#12

892 139 2
                                    

Dua gadis bersahabat itu kini menikmati es krim di halte depan sekolah. Es krim di tengah hari memanglah pelepas dahaga terbaik saat ini. Melihat kendaraan berlalu lalang dan sesekali juga menebak tipe mobil. tak lupa memperhatikan gerbang sekolah agar tidak terlewat mobil jemputan masing-masing.

"Apa hubungan mu dan rosie sudah baik?" Hyeri memecah keheningan.

"Aku harap dia sudah mendengar rekaman permintaan maafku" ujar lisa sambil membuka es krim ke-duanya.

"Ha? Kau merekamnya? Ada-ada saja" hyeri sedikit tertawa mendengarnya.

"Dia tidak pernah mendengarku berbicara. Jadi aku merekamnya dan memasukkannya ke dalam Cassette Player rosie" jelas lisa sambil mengatur nafasnya.

"Kau tau, sepertinya aku akan kembali pindah ke kamar ku jika rosie sudah mendengarnya. Aku ingin dia yang menemuiku" sambung lisa kembali.

"Aku bertaruh 10 es krim corn. Dia tidak akan melakukannya." Hyeri benar-benar tidak menyangka lisa berani berharap seperti itu. Rosie sangat tinggi gengsi, hal-hal seperti itu tentu mustahil untuknya.

"Ya! Kau seharusnya mendukung ku tau" lisa mendumel pada hyeri, Sahabatnya itu bukannya mendukung, justru malah meremehkannya.

Tiba-tiba lisa melihat mobil ibunya masuk kedalam gerbang sekolah. Menggapai tangan hyeri kini mereka berdua berlari masuk ke kawasan sekolah.

"Ibuuuu" panggil lisa yang melihat sang ibu yang sedang mencari anak bungsunya di lobby.

"Hyeri ingin pulang bersama?" Tanya se ri menawarkan tumpangan pada hyeri.

"Pak ahn sepertinya akan datang sebentar lagi bibi" tolak hyeri pada tawaran ibu sahabatnya itu.

"Kalau begitu kita akan menunggunya" ucap se ri menghitung waktu itu hyeri pernah menemani lisa sampai dijemput.

"Tidak apa, bibi pulanglah" hyeri melempar senyumnya pada se ri.

"Baiklah kalau begitu, bibi dan lisa duluan ya?" Hyeri mengangguk mendengar ujaran se ri. Lisa melambaikan tangan kepada sahabatnya Dan berlari kecil menuju mobil bersama se ri.












Rosie bangkit untuk berpindah dari meja hias ke meja nakas tempat sarapannya berada. Meraba perlahan, menggambarkan sarapan pagi itu di dalam kepalanya. Ada sebuah gelas, sepertinya itu susu. Kemudian ada sesuatu berbentuk bulat dan tidak keras, sepertinya itu buah anggur?. Dan terakhir rosie meraba sesuatu yang lunak, ah sudah pasti ini omelettenya.

Rosie meraih Cassette Player dan memasangkan earphone di kedua telinganya.


Klik..

Gadis blonde itu langsung meraba meja guna mencari sendok. Tapi dia heran kenapa Cassette Playernya tidak mengeluarkan suara.




Deg..

tiba-tiba Sesuatu berputar disana. Bukan lagu, tapi sebuah rekaman suara.




















Rosie mengenal suara ini.






















Rekaman itu terus berputar dan Rosie masih setia mendengarkannya.

Tak lama setelah itu, Dia mulai menepuk dadanya yang terasa sesak. Gadis blonde ini merasa seperti ditampar ratusan kali. Kecelakaan itu ternyata tak hanya membutakan penglihatannya tapi juga membutakan hatinya. Membutakan perasaannya.














Air mata gadis blonde itu akhirnya berhasil jatuh. Hatinya hancur. Bentengnya roboh. rosie tak dapat lagi menyembunyikannya. Mendengar ini dia merasa bodoh. Kemana perginya rosie selama ini?






Altschmerz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang