untuk rosie, bu?" tanya pria itu. tangannya tak berhenti mengusapkan handuk ke rambut setengah basahnya. wanita paruh baya itu mendonggak dan mengangguk ke suami anaknya itu.
"biar aku saja, hm?" ucap jung hyuk menumpuhkan kedua tangannya ke meja itu. lagi-lagi wanita paruh baya itu mendonggak dan mengangguk sambil memejamkan matanya. Terbit lengkungan manis diwajah jung hyuk membalas senyum ibu mertuanya.
"menghadapinya perlu banyak sabar. Dibanding kita semua, dia-lah yang paling merasa kehilangan" Dalam menyiapkan sarapan untuk sang cucu, wanita paruh baya itu berkata. Jung hyuk mengangguki ucapan ibu mertua dengan baik.
"iya ibu.." ucapnnya. Kemudian diperhatikannya lagi tangan lihai ibu mertua menyiapkan santapan putri sulungnya.
"tidak ada sesuatu yang kita kejar terhadap rosie, hm? tidak satupun hal yang kita tuntut darinya. Jangan ada paksaan dan jangan sampai ada amarah" ucap sang ibu mertua. Sambil menyerahkan siap nampan untuk rosie. ditatapnya jung hyuk penuh harap, membuat pria tegap ini menurunkan pundaknya luluh. Saat tampak mulai berlinang air mata dipipi wanita tua itu, jung hyuk meraih lembut tangan ringkihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altschmerz
Fanfiction"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie "Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...