#73

610 93 10
                                    

Meninggalkan rosie dengan aman pada sang suami, se ri meraih kunci mobil dan membawanya melaju menuju rumah sakit. Membawa diri dengan hati-hati, wanita ini tak ingin sesuatu yang buruk pun terjadi padanya. Kini semuanya sungguh telah sesak. Beban sudah terlampau banyak.

Jalanan yang padat, membuat ibu sang kembar ini berapi-api ditengah kemacetan. Inginnya hanya segera sampai. Setelah menghabiskan waktunya disana, akhirnya mobil yang dikendarai oleh se ri masuk ke pekarangan rumah sakit. Memarkirkan mobilnya rapi, menenteng bekal buatannya masuk ke dalam gedung megah itu.

Dikoridor yang agak ramai, se ri melangkah cepat menuju Unit Perawatan Intensif. Nampak olehnya bambam dan hyeri yang tengah duduk dikursi tunggu besi yang tersedia. Dengan sopan remaja ini berdiri dan membungkuk pada ibu sang sahabat. Menitipkan bawaannya pada hyeri, wanita ini berlalu melewati keduanya. tidak lupa menggunakan pakaian khusus, se ri masuk ke dalam ruangan untuk menemui putri bungsu kesayangannya. Menemui seseorang yang tak habis membuatnya cemas.

Gadis itu masih sama saat terakhir kali ia berpamitan. Wajah damai yang tersembunyi banyak rasa sakit, wajah yang sangat ia rindukan untuk segera memandangi dan tersenyum padanya. Lengkungan haru se ri terbit bersama jatuhnya air mata yang tak tertahan. Menyekanya mandiri, kemudian dia melangkah untuk melihat sang putri lebih dekat.

"lisa. ibu datang sayang.." panggil wanita ini lembut. meski sulit, suara bergetar itu terus dipaksa oleh empunya agar terdengar ceria. Se ri tetap tak ingin bersedih dihadapan sang putri, mereka harus saling menguatkan. Walaupun kita semua tau, bahkan jika se ri menangis begitu hebat sekarang, lisa tak akan tau-menau.


Gadis itu, masih belum dapat meraih sadarnya.  















"anak cantik ibu.. kenapa tidak hati-hati, hm?" tanya se ri. Punggung jari telunjuknya dengan halus dan pelan mengusap pipi lisa yang tersisa tanpa luka. Meninggalkan kecup hangatnya disana, berusaha melegakan pikiran buruk tentang sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada bungsu kesayangannya ini.

"maaf ibu baru datang. rosie telah diperbolehkan pulang, jadi ibu juga harus menemaninya dirumah. Tapi ibu sudah disini sekarang, ibu akan menemani lisa" se ri kemudian berucap sambil meraih tangan gadis berponi itu, seakan sedang memohon tentang perasaan bersalahnya.




"ayah bilang, lisa sangat pintar kemarin. Lisa bertahan dengan baik. Terus seperti itu, hm? Tak masalah jika perlahan sayang, ibu akan terus bersama lisa selama apapun itu" ungkap se ri. Kedua tangannya terlipat dan bertumpu diatas side rail, kepalanya menunduk turun, tangisnya kali ini harus dibungkam.

Hal yang sangat tidak mudah baginya untuk menerima bahwa keadaan lisa saat ini jauh lebih buruk dari prasangka terburuknya. Keadaan ini adalah patah hati setiap ibu. jika sekiranya bisa, ingin rasanya semua sakit itu dialihkan kepadanya. Tak terlintas lagi kecuali dan tapi, menanggung itu, se ri sungguh akan melakukannya.
















Setelah memakai penuh waktu yang diberikan, ibu si kembar ini keluar dengan mata sayu. Kembali menghampiri hyeri dan bambam, mendudukkan diri dikursi yang tak lagi diperdulikan tentang kenyamanannya. Menyambut ibu sahabatnya ini, hyeri meraih tangan se ri untuk digenggam. Dielusnya lembut punggung tangan itu, disalurkannya rasa-rasa.

Se ri pun dengan senang hati membalas genggaman itu, dia seorang ibu yang tidak mungkin tidak membutuhkan perhatian juga. Menenangkan dirinya sejenak, kemudian se ri mengajak sahabat dari anak kembarnya ini pergi ke cafetaria untuk bersama-sama menyantap buatannya. Namun bambam dengan baik menolak, dia tak ingin meninggalkan lisa.



Lengah hanya akan mempersilahkan kemungkinan buruk datang.





















Selama di cafetaria, hyeri dan se ri berbincang-bincang panjang. Gadis berambut sebahu ini menjelaskan bagaimana kondisi lisa saat terakhir kali ia menemuinya malam itu dan bagaimana lisa selama bersamanya. se ri mendengarkannya begitu cermat, seperti sudah lama sekali tidak menemui lisa.

Altschmerz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang