#21

680 99 0
                                    

Jung hyuk dan se ri sekarang berada di dapur untuk menyiapkan makan malam. Berfokus pada pekerjaan masing-masing, jung hyuk sedikit menoleh ke sang istri yang sedang menyicipi masakannya. Melihat sang istri mengangguk cukup, kepala keluarga itu melanjutkan pekerjaannya yaitu membuat jus jeruk peras.

Mengambil wadah dan berjalan menuju kulkas untuk mengambil beberapa persediaan es batu. Memasukkannya ke dalam wadah yang sudah disiapkan lalu menuangkan air jeruk perasannya. Membawa dengan hati-hati, Jung hyuk kini menyusul se ri yang sedang merapikan meja makan untuk keluarga kecil mereka.

"Sayang panggil anak-anak" se ri berucap tanpa menghilangkan fokusnya pada pekerjaannya. Jung hyuk melihat istrinya dan bergumam menjawab perintah tersebut.

Ayah dari rosie dan lisa ini Berjalan santai menuju kamar sang putri kembarnya. Mengetuk pelan pintu putih itu lalu meraih knop pintu untuk segera masuk ke dalam kamar bernuansa pastel anaknya.

Terlihatlah kini lisa yang sedang duduk membaca buku dan terguling dipangkuannya, rosie yang sedang mendengarkan musik. Keduanya terlihat sangat fokus sampai-sampai tidak menyadari sang ayah yang sudah berada didalam kamar mereka.

Tangan jung hyuk terangkat untuk kembali mengetuk pintu putri-putrinya dari dalam. Lisa langsung menegakkan pandangannya lalu menepuk pipi rosie pelan memberi tau tentang keberadaan ayahnya. Rosie melepas earphones dari kedua telinganya dan terduduk. Kepala keluarga itu mendekati kasur ikut duduk bersama kedua putrinya. Tangannya pun bergerak meraba kening lisa untuk merasa suhu tubuh sang bungsu.

"Sudah merasa lebih baik?" Jung hyuk berucap sambil mengelus kepala lisa.

"Sudah. Hanya saja tenggorokan lisa masih sakit, ayah" jung hyuk tersenyum teduh melihat lisa yang terdengar manja saat berucap.

"Baiklah, ayo. Ibu sudah menyiapkan makan malam untuk kita" rosie menoleh ke asal suara saat merasa seseorang menggenggam tangannya.

Jung hyuk, menggenggam tangannya.

Lisa dan rosie mengangguk dan mengikuti langkah sang ayah dari belakang. Mereka bertiga duduk sambil menunggu se ri selesai dan makan bersama.

Meja makan itu kini terdengar penuh oleh dentingan-dentingan dari piring dan sendok. Dengan formasi lisa duduk bersebelahan dengan jung hyuk dan se ri bersebelahan dengan rosie, mereka memulai acara makan malam.

Semuanya fokus menghabiskan makan malam mereka. Juga terlihat rosie sudah mulai terbiasa dengan situasi seperti ini, terlihat santai dan tidak sungkan. rosie telah sukses beradaptasi dengan keluarganya sendiri. Yang biasanya berbicara melalui parantara lisa karna terlalu takut, sekarang tidak. Seperti saat ini, rosie meminta sang ibu untuk menuangkan air ke dalam gelas miliknya.

Jung hyuk membersihkan mulut dan meneguk habis air yang tersisa digelasnya. Menatap rosie dengan berbinar yang kini ada hadapannya, kemudian beralih ke sang istri dan anak bungsunya.

Tangannya terangkat mengelus kepala lisa dan mengangguk ramah seperti mengatakan 'lisa makan dengan sangat baik' terpancar dari tatapannya. Lisa pun membalas senyuman itu dengan pipi yang menggembul dipenuhi makanan yang belum selesai terkunyah.

"Libur akan segera tiba. apa ada tempat yang ingin kalian kunjungi, hm?" Ucap Se ri membuka pembicaraan saat melihat interaksi ayah dan anak itu.

"Hm, benar. Mrs. krystal juga bilang waktu itu kalau kegiatan sekolah saat ini hanya class meeting menjelang pengambilan raport." Jelas Jung hyuk antusias menghidupkan topik dari istrinya

"Ada yang sedang ingin kau kunjungi rosie?" Tanya lisa.

"Aku?" Ucap rosie tegang, menghentikan kegiatan makannya tiba-tiba. Lisa pun bergumam meng-iya-kan tuturan gadis blonde itu yang kini terlihat gusar dan gugup.

"Hm, aku tidak tau" ucap rosie gugup, kemudian berdiri dari duduknya menyelesaikan makan malam. Berjalan merentangkan tangan, meraba arah menuju kamarnya.

"Baiklah, kita akan membahasnya lagi nanti" melihat kepergian rosie yang merasa tidak nyaman, lisa mengakhiri pembicaraannya. Jung hyuk yang panik justru bergerak ingin cepat segera nengejar putri sulungnya. Pria tegap itu merasa khawatir, karna tak ingin suasana dingin kembali memeluk keluarga kecilnya.

Lisa dengan sigap menahan tangan sang ayah menghentikan. Menatap jung hyuk, menyampaikan sesuatu melalui matanya. Telepati yang kuat membuat jung hyuk tak perlu bertanya apa maksud tatapan mata lisa itu. Dia kembali duduk dan Gadis berponi itu melanjutkan kembali makannya, tidak terlalu ambil pusing dengan sikap sang kakak. Lisa Melihat kedua orang tuanya, menyampaikan untuk tidak perlu terlalu khawatir.














Rosie masuk ke kamar dan menutup pintu. Menyandarkan punggungnya ke dinding dan menarik rambutnya frustasi,

"Dasar bodoh, bodoh. Apa yang aku lakukan" ucap rosie merosotkan tubuhnya ke posisi jongkok, semakin menguatkan tenaga pada jambakannya.

"Huft.. rosie kau harus bisa mengontrol dirimu, huft.." gadis blonde ini mengatur nafas dan memukul dadanya sendiri, menenangkan picu jantungnya.

"Itu pertanyaan mudah, aku hanya perlu menjawabnya" ucap rosie sambil menggelengkan kepalanya merasa bodoh dengan dirinya sendiri.

"Ah tidak-tidak, mengapa orang buta sepertiku harus memikirkan tentang liburan? Sangat tidak tau diri. Argh" rosie kembali menjambak rambutnya. Dia sudah berusaha berfikir positif tapi apa yang ada di kepala dan hatinya sangatlah bertolak belakang. Keduanya seperti bertabrakan dan berantakan.

Melakukan beberapa perlawanan guna mengalihkan pikirannya, gadis blonde kini mulai mendapatkan ketenangannya, rosie meluruskan kakinya yang menekuk dan duduk menyamankan diri.

Tiba-tiba pintu terbuka mempersilahkan lisa masuk Dengan membawa segelas air. lisa Ikut duduk setelah mendapatkan sang kakak ternyata tidak jauh dari tempatnya. Rosie yang menyadari keberadaan sang adik pun tetap diam tidak merespon.

"Ini minumlah, kau belum meneguk apapun tadi" ujar lisa menyerahkan gelas berisi air ke tangan sang kakak. Rosie memegang gelas itu dengan satu tangan dan tangan satunya langsung refleks menggenggam tangan sang adik.

Lisa dapat merasakan bagaimana tertekan rosie dari kuatnya genggaman yang sang kakak berikan. Gadis berponi itu membalas genggaman sang kakak dengan lembut menyalurkan pengertiannya dari sana. Rosie mengangkat gelas pemberian sang adik dan meneguknya hingga habis. Meletakkannya ke lantai lalu menyusul tangannya yang ada digenggaman lisa.



Pekanbaru, 28 Agustus 2021

Altschmerz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang